Chapter 33

3.3K 234 6
                                    

Ga bosen bosen nya gue untuk ngingetin lu pada buat vote yaa!!!

Okeh deh mungkin ini chapter yang kalian tunggu tunggu...

__________

Sore harinya Vino merasakan bosen berada di kamar sepanjang hari jadi dia memutuskan untuk keluar dan sekedar berjalan jalan untuk menghilangkan rasa bosannya.

Vino kini sudah merasa lebih baik dari sebelumnya, suhu tubuhnya juga sudah mulai membaik.

Vino keluar dari kamar dan pemandangan pertama yang ia lihat adalah rumah Aiden terlihat begitu sepi dan tidak ada orang disekitarnya.

Vino berjalan menusuri setiap rumah dan ruangan yang ada, hingga Vino tertuju disuatu tempat taman belakang rumah Aiden.

Vino pun berjalan kearah taman tersebut dan melihat lihat sembari menghirup udara segar yang berada disana.

Aiden melihat Vino sedang berdiri di luar taman, Aiden yang tadinya sedang memegang dokumen yang untuk dikerjakannya pun kini berubah menjadi meletakkan dokumen tersebut Aiden pun menghampiri Vino.

"Ngapain lo?" mendengar suara dari arah belakang Vino pun langsung terkaget.

"Eehh... Cu-cuma menghirup udara segar aja" jawab Vino.

Aiden pun mengulurkan tangannya untuk mengecek suhu tubuh Vino, lalu setelah itu dia pergi.

Vino mengikuti Aiden yang pergi.

"Den... Lo masih marah sama gue?"

"Lo benci sama gue setelah gue jelasin semuanya?"

"Gue mohon jawab den...gue bener bener minta maaf.... Lo kalo mau penjaraain gue juga gue udah siap"

"Gue harus apa agar lo mau maafin gue?"

"Apa lo ingin gue bersujud dihadapan lo?.... Oke akan gue lakukan"

Aiden yang sedari tadi mendengar ocehan dari Vino pun kini memberhentikan langkahnya membuat Vino yang berada di belakangnya menabrak nya dengan tiba tiba.

"Lo mau nurutin mau gue kan?" tanya Aiden saat berbalik.

Vino pun langsung menganggukan kepalanya, dan setelah itu Aiden mulai mendekatkan dirinya ke Vino.

"Jangan pernah lagi lo perlihatkan wajah lo di hadapan gue" ucap Aiden di dekat telinga Vino.

Vino yang mendengar itu pun langsung merasakan hatinya tertusuk oleh ombak yng tajam hingga menembus bagian dadanya.

Perlahan Vino mengeluarkan air matanya, setelah mengatakan itu Aiden mulai berbalik dan ingin melangkah pergi.

"Kalo itu yang lo minta.... Maka baiklah" langkah Aiden terhenti saat mendengar ucapan dari Vino.

Vino meneteskan kembali air matanya "gue akan pergi... Gue ga akan perlihatkan muka gue lagi dihadapan lo... Asalkan lo mau maafin gue... Gue bakal Terima" ucap Vino kemudian dia pergi berjalan untuk keluar dari rumah Aiden.

Aiden terdiam sejenak dan mulai memandang punggung belakang Vino yang mulai menjauh.

____________

Vino tiba dirumahnya dan dia berada dikamarnya,Vino kembali termenung seakan tidak percaya dengan kejadian tadi.

___________

Pukul 20.13 dikediaman Aiden.

Kini Aiden sudah berada diruang keluarga bersama dengan papanya, untuk membicarakan tentang kepindahan Aiden yang akan pindah dan melanjutkan pembelajaran nya di London.

"Papa harap keputusan kamu untuk menyetujui ini tidak berubah nak, semenjak kepergian dari mamah kamu hanya kamu lah satu satunya harapan dari papa... Papa hanya ga ingin perusahaan kita jatuh ke tangan yang salah"

"Aku mengerti"

"Besok setelah penerimaan rapor kamu papa akan mendatangi kepala sekolah kamu untuk membicarakan ini"

_________

Esok paginya pukul 08.45 Aiden bersama dengan papanya datang kesekolah untuk mengambil rapor Aiden.

Saat berjalan menuju arah lapangan yang sudah ramai oleh siswa siswi dan juga pada orang tua untuk pengumuman rangking dan kenaikan kelas.

Vino sudah berada di lapangan lebih dulu bersamaan dengan mamahnya.

Vino melihat kesamping kanan pada saat kedatangan Aiden, Vino hanya menatap sebentar lalu setelah itu dia fokus ke depan mendengar kepala sekolah sedang memberikan arahan.

________

Setelah acara mengumumkan rangking dan penerimaan rapor, Aiden diketahui mendapatkan juara satu umum dan harapan.

Papa Aiden mulai pergi ke ruang kepala sekolah untuk membicarakan kepindahannya Aiden.

Victor dan erick datang menemui Aiden memberikannya selamat atas peringkat yang ia dapat.

"Widih sohib guee megang tahta" ucap Victor.

"Denger denger bokap lo datang untuk membicarakan kepindahan lo ya den" sambung erick.

"Emm... Itu benar" jawab Aiden.

Vino datang dari luar dan pada saat itu dia ngin melewati jalan namun sayang nya ada Aiden dan teman temannya.

Vino yang saat ini bersama dengan gio pun dia mulai terhenti oleh langkahnya, senyum yang tadinya terukir diwajahnya pun mulai pudar saat melihat adanya Aiden disana.

Vino mulai berjalan namun dia sembari menundukan kepalanya, Aiden hanya melihat nya saja bersamaan dengan Victor dan erick.

Setelah Vino berhasil melewati Aiden Vino pun langsung dirangkul oleh gio dan berjalan untuk ke kelas mereka.

"Lo masih marah sama dia den?" tanya Victor.

Aiden tidak menjawabnya.

"Kan lo juga udah tau kebenarannya gimana.... Lo sendiri yang nyuruh kita buat cari tau yang sebenar benarnya sampe kita nemuin CCTV ditempat jalanan yang ga jauh dari kecelakaan lo itu..."

"Lo juga udah nangkep pelakunya kan... Dan udah lo siksa tuh dia sampe udah mau sakaratul maut" lanjut Victor

Yah benar Aiden telah mencari tau kebenaran dibalik kecelakaan itu setelah ada yang seseorang yang misterius menghubunginya mengatakan bahwa kecelakaan itu adalah ulah dari seseorang dan bukan Vino orangnya.

Tidak butuh berselang lama Aiden sudah mendapat kan seseorang tersebut yang diketahui orang itu adalah mahen rehandra musuh dari Vino sendiri.

Mahen juga telah mengakui bahwa dia menyuruh seseorang untuk melemparkan suatu tong yang kosong kearah Vino saat balapan itu hingga menyebabkan Vino hilang kendali dan membanting setir motornya kearah lain.

Mendengar pengakuan tersebut Aiden pun langsung marah dan mulai menyiksa mahen dengan sangat kejam, mahen berulang kali memohon kata maaf namun hal itu tidak didengarkan oleh Aiden sendiri.

****

"Gue hanya mau dia menjauh dari gue... Lo taukan  permintaan bokap gue... Gue juga ga bisa menolaknya karna dia butuh gue saat ini untuk memegang kendali perusahaannya" ucap Aiden.

Mendengar perkataan Aiden pun Victor kemudian menepuk bahu Aiden.

"Cinta emang rumit bro"

Victor, erick dan Aiden pun kemudian pergi dari tempat itu.




Tbc.

Vote nya jangan lupa lu pada!!!

Jangan main ngacir pergi aja lo setelah baca....

Dah ye nih... Kapan kapan lagi...

Kalo ada beberapa typo harap di maklumin.. Authornya kagak pake kacamata wkwkwk

Bye....

AIDEN [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang