"Sorry" ucapnya sembari mengambil tasnya yang sempat terjatuh dan berjalan meninggalkan orang yang masih berdiri di tempatnya.
Walau ia tak melihat wajah orang itu tapi dirinya melihat orang itu memakai kaos dengan celana pendek dan sepatu kets, dengan perawakan yang seperti itu mungkin orang itu sedang joging di area sungai itu.
Tapi dirinya tak memperdulikan hal itu dia kembali berjalan menyusuri sungai tersebut yang sudah tak terasa hari sudah mulai petang.
Berjalan menyusuri kota yang semakin gelap, dirinya membawa sebotol bir di tangannya yang membuat dirinya sedikit mabuk namun masih sadar.
Tak kuat, dirinya duduk di dekat sebuah bangunan kosong yang agak sepi, menundukan wajahnya kebawah. Sepersekian detik matanya menjadi panas mengeluarkan buliran air mata dari pelupuk matanya itu, lagi dan lagi dirinya menangis.
Membuka topinya dan mengacak rambutnya asal, dirinya sudah tak tahan, muak rasanya menyadari hidupnya saat ini.
"Kau tak pantas hidup" ucapnya kemudian membanting botol kaca tadi ke aspal yang membuat botol itu pecah berkeping keping, tak berfikir panjang dirinya mengambil serpihan kaca itu dan kembali ia mengukir lengannya dengan pecahan itu.
Dirinya terus terisak, sakit ini tak sebanding dengan keadaan dirinya yang sekarang. Darah itu terus merembas keluar dan mulai menetes ke aspal membasahi hoodienya yang ia pakai.
"Kau bodoh, kau pantas mat--" ucapnya terpotong kala sebuah tangan menahan lengannya untuk tidak melakukan hal tersebut lebih jauh.
"Hei!! Apa yang sedang kau lakukan"ucap suara seorang pria di hadapannya dengan menahan tangannya dan merebut paksa serpihan kaca yang sudah dilumuri cairan merah pekat itu dan melemparnya ke sembarang arah.
Dengan mata sembab dirinya cepat mendongak siapa yang telah menghentikan aksinya itu. Seorang pria dengan kacamata memakai kaos dan jaket oversize dan celana jogger berdiri di hadapannya dengan menenteng sebuah kantong belanjaan.
"Biu?..kau..biu kan?"ujar pria itu.
Beberapa menit mereka terdiam, tak lama build memakai topinya kembali kemudian menghapus air matanya dan cepat cepat ingin pergi dari tempat itu.
Dirinya tau siapa pria yang ada di hadapannya dirinya tak ingin berbicara pada pria ini, belum lama dirinya berjalan dengan sedikit sempoyongan lengannya di tarik dan dirinya berbalik, pria itu dengan cepat menahan tangan build yang penuh dengan darah.
"Lepasin gue bib"lirihnya dengan tertunduk mengeluarkan suara pelan dan bergetar tanpa berbalik.
"Lo kenapa jadi kaya gin--"
"GUE BILANG LEPASIN GUE BIBLE!!" teriaknya menarik paksa lengannya dari genggaman pria itu dan berbalik kearah orang yang di sebut bible itu dengan suara yang bergetar karna menangis.
Yaa..Bible teman masa kecilnya dulu yang kini melihat dirinya menjadi seperti itu terasa sedikit menyakitkan dihati bible, pasalnya build yang dulu ia kenal sangat jauh berbeda dengan build yang sekarang.
Build yang dulu adalah seorang anak yang ceria, murah senyum dan anak yang bisa dibilang extrovert, mereka sering bermain dan menghabiskan waktu bersama kala itu.
Sebelum bible dibawa pindah ke luar negri oleh orang tuanya untuk melanjutkan sekolahnya disana, kini keduanya bertemu kembali...melihat keadaan build yang kurus dengan mata sembab dan acak acakan membuat dirinya sangat kasihan pada pria di hadapannya yang merupakan teman masa kecilnya.
"Jelasin dulu ke gua kenapa lo jadi kaya gini"ucap bible lirih.
"Bukan urusan lo"ucapnya dengan suara tertahan dan berjalan berbalik meninggalkan bible yang masih berdiri di tempatnya.
"Gua bisa anterin lo biu, lo mabuk"ucapnya sembari sedikit mengejar build.
"Jangan ikutin gua, gua bukan anak kecil lagi" sinis build sembari terus berjalan meninggalkan tempat itu.
Dengan sempoyongan dan tangan yang sakit dirinya bertahan sekuat tenaga untuk berjalan, tapi dirinya tak mementingkan itu yang terpenting dirinya ingin segera menjauh di tempat itu.
Kenapa lo balik lagi bib. Batinnya.
Belum jauh dari tempat tadi, dirinya sudah tak kuat menahan rasa pusing di kepalanya yang terus menjadi, pandangannya tiba tiba menjadi kabur dan seketika pandangannya menjadi gelap.
•••
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Putih | Bible x Build
Romance"Kedua orang tuaku sudah meninggalkan satu sama lain, kini aku hidup sendiri menghadapi dunia yang keras...aku..sungguh tak sanggup lagi" Jakapan Puttha "Rasa sakit tidak akan terlalu menyakitkan, jika kamu berhenti menghindarinya, juga kita tidak b...