Bukankah semua orang mempunyai titik terendah dari diri mereka?dari masa lalu yang mungkin tak akan hilang dari fikiran dan terus melekat disana, cerita sedih, senang, kecewa, itu semua telah di alami build selama dirinya hidup.
Bahkan build sendiri tak munafik, jika dirinya masih mengingat masa masa manis sewaktu kecil, bersama keluarga maupun temannya, menikmati waktu bersama, menghabiskannya dengan berjalan jalan.
Bahkan dari benaknya tak pernah terfikir jika kejadian manis itu hanya terjadi sekejap, tapi... Dirinya sadar inilah hidup inilah kenyataannya, dunia berputar, disinilah titik terendah dirinya.
Lelah dengan hidupnya lelah dengan dirinya sendiri. Tidak seorang pun, dan tidak akan ada yang bisa membebaskanmu dari rasa sakit itu kecuali dirimu sendiri.
Build menahan tangan bibble dengan cepat, menarik tangan itu memeluk tubuhnya dengan erat, dirinya benar benar lelah menghadapi semua kenyataannya.
Membiarkan air mata yang sedari tadi ia tahan lolos dari pelupuk matanya membasahi baju bibble, lengannya memegang erat baju belakang bibble.
Bibble sendiri tak banyak berucap, dirinya lebih memilih membiarkan terlebih dahulu build untuk mengeluarkan semua air matanya sampai pria itu merasa sedikit tenang, membiarkannya terus menangis di pundaknya, menyalurkan ketenangan dengan mengusap punggung pria itu lembut.
Isak tangis pilu itu masih terdengar di telinga bibble, tangisan yang bahkan belum pernah dirinya lihat dari seorang build, dirinya menyadari betapa beratnya hidup build saat ini, apa yang telah di lalui pria itu saat ini pasti tidaklah mudah.
Tapi bibble merasa bangga akan pria yang berada di pelukannya ini, dirinya mampu melewati masa itu sendirian, meskipun dirinya tau jika pria itu terus menerus mencoba ingin mengakhiri hidupnya.
Bibble bertekad dirinya tak akan pernah membiarkan semua yang ada di fikiran build itu terjadi, sebisa mungkin dirinya akan menjaga build, selama dirinya masih hidup dia akan mencoba membangun kembali diri build yang hancur.
"G-gue...udah ga sanggup bib, udah ga tahan...sama diri gue sendiri" isak build masih dalam pelukan itu.
"Rasanya...apa yang gua lakuin saat ini...gaada artinya, gue...udah bener bener cape bib, hidup gua hampa...hidup gua kosong..."
Bibble menghela nafas, dirinya harus mencoba membuat build hidup kembali, memberi pria itu dorongan dan mencoba menenangkan pria itu dengan terus mengelus punggungnya.
"Di dunia ini kita semua diberi kebahagian dengan jalan yang berbeda, dimasa depan nanti lo bakal kembali ngerasain apa itu kebahagian dan ketenangan maupun kesenangan...meski gua tau apa yang lo laluin saat ini ga mudah buat lo hadepin sendiri...."
"Lo sahabat gua, gua tau lo pantang menyerah, lo sumber kebahagian semua orang termasuk gua, gua yakin lo bisa laluin ini semua biu gua yakin, jangan pernah ngerasa sendiri, gua disini, gua sama lo, gua tepat di hadapan lo...kita bisa lewatin ini semua" timpal bibble.
Tangisan itu mulai mereda, build melepaskan pelukan itu, dengan mata yang merah dan membengkak karna menangis, tatapan matanya begitu sayu.
Bibble meraih tangan pria itu, menggenggamnya erat sembari tersenyum ke arahnya.
"Hal tersulit dalam hidup adalah memaafkan. Justru kebencian itu akan merusak diri lo sendiri..."
"...Gua yakin lo bisa" lanjutnya.
"Gua juga manusia bib, gua punya perasaan, gua gagal jadi diri gua sendiri, g-gue bener bener cape, bahkan setiap langkah kaki gue selalu ga berarti, gue emang bodoh!" Menampar pipinya sendiri, menyalurkan semua emosinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Putih | Bible x Build
Romance"Kedua orang tuaku sudah meninggalkan satu sama lain, kini aku hidup sendiri menghadapi dunia yang keras...aku..sungguh tak sanggup lagi" Jakapan Puttha "Rasa sakit tidak akan terlalu menyakitkan, jika kamu berhenti menghindarinya, juga kita tidak b...