Chapter 30

3.7K 228 2
                                    

Ihhh seneng banget gue kalian kasih banyak cinta buat cerita ini....

Sayang kalian lh pokoknya... Tinggal follow aja nih yg belum hehe

Ga maksa kok...

Dah ah... Jngn lupa vote yaa..

Happy reading:)



___________

Pukul 01.16

Vino masih berjalan tak karuan sambil memikirkan kata kata yang kembali terulang didalam fikirannya.

Terkekeh pahit"lucu yaa... Disaat seperti ini gue ga tau harus gimana.... Bahkan rasa sakit ini lebih menyayat hati gue ketimbang mendengar kebenaran bahwa Aiden macarin gue hanya karna taruhan (terkekeh lagi)... Bahkan gue ga bisa benci sama lo den... Gue terlalu cinta sama lo... Tapi cinta itu hanya ada gue genggam"

"Den gue sakitt.... Hati gue sakittt..."

Flashback.

Pada saat Aiden dan juga Bima berbicara di ruang OSIS vino yang lewat tak sengaja mendengar pembicaraan mereka.

Mereka membahas tentang taruhan konyol yang dibuat oleh Bima hanya untuk membuktikan bahwa Aiden memang mencintainya atau hanya pura pura, dan Aiden terpaksa melakukannya.

Aiden hanya tidak ingin mereka salah menilai tentang dirinya dan ia juga takut bahwa orang lain mengetahui perasaannya, pecundang... Hanya satu kata yang saat ini ada pada dirinya.

Vino mendengar semuanya dan hatinya sangat hancur, senyum yang tadinya merekah sibibir pinknya kini telah sirna. Dan air mata pun tak mampu membendung nya lagi.

"Gue cuma taruhan" bisik vino pelan agar tak terdengar sembari terkekeh.

Kemudian ia beranjak dari tempat itu namun saat ia akan melangkah dengan tak sengaja ia menjatuhkan barang yang ada disana, vino dengan reflek menutup mulutnya kemudian pergi dengan cepat.

Saat pintu terbuka yang mereka dapatkan hanyalah seekor kucing, namun hati Aiden tak tenang. Ia seperti merasakan bahwa ada seseorang disekitarnya yang mungkin mendengar obrolan mereka.

Vino pergi ke ruang kosong untuks ementara guna menenangkan hatinya yang kini sudah sangat melemah.

"Hikss... Bodoh... Hikss" vino hanya dapat menangis sembari meringkuk dirinya disudut ruangan.

"Brengsek... Hikss... " vino kembali menangis  namun ia setelahnya ia menyeka air matanya dan pergi dari ruangan itu untuk kembali ke kelas.

Flashback off

Vino mengingatnya dan ia hanya tersenyum kecut sembari masih menetes kan air matanya.

"Gue ga bisa benci sama lo.. Hikss... Gue udah hancur... Hiksss... Gue mohon jangan benci guee" ucapnya

Vino berjalan kearah jalanan raya yang sudah sepi... Vino melintasi jalanan tersebut untuk menyebrang jalan.

Namun di sisi lain ada sebuah truk pengangkut barang yang saat ini sedang melaju dari arah yang berlawanan dengan vino.

Vino menyebrang tanpa melihat kanan kirinya terlebih dahulu hingga....

Seseorang dari belakang menarik tangan Vino dengan cukup keras untuk mundur.

"LO GILA HAH?!!!!" pekik seseorang tersebut.

"Sadar vin... Sadar... "

"LO SAMA AJA INGIN MEMBUNUH DIRI LO SENDIRI!!!..." seseorang tersebut terlihat sedang memarahi Vino yang ada di hadapannya saat ini.

Vino tidak menjawab apapun dia hanya melamun menatap kosong pada satu tujuan yang ga tau entah dimana.

Kemudian orang tersebut pun menampar pipi Vino sekedar untuk menyadarkan dirinya.

Vino sedikit tersadar dan melihat seseorang yang ada dihadapannya saat ini yang sudah menampar nya tadi.

"Giooooooo....... " Vino kembali menangis sejadi jadinya.

Yah-yang menyelamatkan serta menampar Vino tadi ada lah gio teman sekelasnya.

Vino memeluk gio dengan cukup erat, ia membenamkan wajahnya ke dada gio yang cukup lebih besar dari pada Vino.

"Gue udah tau semuanya vin... Jujur gue sebenarnya kecewa sama lo tapi gue gak bisa apa apa" ucap gio sembari mengelus punggung Vino untuk menenangkannya.

__________

Saat ini Vino sudah berada di apartement gio, Vino tertidur setelah lelah menangis terlalu lama.

Gio membawanya ke apart karna Vino tidak ingin pulang untuk saat ini dan gio juga sudah memberi tahu orang tua Vino bahwa Vino sedang bersama dirinya.

_________

Pukul 09.22 pagi hari Vino terbangun dari tidurnya, terlihat matanya yang saat ini menjadi bengkak dan masih sembab akibat tangisannya selama semaleman.

Vino melihat sekitar nya, dia tau saat ini dia sedang berada ditempat siapa.

Vino beringsut dari ranjang dan pergi untuk mencuci wajahnya dan setelah itu dia keluar dari kamar.

Terlihat dari arah dapur apart gio sedang memasak sesuatu diatas kompor, Vino pun menghampirinya kemudian duduk di meja makan.

Gio yang melihat Vino sudah bangun pun  mengambilkan segelas susu yang sudah dia angetin tadi.

Dan setelah itu Gio mematikan kompornya dan menyajikan makanan yang Gio buatkan hari ini.

Vino menerimanya dengan baik lalu dia memakannya.

___________

Setelah selesai makan Vino tidak melakukan apapun begitu juga dengan Gio namun mereka masih duduk di meja makan bersama saat ini, piring makan pun telah dibereskan sebelumnya.

Gio mencoba menenangkan Vino kembali.

"Lo tau darimana tentang tadi malam dan pengakuan itu?" tanya Vino membuka suara nya.

"Gue ada di sana tadi malam... Gue melihat dan mendengar semuanya"

"Lo pasti marah kan?.... Lo pasti benci juga sama gue sekarang"

"Gue emang marah sama lo... Gue kecewa... Tapi gue ga benci sama lo... Semua orang pasti punya kesalahan"

"Tapi kesalahan yang gue buat itu fatal"

"Trus lo mencoba untuk bunuh diri gitu?... Lo kira dengan lo bunuh diri masalah lo akan selesai?.... Engga"

"Gue ga bisa benci sama lo... Kita bukan baru kenal vin... Gue kenal lo itu udah lama... Dan gue tau lo itu seperti apa"

"Jadi sekarang gue harus apa?"

"Lo tebus kesalahan lo"

"Caranya?"

"Minta maaf ke Aiden dengan tulus"

"Percuma, Aiden juga udah benci sama gue"

"Gue yakin Aiden masih punya rasa cinta nya buat lo... Lo harus bangkit... Usaha vin.... Usaha"

Setelah mendengar perkataan dari Gio Vino berfikir sejenak.

Tbc.

Vote guys

Yuks yuks ramein....

Ouh yaa kayk nya gue bisa pertimbangin lgi deh untuk buat cerita ini jadi happy end...

Kalo happy end nya Vino dengan yang lain mau?... Wkwkwk



AIDEN [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang