Chapter 30'Arabasta

1.2K 130 25
                                    

Kini sudah pagi. Aku membuka mataku, ku lihat jika saat ini aku sudah berada di dalam tenda perempuan. Aku berdiri untuk keluar dari tenda, di luar juga sudah terlihat Luffy, Usopp, Chopper dan Vivi.

Melihat Chopper yang tiba-tiba menaiki batu membuatku bingung, "Ada apa?" Tanyaku.

"Sesuatu datang." Jawab Chopper.

Di saat bersamaan juga Ace keluar dari tenda laki-kali, "Bukankah itu angin?" Ujarnya.

Vivi tersentak ketika melihat angin yang terlihat sangat kuat, "Semua orang! Bersembunyi di balik batu! Badai pasir akan datang!" Seru Vivi ia menarikku untuk bersembunyi diikuti dengan yang lain.

"Apa di gurun hanya ada badai?!" Seru Luffy.

Vivi berseru panik, "Aku lupa memberitahu, tapi badai pasir adalah salah satu hal berbahaya di gurun!"

Badai bertambah ganas, bahkan tubuhku hampir di bawa terbang, namun untung saja Ace langsung memekukku. Seenteng itukah tubuhku sampai bisa terbang terbawa angin?

Saat badai itu hilang, Luffy dan Usopp sudah tenggelam oleh pasir. Ace membantuku untuk berdiri, lalu tangannya membersihkan bajuku dari pasir-pasir yang menempel.

Kami kembali melanjutkan perjalanan. Dan seperti biasa, Luffy kembali mengeluh padahal belum lama berjalan.

"Kau sangat bodoh! Pernahkah kau mendengar pepatah ini? 'Jika kau lapar, makanlah!'" Ucap Luffy dengan bangga.

"Baiklah, bagaimana jika kita akan istirahat di bebatuan?" Ucap Vivi.

"Yosh, semua! Ayo cepat ke batu berikutnya! Siapa pun yang menang gunting-batu-kertas harus bawa barang-barang semua orang!" Teriak Luffy dan pada akhirnya dia sendiri yang menang.

"Aku melihat bebatuan di depan!" Teriak Usopp.

Mendengar hal itu, Luffy yang sedari tadi membawa banyak tas langsung berlari secepat kilat ke arah bebatu yang ditunjuk oleh Usopp.

"Oh! Kau juga ikut, [Name]!" Teriak Luffy menghentikan larinya, tangannya memanjang dan melilit di tubuhku.

Aku terdiam dan setelah itu tubuhku langsung melesat dengan cepat ke arah Luffy, "BODOH!" Umpatku.

Luffy kembali berlari sambil mengenggam tanganku, berlari sangat cepat hingga akhirnya kami sudah berada di bebatuan.

"Sejuknya." Ucapku yang duduk di bawah bayangan bebatuan.

"Benar." Ujar Luffy sambil melihat-lihat kesana dan kemari, "[Name]! Lihat, ada burung yang terluka! Aku akan kembali untuk memberitahu Chopper! Kau tetap di sini!" Lanjutnya lalu menghilang begitu saja.

Aku mendudukkan diri di samping tas-tas yang tadi di bawa oleh Luffy, lalu mengayunkan tanganku ke depan dan terciptalah perisai tipis yang mengelilingi tubuhku dan tas-tas mereka.

Dapat ku kihat burung-burung yang Luffy katakan terluka itu berdiri dan terbang ke arahku namun tentu saja dia langsung terpental karena ada prisai.

Aku tertawa, "Kau pikir aku akan membiarkanmu mencuri tas-tas kami? Ngomong-ngomong, kau terlihat enak, apalagi saat Sanji yang memasakmu." Ucapku.

"Woi! Anjing! Cok!" Teriakku panik ketika melihat burung itu kini sudah menggigit pisau.

Eh? Tapi itu gak bakal mempan sama prisaiku, terus kenapa panik coba?

"[Name]! Ada apa?!" Tetiak Ace yang sudah tiba begitu juga dengan yang lain, dan hal itu membuatku hilang fokus yang menyebabkan prisaiku menghilang.

Sret!

TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang