2022
Kejadian kemarin tentu saja tidak bisa dilupakan oleh semua member NCT, terutama Yuta dan Jaemin sendiri. Keduanya dirundung duka dan kesedihan yang dalam, anak yang mereka nanti belum sampai lahir harus sudah pergi hanya karena keegoisan orang lain.
"Nana?" Renjun memanggil nama Jaemin pelan yang saat ini tengah melamun di depan tv, apa yang terjadi kemarin, orang yang paling terluka adalah Jaemin itu sendiri.
"Renjun" Renjun duduk di sebelah Jaemin, dia menatap sahabat cantiknya tersebut, wajah yang selalu penuh dengan rona keceriaan dan keramahan lenyap seketika, tidak ada rona di wajah tersebut, Jaemin terlihat pucat, lelah, dan sedih.
"Wae? Kau menghindari Yuta hyung?" tanya Renjun pelan.
"Aku tidak bisa menatapnya.." jawab Jaemin.
"Tapi Yuta hyung sangat mencemaskanmu, Nana." Jaemin menunduk, dia tahu suaminya juga sama terlukanya dengannya, sama sedih dengan dirinya, baby cherry bukan hanya anaknya, namun juga anak Yuta, tapi saat ini rasanya dia tidak muka menatap sang suami.
"Aku takut, Renjunnie." Lirih Jaemin.
"Apa yang kau takutkan?" tanya Renjun sembari mengusap lembut punggung Jaemin.
Harusnya Jaemin belum boleh kembali dari rumah sakit, namun sang center Dream ini tidak bisa berlama-lama di rumah sakit, hanya kesedihan yang ia rasakan di sana karena kehilangan anaknya.
"Aku takut menatapnya, aku sudah membuatnya kecewa, aku gagal menjadikannya seorang ayah." Jawab Jaemin, Renjun menggelengkan kepalanya.
"Nana, itu bukan salahmu, jangan menyalahkan dirimu, musibah tidak ada yang tahu kapan datang. Mungkin dengan ini Tuhan memberitahumu bahwa kau dan Yuta hyung belum saatnya menjaga salah satu malaikatnya." Jaemin menatap ke arah Renjun yang tersenyum kecil padanya.
"Mungkin saat ini memang belum waktunya baby cherry bersama kalian. Jangan terlalu menyalahkan dirimu sendiri. Sedih boleh namun jangan berlarut ya? Tidak apa sekarang tidak menemui Yuta hyung, tapi jangan lama-lama ya? Kasihan suamimu, ne?" Jaemin menatap Renjun dan tidak lama memeluknya erat. Renjun mengusap punggung sahabatnya tersebut.
"Kalau mau menangis, menangis saja, tidak perlu ditahan, ada kalanya seorang pria menangis, itu bukan sebuah dosa. Pria tetaplah manusia yang memiliki hati." Tak butuh lama Renjun bisa merasakan bahunya basah, kepalanya menoleh ke arah lain, dimana Yuta berdiri di sana bersama Jeno dan Mark.
Jaemin menangis dalam diam, tidak terisak, namun Renjun bisa merasakan kesedihannya. Tidak berhenti tangan Renjun mengusap punggung Jaemin.
Sedangkan di tempat Mark, Jeno, dan Yuta saat ini, suami Jaemin tersebut hanya bisa menatap punggung sang istri yang sejak kemarin tidak mau ia sentuh, tidak mau ia dekati, dan istrinya itu selalu memalingkan wajah darinya. Sakit. Yuta merasa sesak saat melihatnya istirnya seperti ini.
"Hyung, saat ini beri waktu sebentar saja ya untuk Jaemin?" Yuta menghela nafas lelah.
"Tolong jaga istriku, Jen." Jeno mengangguk, Yuta pamit pergi kembali ke dorm. Dia sudah memberitahu perihal keguguran Jaemin kepada kedua orang tuanya dan orang tua Jaemin saja, mereka tentu sedih karena cucu mereka pergi sebelum mereka bertemu dengan bayi kecil tersebut. Beruntungnya baik orang tuanya dan orang tua Jaemin tidak menyalahkan Yuta ataupun Jaemin sendiri perihal keguguran tersebut, beda kasus jika yang mendengar kabar itu kerabatnya yang lain, pasti sudah kemana-mana itu mulut.
"Hyung tidak menginap saja?" tanya Jeno, Yuta menggeleg, dia pergi kembali ke dorm lebih dulu, meninggalkan Mark di sana.
"Mark hyung.." Mark tersenyum kecil.
KAMU SEDANG MEMBACA
[YUTA X JAEMIN] Our Secret Stories
Fanfiction⚠️🅱️❌🅱️⚠️ ‼️Don't Like Don't Read‼️ Kisah dua anggota boygrup papan atas yang ternyata menjalin kasih secara diam-diam, menyembunyikannya dari para member dan fans, hanya dua keluarga yang mengetahui rahasia keduanya. Inilah cerita mereka, dua ora...