🐙65🐰

2.2K 346 10
                                    

🐙65🐰

2023

Yuta melepaskan Tuan M- Park dan Park Chio dua hari setelah Jaemin sadar, tanpa mengatakan apapun, Yuta membiarkan kedua orang itu pergi, sedangkan pria yang meracuni Jaemin sudah Yuta serahkan nasibnya pada Arashi, entah diapakan oleh Arashi, Yuta tidak peduli.

Jaemin keluar dari rumah sakit setelah tiga hari di rawat, namun sayangnya bayi mereka belum bisa keluar dari inkubator. Jaemin pulang ke kediaman Na, sebenarnya Yuta tidak terlalu senang, karena mau bagaimanapun Yuta masih tidak bisa percaya pada mertuanya, namun Yuta tidak bisa mengawasi Jaemin karena dia harus bolak-balik kediaman Na, dorm, tempat kerja, dan rumah sakit. Nyonya Na dan nenek Na adalah orang yang bisa ia percaya, beruntungnya kedua orang tuanya masih ada di Korea dan mereka membantu merawat Jaemin, setidaknya ayahnya akan mengurus Tuan Na.

***

Ini adalah minggu kedua setelah Jaemin kembali dari rumah sakit. Hari ini Jaemin nampak sumringah, kedua anaknya sudah bisa dibawa pulang dan mendapatkan perawatan di rumah, sehingga Jaemin tidak perlu cemas.

"Aku mau ikut, anata!"

"Tidak, di rumah saja, nanti aku juga kembali kemari, ai."

Jaemin mengerang kesal, suaminya satu itu tidak mengizinkannya untuk ikut ke rumah sakit menjemput anak mereka, Yuta bilang ia akan pergi dengan Nyonya Nakamoto. Jaemin ingin sekali ikut, tapi suaminya terus melarang.

"Nana, sudah menurut. Lagipula mereka tidak akan lama, nanti kau juga akan menggendong keduanya jika sudah sampai." Nyonya Na membujuk putra satu-satunya tersebut.

"Tapi eomma.." Nyonya Na mengusap kepala Jaemin.

"Yuta tidak akan membawanya kabur ke Jepang sayang, jadi percayalah." Yuta yang mendengar perkataan mertuanya hanya bisa terkekeh.

"Tenang saja ai, aku akan membawanya langsung ke rumah, tidak kemana-mana, okay? Jadi duduk manis di rumah." Jaemin merengut kecil, Yuta mencium kening si cantik sebelum pamit pergi bersama ibunya ke rumah sakit.

***

Yuta menatap kedua anaknya, putra dan putrinya, senyum terukir kecil di bibirnya, dia tidak tahu baby cherrynya yang dulu yang mana, tapi ia yakin, salah satu dari mereka adalah anaknya yang dulu pergi dari perut sang suami.

"Ayo kembali, kau ingat janjimu pada Nana kan? Akan langsung membawa mereka ke kediaman Na?" Yuta menatap ibunya yang menggendong putrinya, Kira, dia tersenyum dari balik maskernya.

"Mm."

Nathan, menjadi supir dadakan selama di Korea, menyetir dengan tenang mobil yang dinaiki oleh mereka semua. Nathan sebenarnya tak bisa menyembunyikan senyumannya, dia bisa melihat bagaimana bahagianya Yuta, dia sudah mengirim pesan pada pimpinan klan Shiroyuki, dan mereka mengatakan akan datang secepatnya ke Korea untuk menyambut dua anggota baru keluarga mereka.

Perawat mengatakan jika keadaan kedua anak Yuta membaik, namun perawatan di rumah harus lebih esktra, daripada bayi normal lainnya. Yuta dan Nyonya Nakamoto tadi mendengarkan dengan baik apa saja yang harus mereka lakukan untuk merawat kedua bayi tersebut.

"Kau tadi ingat kan kapan jadwal imunisasi dan pengecekan kesehatan si kembar?" Yuta mengangguk saat ditanya, matanya tak lepas dari kedua bayinya yang masih terlelap.

"Kaa-san, baik aku dan kedua saudariku tidak memiliki manik amber seperti kaa-san, menurut kaa-san, apa kedua anakku akan mendapatkannya?" tanya Yuta.

