Chapter 17

4.7K 289 0
                                    

Saat jam pulang sekolah tiba seluruh siswa pun berbondong-bondong untuk keluar dari kelas mereka, saat ini jam telah menunjukan pukul 15.00.

Aiden sudah sedari tadi menunggu vino di depan kelas nya namun vino belum juga keluar dari kelas. Dan saat 5 menit dia menunggu akhirnya vino keluar juga.

Hari ini Aiden berinisiatif untuk mengantarkan vino pulang, dan vino pun meng iyakan hal tersebut

****
Saat diperjalanan tiba tiba saja hujan deras pun turun hal itu pun membuat Aiden tidak ada pilihan lain selain singgah kerumah Aiden sebentar sembari menunggu hujan nya redah

"Tunggu sini dulu ya... Soalnya rumah lo kan masih lumayan jauh" ucap Aiden.

Vino hanya menganggukkan kepalanya, kemudian vino di ajak masuk oleh aiden.

Aiden menyuruh nya duduk di sofa sementara dia kedapur untuk mengambilkan segelas teh hangat untuknya.

Dan setelah memberikan teh hangat Aiden pun naik ke lantai atas kamarnya untuk menggantikan bajunya yang sempat basah.

15 menit sudah vino menunggu dan akhirnya Aiden pun turun dengan memberikan sepasang piama lama milik Aiden dulu karna sudah terlalu kecil untuk badan Aiden yang sekarng tumbuh dengan gagah.

Vino menerima piama yang diberikan oleh Aiden kemudian pun dia permisi untuk ke kamar tamu untuk mengganti seragam nya yang juga sempat basah.

Sementara itu bi eiji menyiapkan makan malam untuk mereka berdua, karna hujan nya sedari tadi tidak berhenti juga sementara jam sudah menunjukan jam 8 malam.

Vino sebenarnya khawatir karna papa dan mamah nya hari ini berada dirumah, namun anak semata wayang nya belum juga kembali kerumah tentu menimbulkan kekhawatiran bagi Vino dan kedua orang tua nya.

Maka dari ini Vino pun segera menghubungi kedua orang tuang nya untuk menyampaikan bahwa dirinya saat ini baik baik saja dan berada di rumah temannya.

Setelah selesai menghubungi orangtuanya Vino pun mematikannya saat Aiden memanggilnya untuk ikut makan malam bersama dengannya.

Vino segera menyusul ke meja makan dan makan malam pun berjalan dengan tenang.

. . .

Setelah makan malam selesai Vino dan Aiden hanya duduk di ruang tengah mereka sama sama sibuk dengan benda pipih yang ada di tangan mereka.

Kemudian saat Vino melihat jam sudah jam 8 lewat 30 menit namun hujan belum juga redah. Dia hanya bisa menghembuskan nafas nya pasrah.

Aiden yang melihat itu pun kemudian melihat jam yang ada di handphone nya.

"Mungkin hujan nya gak ada niatan untuk berhenti" ucap Aiden.

Vino yang mendengar hal itu pun kemudian menatap Aiden dengan sendu.

"Trus gue pulangnya gimana?" tanya Vino

"Lo nginap sini aja... Lagi pula besok kan hari minggu" jawab Aiden.

"Emang gapapa kalo gue nginap disini? " tanya Vino lagi

("Ya gapapa lah... Justru gue seneng lo nginap dirumah gue dan mungkin gue hari ini bakalan jujur sama perasaan gue)

"Gapapa" balas Aiden

"Hmm... Yaudah deh" kata Vino.

Akhirnya keadaan pun hening kembali
Aiden benar benar bingung harus bertingkah laku bagaimana karna untuknya hal ini pertama kali terjadi pada nya.

Aiden menatap Vino dari sofa yang berbeda, Vino sedang asing memainkan handphone nya.

Kemudian Aiden mendekat dan hal itu membuat Vino sadar ada Aiden disampingnya kemudian balas menatap Aiden.

"Kenapa? " tanya Vino

"Tidak ada" jawab aiden

Aiden mulai beranjak dari duduk nya dan pergi ke dapur untuk mengambil sesuatu, dan saat itu vino sedang berjalan jalan mengelilingi rumah Aiden melihat setiap sudut rumah nya yg begitu indah.
Nuansa elegan dn klasik dipadukan menjadi satu itu menjadi selera para orang yang tidak ingin hal yang terlalu mencolok membuat vino tidak berhentinya mengagumi rumah itu.

Saat sedang berjalan ke arah meja di pinggir dinding ruang tamu vino melihat ada beberapa bingkai foto seseorang yang sedang tertawa bahagia disana yang sudah pasti di ketahui itu adalah Aiden dan mamahnya, cukup banyak kenangan antara Aiden dan mamahnya dibanding dengan papah nya karna papah nya sedari dulu hanya sibuk dengan pekerjaan, berada dirumah pun saat waktu senggang dan jika Aiden ingin keluarga nya berkumpul bersama sesekali.

Mata vino tertuju pada satu bingkai coklat kecil yang berada di tengah bingkai lainnya di meja itu, dia melihat foto Aiden bersama seorang wanita tua sedang tertawa bahagia seperti tidak akan pernah terjadi sesuatu yg buruk kepada keduanya.

"Itu mamah ku" ucap Aiden dari belakang yang sudah dari kapan dia berada disana, sontak membuat vino terkaget kecil.

"Knp lo gk pernah nunjukin kebahagiaan ini lgi?... Gue lihat lo sangat bahagia seakan dunia ini tidak pernah menunjukan duka nya" vino berucap sembari masih memegang foto itu.

"Dia udh gak ada... Dn alasan utama ku tidak menunjukan itu lagi karna dia" kini Aiden beranjak pergi dan duduk di sofa dimana tadi mereka sempat duduk bersama.

Vino terdiam saat mendengar pengakuan dari Aiden, kini dirinya terasa sangat iba pada Aiden yang ditinggalkn oleh orang yang sangat ia sayangi.

"Sejak kapan mamah lo meninggal? " tanya vino yang kini sudah ikut duduk di sofa bersama.

Aiden diam sejenak kemudian dia mulai berbicara, entah ini hal yang tepat atau tidak tapi rasanya dia ingin menceritakan nya saat itu juga.

Aiden bukanlah tipe orang yang mudah terbuka dengan orang lain namun keadaan kali ini berbeda.

TBC.

AIDEN [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang