Entah sudah berapa lama aku terus menghindar dari serangannya, bahkan karena males terus menghindar aku samali membuat perisai dari air. Hingga tak berselang lama, Sanji tiba dan langsung menentukan pria balet itu hingga terpental jauh.
"Sanji!" Teriakku dan refleks langsung memeluknya.
Sanji membalas pelukanku sambil mengelus rambutku, "Mr. Prince sekarang telah tiba." Ucapnya degan gagah, "Pergilah, [Name]-Chan~♡" Lanjutnya dengan nada alay dan love di kedua matanya, aku juga melihat hidungnya yang mengeluarkan darah.
Aku menyudahi pelukan itu dan mengangguk, "Ku serahkan padamu, Sanji! Dia memiliki kelemahanmu jadi hati-hati, ya!" Teriakku lalu pergi dari daerah pertempuran tersebut dan mencoba menyusul Vivi.
Aku yakin sekarang Usop dan Chopper pasti sudah selesai mengalah musuh, tapi untuk Zoro dan Nami aku tak yakin apakah mereka sudah mengalahkan musuh atau belum.
Jadi, sebaiknya aku ke mana? Aku menyeringai ketika mengingat sesuatu, Ayahnya Vivi masih culik bukan? Apa yang terjadi jika aku membebaskannya? Ayolah, membuat alur baru itu menyenangkan, ada sensasi berbeda kita melihat sesuatu yang tidak ada dalam takdir cerita.
Tapi tetep aja percuma si, aku juga gak tau lokasi mereka menculik ayah Vivi dimana.
Aku memasuki gerbang istana melihat para pemberontak dan prajurit istana yang saling berperang, pada akhirnya mereka tetap tidak mendengarkan perintah pemimpin mereka ya.
Aku menghela nafas panjang, tidak ada waktu aku harus cepat pergi ke atas istana untuk menyusun Vivi. Seandainya aku bisa Teleportasi, aku berlari menuju istana banyak prajurit istana yang mencoba menyerangku mengira jika aku adalah pasukan pemberontak.
Tapi sebelum mereka mengayunkan pedangnya mereka sudah pingsan, sedikit terkejut tapi aku tak begitu memperdulikannya karena bisa saja dia tertembak oleh pasukan pemberontak.
Saat ini aku hanya perlu fokus menuju ke atas istana sebelum Crocodile datang, Aku berhasil memasuki istana yang kosong ini, tidak ada prajurit sama sekali membuat bisa dengan cepat ke lantai atas.
Wajar saja tidak ada prajurit di dalam karena semuanya sudah di kerahkan untuk perang melawan pasukan pemberontak, aku terus berlari lalu menaiki tangga sampai akhirnya aku tiba di atas istana.
Ku lihat Vivi yang berada di sambing... siapa ya? intinya salah satu petinggi istana yang kini keadaannya sudah penuh dengan darah, saat ini mereka sedang membelakangiku dan menghadap ke arah Crocodile sudah tiba, Robin yang berada di sampingnya, dan ayah Vivi yang berada di tembok.
"Hebat juga kau bisa berada di sini, [Name]." Ucap Crocodile.
Mendengar hal itu sontak membuat Vivi menoleh ke arah belakang, "[Name]-Chan!" Serunya.
Aku mengayunkan tanganku dan air pun mulai mengikuti arah tanganku. Kedua mataku menatap tajam ke arah Crocodile yang kini hanya melihatku sambil menyeringai.
"Aku sudah membunuh manusia karet itu, bagaimana jika kau bergabung denganku setelah ini?" Ucap Crocodile sambil tertawa menjengkelkan.
Aku menggigit bibirku, "Dalam mimpimu!" Teriakku lalu mengarahkan airku ke arahnya namun ia berhasil menghindari.
Aku mendecih dan kembali mengarahkan airku dari berbagai arah untuk mengenainya agar dapat ku serang dengan jarum ice ku, intinya tujuanku harus membuat basah terlebih dahulu.
Crocodile merubah tubuhnya menjadi pasir, "Jangan main-main, sebenernya apa yang kau lakukan dari tadi?" Tanyanya mengeringkan.
Ku liat dari sudut mataku, Vivi hendak berlari untuk menghentikanku karena ia yang merasa khawatir. "Tetap di sana Vivi!" Teriakku.
KAMU SEDANG MEMBACA
TRUTH
FantasyOne Piece x Reader Aku berengkarnasi di suatu dunia yang aku sendiri tahu alur kehidupan di sana. Tapi, kurasa ini bukan hanya rengkarnasi biasa. Karena bagaimana mungkin di dunia lama dan di dunia ini namaku tetap sama? Bahkan gelombang lautan se...