"Entah, kita lihat nanti."

***

"Lucunyaaa~ nak, kenapa tidur terus?" Jaemin menatap bayinya sudah kesekian kalinya, kedua bayinya nampak lelap di ranjang mereka masing-masing. Yuta geleng kepala melihat tingkah Jaemin.

"Ai, kemari sebentar." Jaemin mendekati Yuta, dia duduk di sebelah suaminya tersebut.

"Ada apa, anata?" tanya Jaemin.

"Kau ingin dipanggil apa oleh anak-anak nanti?" tanya Yuta, Jaemin yang mendengar pertanyaan sang suami nampak terdiam, dia memikirkan panggilan yang cocok untuk dirinya.

"Dulu kan kita sepakat dengan aku Papa dan kau Papi, apa masih berlaku?" tanya Yuta.

"Ah aku juga sempat menyebut kau mama, maaf.." Jaemin terkekeh dan menggeleng pelan.

"Tou-san dan Papa?" tanya Jaemin, Yuta nampak berpikir sebelum mengangguk.

"Itu saja, tapi nanti juga terserah mereka mau memanggil kita apa saat sudah bisa bicara." Jaemin mengangguk.

"Ah mereka sangat lucu..." keluh Jaemin, dia memeluk Yuta dari samping dan mendaratkan wajah kesalnya di bahu Yuta, menyembunyikannya di sana. Yuta sendiri tidak terganggu, ia tengah sibuk membaca novel jepang yang biasa ia bawa.

"Sudah dapat maaf?"

"Belumlah tentu saja."

***

PRANGG!!!!

"AKU HANYA MAU ANAKKU KEMBALII!!!"

Chio sudah tidak bisa mengendalikan Jungwoo yang semakin tidak bisa dikendalikan. Kehilangan anaknya adalah pukulan terberat untuknya, ditambah lagi kemungkinan ia bisa hamil lagi sangat kecil, bahkan hampir tidak bisa.

"Jungwoo-ya, tolong tenanglah, dengarkan aku ya?" mohon Chio.

"Hyung... hiks... anakku, mereka bisa memilikinya kenapa aku tidak?" isak Jungwoo, Chio mendekat dan menarik Jungwoo dalam pelukannya.

"Kita ke dokter ya? Oh, tidak, hyung yang panggilkan dokter ya?" bujuk Chio.

"Mereka tidak akan membantu..." lirih Jungwoo.

"Kita periksakan dulu ya? Dan tolong ikhlaskan, aku tahu ini berat, tapi aku tak bisa melihatmu terus seperti ini, ini melukaiku." Lirih Chio, Jungwoo meremat kemeja hitam yang Chio kenakan.

Park Chio dua minggu ini hanya bisa pergi ke rumah sakit saat ada panggilan, sisanya ia akan habiskan untuk merawat Jungwoo. Keluarga Jungwoo tidak bisa diandalkan, salah-salah obat yang tidak disarankan akan diberikan lagi.

Jiyoung dan Jae Eun tak bisa diajak bekerja sama lagi. Jae Eun marah padanya yang memperlakukan Jaemin dengan buruk, sedangkan Jiyoung dia dipindahkan ke rumah sakit yang ada di Jeju, karena di sana membutuhkan tenaga Jiyoung, sehingga pria itu sulit untuk dikontak.

"Jaemin, aku ingin bertemu dengannya." Ujar Jungwoo tiba-tiba.

"Kau tak akan bisa bertemu dengannya, Jungwoo-ya, keluarganya, terutama Yuta, tak akan mengizinkanmu bertemu dengan Jaemin." ujar Chio.

"Aku ingin bicara dengan Jaemin." Chio menggeleng.

"Tolong aku hyung, bantu aku, aku mohon..." Chio menatap mata Jungwoo sebelum dia akhirnya mengangguk.

***

'Aku tidak tahu apa nomorku sudah kau buang atau belum, tapi, bisakah kau memberi izin Jungwoo untuk bertemu dengan Jaemin. Dia bilang ingin bicara sesuatu dengan Jaemin.' - Park Chio

....

'Datang saja saat jamuan satu minggu lagi.' - Nakamoto Yuta

🐙65🐰

[YUTA X JAEMIN] Our Secret StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang