yang tak pernah di harapkan

239 31 4
                                    

Semua kejadian hal baik maupun buruk yang telah terjadi adalah tarkdir. Takdir itu pilihan, bukan kesempatan yang menentukan nasib kita.

Hampir setengah jam build menunggu diruangan itu, bible yang masih berbaring tak sedikitpun menampakkan tanda tanda bahwa dirinya akan siuman.

Tangan build masih setia memegang tangan bible, mengusapnya dengan lembut, melihat wajah pucat pria itu yang kini terbaring lemas di atas ranjang rumah sakit, membuat dirinya merasa sangat bersalah.

Kenapa semuanya terjadi begitu cepat? Mengapa penderitaan selalu saja datang padanya? Bahkan dirinya merasa tak sedikitpun diberi ampun, tak hanya raganya yang lelah tapi batinnya lebih menderita dari apa yang dia rasa.

Semua fikiran, rasa khawatir, takut, juga bersalah membuat otaknya berkecamuk seakan dirinya di tuntut untuk menyelesaikan semuanya,sebagian besar dari dari dirinya sudah lelah..dirinya ingin mengakhiri semuanya, kini batin dan raganya seakan sudah tak berdaya.

Lamunan itu membuat build memejamkan matanya, dengan tangan yang masih memegang setia tangan bible yang tak berdaya, matanya yang sudah terlihat menghitam dan lelah itu kini tertidur dengan membawa beban fikirannya.

Waktu berlalu begitu cepat, pagi telah berganti menjadi siang, matahari yang semakin tinggi membuat orang orang yang berada diluar ingin segera meneduh tak tahan dengan terik panasnya.

"Build...build, bangun gua bawain makanan buat lo"

Suara seorang pria yang ia kenal, dengan tangannya yang menggoyang goyangkan tubuh build seketika bangun dari tidurnya, dengan mata yang masih berat dan nggan untuk membuka tapi dirinya paksakan.

Apo, pria itu berdiri disampingnya dengan menenteng sebuah kantong plastik hitam berukuran sedang, pria itu juga membawa tas gendong di pundaknya, sepertinya pria itu baru saja pulang dari kuliahnya.

"Gua barusan izin buat masuk, dan kata susternya boleh tapi jangan lama, soalnya yang nunggu maksimal cuma 1 orang...nihh gua kesini mau nganterin makanan buat lo, karna gua tau dari kemarin lo belum makan bahkan baju lo aja masih yang kemarin"

Pria itu bicara dengan panjang lebar, tapi benar apa yang di katakan apo...build sama sekali belum mandi atau bahkan makan dirinya tak ingin kemana mana selain menemani bible.

"Tuh bible juga udah siuman"

Mendengar itu, pandangan build ia alihkan pada bible...dan benar saja pria itu sudah sadar, build tak dapat membendung kebahagiaannya air mata turun dari matanya, syukurlah pria itu masih bertahan.

Segera build memencet sebuah tombol yang ada di dekat ranjang bible, untuk memanggil dokter...dan tak lama dokter yang mengurus bible datang dengan cepat bersama susternya.

Build dan apo pergi keluar dari ruangan ICU itu, karna dokter akan memeriksanya dan dokter juga mengatakan, bible akan dipindahkan ke ruang rawat inap jika pria itu sudah dapat di pindahkan.

Keduanya berjalan menyusuri lorong rumah sakit itu untuk menuju kantin rumah sakit yang tak jauh dari sana, duduk di bangku dan meja yang disediakan. Apo mulai membuka makanan yang tadi ia bawa terdapat beberapa makanan disana beserta minumnya.

"Nih makan"

Tak ada sautan dari pertanyaan apo, build terlihat melamun dengan tatapan kosong, apo termasuk orang yang tak tega jika melihat orang atau bahkan temannya sedang masa sulit.

Meskipun dirinya baru bertemu dengan build, tapi apo sudah menganggap build sebagai temannya. Karna apo sendiri dikenal ramah dan mudah berbaur.

"Nih makan lo pasti lap-"

"Apo, lebih baik gua pergi ya?"

Mendengar itu, yang ditanya malah mengerutkan dahinya tak mengerti dengan ucapan build, build tersenyum kecut.

"Gaada gunanya jugakan gua hidup, bahkan gua idup pun malah jadi masalah dan malapetaka bagi orang orang di sekitar gua"

Terdengar helaan nafas dari build, bahkan apo melihat build yang tak bersemangat dan tatapannya sudah putus asa, dirinya sungguh tak tega.

"Build dengerin gua"

"Biu..lo bisa panggil gua biu"

Apo terlihat diam sejenak lalu menganggukkan kepalanya.

"Oke, biu dengerin gua...banyak orang yang malah lebih menderita daripada lo, mungkin saat ini juga mereka ingin ngelakuin hal yang sama kaya lo sekarang..."

"...tapi lo tau apa yang membuat mereka bertahan? Pasti mereka punya alasan sendiri kenapa mereka masih bertahan sampai detik ini,..dan lo, lo juga pasti punya alasan kenapa lo masih bertahan sampai sekarang..right?"

Apo menghela nafas sebelum kembali melanjutkan pembicaraannya.

"Fikirin itu baik baik biu"

Perkataan itu, membuat dirinya bungkam seribu bahasa, semua yang di katakan pria itu adalah fakta.

"1 lagi, fikiran lo harus terbuka lebih luas lagi, jangan hanya liat dari satu sisi, lo temen sedari bible kecil ga mungkin kalo lo gatau semua tentang dia,...lo sekarang liat bible dia punya asma kan? Bahkan sedari kecil dia punya penyakit itu dan harus berjuang buat dirinya sendiri, lo pernah berfikir ga gimana dia lewatin masa masa sulit itu semua? Dan gimana kalo misalnya bible pun pernah ada keinginan kaya lo? Dengan dalih yang sama? And u know what?ga semua orang nampakin rasa sakit dan penderitaan dia ke orang lain atau orang terdekat sekalipun.."

"Mereka cuma pengen ngeliatin sisi terkuat versi mereka, dan lebih menyembunyikan rasa pahit hidup mereka, gua ga bermaksud ngebandingin itu tapi kita bicara dari sisi lainnya"

Apo menepuk punggung build yang menunduk dan mengusapnya perlahan.

"Biu...lo harus jadi orang yang bisa support dia, kasih positive vibes buat dia, meskipun gua tau itu bakal susah banget buat lo tapi seenggaknya cara itu juga buat nyembuhin mental lo, apalagi sekarang yang bible punya disini cuma lo...dan cuma lo yang dia percaya"

"Gue harap lo ngerti apa yang gua bilangin semua ke lo,...dah sekarang kita makan dulu keburu dingin nih"

Semua perkataan yang di lontarkan apo, membuat dirinya sedikit demi sedikit sadar, bahwa tidak hanya dirinya yang menderita disini, bahkan build tidak pernah berfikir apa yang dilalui oleh pria itu.

Build hanya memikirkan dirinya sendiri, bahkan dirinya baru sadar jika selama dirinya bersama bible, pria itu tidak pernah bercerita sisi terburuk darinya. Yang build lihat hanya lah versi terluar dari diri bible.

Apakah dirinya telat untuk menyadari ini semua dan meminta maaf pada pria itu? Apakah bible masih dapat menerima dirinya?

"Makasih po...makasih buat semuanya, gua bakal nyoba yang terbaik."

Apo yang sedang lahap makan, berhenti sejenak menoleh pada build mengangguk sembari tersenyum padanya.

••••

Hitam Putih  | Bible x Build Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang