Chapter 21'Loguetown

766 107 12
                                    

Smoker merasa seperti tidak asing pada warna rambut dan bentuk rambut yang seperti telinga kucing itu, ia seakan pernah melihatnya di suatu tempat.

Dan saat tangan Smoker sudah hampir menyentuh pundak gadis bersurai abu-abu tersebut, tiba-tiba saja dari sambing tangannya di cengkraman oleh seorang lelaki.

Smoker sontak menoleh ke arah lelaki yang menghentikan pergerakan tangannya, "Siapa kau? Aku belum pernah melihatmu, di tambah lagi... Aku sama sekali tidak bisa merasakan hawa keberadaanmu." Ucapnya menatap tajam sosok lelaki berambut hitam dengan iris berwarna emas.

Aku melirik ketika mendengar perkataan Smoker, ku lihat lekaki itu kini berjalan mendekatiku.

"Permisi." Bisiknya dan tiba-tiba saja ia langsung menggendongku ala bridal style.

"Apa yang kau lak—"

Slap!

"Eh?" Aku tertegun, tiba-tiba saja kami sudah berada di temp
at yang berbeda.

Aku sontak langsung menatap terkejut ke arah lelaki yang kini masih menggendongku. Merasa di tatap, ia memakaikan satu alisnya bingung.

"Ada apa?" Tanyanya seolah-oleh tak terjadi apa-apa.

"Bagaimana kau bisa melakukannya?!" Seruku.

"Melakukan apa?"

"Berpindah tempat! Kau bisa teleportasi?!"

"Oh, Itu bukan teleportasi. Aku hanya berlari."

"Bodoh! Bagaimana kau bisa berlari secepat itu?! Itu persis seperti teleportasi!"

"Karena aku kuat."

Raut wajahku yang tadinya terkejut seketika berubah menjadi raut wajah tak percaya, dan ketika lelaki itu melihat raut wajahku sekarang sontak langsung terkekeh gemas.

Rona merah tipis muncul di kedua pipiku, ketika aku baru menyadari jika tubuhku masih di gendong olehnya.

"Turunkan aku." Pintaku dan menutupi rona merah itu dengan bulu lembut anak kucing yang masih berada di gendonganku.

Lelaki itu kembali terkekeh gemas, dan mungkin sangking gemasnya ia pada sang gadis sampai mencubit pelan hidungnya.

Lelaki itu menurunkanku dari gendongannya, aku mengelus hidungku yang baru saja di cubit olehnya. "Apa-apaan itu?" gerutuku, aku kembali menatapnya. "Lalu, kau siapa?" Tanyaku.

"Namaku Ryuu." Jawabnya.

Aku mengangguk mengerti, "Aku [Name], kenapa tiba-tiba saja kau membawaku pergi dari angkatan laut tadi?" Ucapku.

Ya, aku memang hendak melarikan diri si dari Smoker. Tapi kenapa dia tiba-tiba datang dan membawaku pergi seakan-akan mengetahui keinginanku.

"Karena wajahmu seperti meminta bantuan." Jawab lelaki bernama Ryuu tersebut.

"He? Apakah begitu terlihat di wajahku?" Tanyaku.

"Ya." Ryuu menjawab dengan tangannya yang sedang bermain dengan anak kucing di gendonganku.

"Kau tidak bertanya mengapa aku ingin melarikan diri dari angkatan laut tadi?" Tanyaku.

"Tidak, kau pasti memiliki alasannya dan aku juga tidak tertarik mendengar alasan itu." Ungkap Ryuu.

Sunyi, tidak ada yang mebuka pembicaraan. Ryuu masih bermai— ralat, lebih tepatnya mengelus anak kucing di gendonganku. Dan aku sendiri hanyut dalam lamunanku yang menebak-nebak siapa lalaki ini.

Aku tidak pernah melihat ataupun mendengar namanya di alur cerita. Fiks, dia hanya karakter figuran.

Menyadari seasana menjadi sunyi, Ryuu menatap wajahku. "Kenapa diam?" Tanyanya.

TRUTHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang