🐙57🐰

2K 383 28
                                    

🐙57🐰

2023

Emosi tidak stabil membuat Jaemin merasakan sesak dan nyeri pada perutnya. Chio menatap itu dan amarah yang masih melingkupi membuat ia semakin ingin memancing amarah Jaemin.

"Dia tidak sengaja bukan? Tidakkah itu juga karena kau tidak melihat sekitarmu? Bisa jadi itu bukan Jungwoo tapi member yang lain?" Jaemin terperangah, sudah luka lamanya dibuka, kini pria di depannya mengungkit kejadian yang sudah jelas.

"Tuan Park, saya peringatkan untuk Anda menghentikan ucapan Anda sebelum Anda menyesal!" peringat Arashi, dia tidak bisa mentolerir lagi.

"Kau siapanya? Aku tak yakin Yuta yang mengirimu, kau simpanannya kan? Oh! Apa jangan-jangan anak yang dikandung Jaemin itu anakmu? Kau memanfaatkan ketidakhadiran Yuta untuk mendekati Jaemin. Woah~ Jaeminnie, apa kau semurah ini?!" Jaemin mengepalkan tangannya, dia mengatur emosinya, kata-kata Chio semakin menyakiti hatinya, dia menatap ke arah gelas berisi jus persik di depannya. Dia meraih gelas itu dan-

PRANG!

"YAK! KAU GILA?! KAU INGIN MEMBUNUHKU?!" Chio berteriak marah, ia sampai naik ke atas meja dan hendak mendorong Jaemin, namun Arashi bergerak cepat dan membanting tubuh Chio.

"EIZEN! TED!" dua orang di luar segera masuk.

"Amankan Park Chio!"

Arashi berbalik menghampiri Jaemin yang terduduk dengan wajah menahan sakit, dia memegang nyaris mencengkram perutnya.

"Bertahanlah!"

***

"CUACA EKSTREM NAKAMOTO YUTA!" Johnny dan Jaehyun menahan Yuta yang nyaris berlari keluar hotel.

"Istriku sekarat sialan! Lepaskan aku! Akan aku bunuh Park Chio!" Johnny melirik Jaehyun sebelum keduanya sama-sama mengangguk.

"Maafkan aku" BUAGH!

Jaehyun, sekali lagi, membuat Yuta pingsan, dia dan Johnny meletakkan Yuta ke kasur. Member lain yang tadi ada di luar melangkah masuk ke dalam kamar.

"Bagaimana?" tanya Taeil.

"Terpaksa kami buat pingsan, bagaimana Jaemin?" tanya Johnny.

"Arashi, sahabat Yuta mengatakan jika keadaan Jaemin sudah membaik, namun dia harus rawat inap sehari. Arashi sudah menghubungi ibu Jaemin. Park Chio sudah diamankan oleh Arashi." Jawab Taeyong.

"Aku tidak tahu, apa yang Chio-sshi inginkan sebenarnya?" tanya Mark.

"Jika Jungwoo tidak bisa punya anak, maka Jaemin juga harus, seperti itu kemungkinan." Ujar Taeil, membuat mereka menatap member paling tua diantara mereka.

"Kalau memang begitu, tidakkah itu seram?" tanya Doyoung.

"Keterlaluan jika sampai ia benar membuat Jaemin kehilangan bayi lagi." Ujar Jaehyun.

"Mungkin Chio-sshi saat ini dibutakan oleh amarah, kesedihan, dan keputus asaan. Dia tidak terima dengan apa yang menimpa Jungwoo, dan mengingat apa yang menimpa Jungwoo dikaitkan dengan ucapan yang dilontarkan Jaemin, tentu dia langsung mengambil kesimpulan jika sebaikanya tidak ada yang harus memiliki anak antara Jungwoo dan Jaemin." jelas Taeil.

"Aku kira dia waras, tidak tahunya dia hanya dokter dengan pikiran tidak normal." Desis Mark, dia paling tidak suka pada orang yang berusaha menyakiti adik-adiknya.

"Dia tetaplah manusia, punya perasaan untuk marah, sedih, kecewa, dan ia sangat diizinkan merasakan perasaan putus asa. Dia melihat keadaan Jungwoo yang diperkosa, dia melihat sefrustasi dan segila apa Jungwoo saat ia tahu dia hamil dari pemerkosaan yang dialaminya, dia yang menjadi saksi bagaimana Jungwoo berusaha sembuh, dan dia juga yang menjadi saksi Jungwoo kehilangan anaknya. Tidak terlalu mengejutkan jika dia langsung bertindak seperti itu." ujar Taeyong.

"Oh astaga, kapan ini akan selesai?!" erang Doyoung.

"Ini akan selesai jika Jungwoo, dengan tulus dan dari hatinya yang terdalam mengucapkan 'maaf' pada Jaemin."

***

"Arashi, terimakasih sudah menjaganya." Nyonya Na berterimakasih pada Arashi yang mengangguk kecil.

"Saya sudah mengurus masalah media dan yang lain, saat ini saya harus pergi, saya meninggalkan dua orang terbaik saya untuk menjaga Anda, mereka juga yang akan membawa Jaemin dan Anda pulang." Nyonya Na mengangguk, ia tersenyum dan menggenggam jemari Arashi.

"Terimakasih, sekali lagi terimakasih..." Arashi mengangguk.

"Kalau begitu saya permisi." Nyonya Na mengangguk, Arashi membungkuk kecil sebelum keluar ruangan. Seperginya Arashi, Nyonya Na duduk di sebelah ranjang Jaemin, dia menggenggam jemari putranya tersebut.

"Nana... kenapa begini sekali nasibmu, nak?" lirih Nyonya Na.

CKLEK

"Jinhee..." Nyonya Na berbalik, menemukan sang suami melangkah masuk mendekatinya. Tatapan Nyonya Na berubah waspada. Pria bertubuh tinggi tegap itu menatap sosok putra mereka yang terbaring lemas di ranjang pesakitan itu.

"Mau apa kau di sini, Jae Hui? Mau merendahkan putraku lagi? Mau menghinanya lagi?!" Pria itu diam, menatap sang istri sebelum menggeleng pelan.

"Lalu kau mau apa?! Mau membunuhnya?" sinis Nyonya Na.

"Tidak" Nyonya Na mendengus kecil sebelum menatap suaminya.

"Benar, kau tidak akan merendahkan atau menghinanya karena dia saat ini hamil. Kau dan segala keinginanmu akan pewaris! Kau menjadikan putramu sebagai objek!"

"Eomma..."

***

BUAGH!!

"Berapa pukulan lagi?" tanya Arashi pada Yuta yang sudah sadar dari pukulan Jaehyun.

"Lima lagi," Yuta menatap ke arah Jaehyun yang meringis di sofa yang ada di kamarnya, di sebelahnya ada Johnny, dan tersebar di seluruh kamar ada membernya yang lain.

"Sudah hentikan, hey, arahkan kamera ke wajahnya." Tak lama wajah Chio yang babak belur terlihat.

"Chio-sshi, kau sadar apa kesalahanmu?" tanya Yuta, dia menyugar surainya ke belakang, suaranya rendah dan mengintimidasi.

"Aku dan Jaemin tidak mempermasalahkan perasaanmu pada Jungwoo, dan karena itu kami mempercayakan penanganan Jungwoo padamu, tapi aku tidak tahu jika aku akan ditusuk seperti ini olehmu. Kau seorang dokter, tahu dengan benar, jika Jaemin tidak bisa stress atau tertekan, apalagi dia pernah keguguran sebelumnya. Namun lihat apa yang kau lakukan? Bukannya menenangkannya malah semakin menyulut amarahnya." Chio tidak menjawab, dia meringis sakit, wajahnya penuh lebam.

"M-Maaf..."

Yuta diam saat mendengar kata itu, dia ingin berteriak namun dia menahannya.

"Aku tidak tahu harus menerima maafmu atau tidak, saat ini saja aku belum tahu bagaimana keadaan Jaemin ke depannya. Aku akan memaafkanmu setelah aku memastikan sendiri dengan mataku jika Jaemin baik-baik saja." Yuta menatap kosong ke arah layar ponselnya, dia menutup mata sejenak sebelum membukanya kembali.

"Sampai aku sendiri yang menghubungimu, jangan tunjukkan wajahmu di hadapanku dan Jaemin, jangan mengirimi Jaemin pesan, jangan mengganggunya, menjauhlah bersama Jungwoo sampai aku ingin melihat sosok kalian. Ah benar, kalian bisa menemuiku dengan satu kondisi, Jungwoo meminta maaf pada Jaemin, dengan tulus dan dari hatinya yang paling dalam." Yuta menatap wajah lebam Chio.

"Y-Yuta-"

"Aku bukan orang baik hyung jika menyangkut Jaemin dan anakku, mereka duniaku dan kau baru saja akan menghancurkan duniaku, jangan buat aku mengucapkan kata kurang pantas padamu. Aku harap kita tidak bertemu, kecuali Jungwoo mau meminta maaf. Jika dia sudah meminta maaf, dengan sangat tulus, penuh rasa bersalah, dan benar-benar murni dari hatinya, mari kita bertemu lagi-" Yuta menatap Chio.

"-sebagai orang asing."

🐙57🐰

[YUTA X JAEMIN] Our Secret StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang