Semakin besar pilihan seseorang terhadap sesuatu, maka semakin besar pula pengorbanan yang harus ia berikan.
Job yang mendengar suara tembakan beberapa kali segera berjalan kearah asal suara tersebut, dirinya mengira jika jeff atau bass lah yang telah menembak build, belum sampai dirinya pada tempat yang dituju job diam dan mebelalakan matanya kala melihat orang yang berdiri tepat di hadapannya saat ini.
Ya, build tepat berada di hadapannya sekarang, tak jauh dari sana pun dirinya melihat jeff yang terbaring dengan keadaan bersimbah darah juga terikat, tanpa fikir panjang job mengeluarkan alat setrum dari balik jas nya, belum sempat mendekat bass lebih dulu menendang benda itu dari tangannya sampai terpental agak jauh.
Tak hanya itu bass pun menendang perut pria itu sampai tersungkur ke lantai, job tak mengerti mengapa bass melakukan itu bukankah dia berada di pihaknya dan jeff? Bass berjalan kearah alat setrum yang tergeletak lalu mengambilnya, kembali berjalan ke arah job.
"D-dasar peng-khianat."
Lirih job sembari memegangi perutnya yang sakit, mendengar itu bass tersenyum miring lalu mendekati job dan jongkok di hadapan pria itu.
"Sorry, but yu're not my friend."
Balasnya sembari menyetrum tubuh job sampai pria itu tak sadarkan diri. Dan melakukan hal yang sama juga seperti yang dirinya lakukan pada jeff.
Build sudah lebih dulu berlari ke arah depan untuk melihat bible, yang dirinya sendiri tak tahu bagaimana keadaan pria itu saat ini. Sebelum dirinya sampai pada pria itu build tertegun sejenak melihat keadaan apo dan bible.
Build segera mengambil inhaler yang tak jauh dari dirinya berdiri, dengan cepat menghampiri keduanya, keadaan bible dan apo benar benar berantakan banyak lebam dimana mana, luka tembakkan di kaki apo juga bible yang masih diambang sadar karna sesak nafas.
Segera build mendekatkan benda itu ke arah mulut bible, dan dengan cepat bible menghirup benda itu, tapi itu tak membuahkan hasil pria itu masih terlihat sesak pada dadanya.
Dan tak lama bass menyusul dan langsung membuka ikatan pada kaki juga tangan apo, begitupun build yang membuka ikatan pada tangan dan kaki bible. Setelah terlepas segara build memeluk tubuh lemas pria itu memeluknya sangat erat.
"Maafin gua bib."
Lirihnya masih di pelukan bible, pria itu tak membalas dan hanya diam.
Setelah terlepas apo berdiri dan berbalik dengan kaki pincang menghadap bass lalu dengan cepat memukul pipi pria itu sampai tersungkur, build yang melihat itu kaget.
"Lo pengkhianat an-"
"Apo udah ini bukan saatnya berantem lagi, dia udah bantuin gua buat lepas dari mereka."
Mendengar itu apo lalu menantap build dengan tatapan marah, lalu dirinya terdiam.
"Kita harus ke rumah sakit bible harus segera ditangani, gua khawatir."
Lirihnya sembari menangis dan membantu bible untuk berdiri, begitupun apo dirinya dibantu oleh bass untuk berjalan, apo sedikit merasa bersalah karna telah salah sangka akan bass.
Baru beberapa langkah mereka berjalan, bible yang sudah tak tahan lalu pingsan yang untung saja itu ditahan oleh build, dan kini pria itu berada pada pangkuan build dengan mimik muka yang sudah sangat khawatir dan panik.
"Bib..bib bangun..gua mohon."
Isaknya sembari mencoba membangunkan pria itu.
Selang beberapa detik terdengar dari luar, seperti beberapa orang yang berlari mendekat ke arah mereka dan terlihat sekiranya 4 orang disana, dengan salah satunya yang dikenal oleh apo.
Pria itu segera mendekat ke arah apo dengan wajah yang khawatir. Dan 3 orang lainnya yang tidak lain itu adalah polisi segera masuk ke dalam ruangan itu untuk menangkap jeff dan job.
"Maaf saya telat."
"Tak apa sayang, aku masih baik baik saja tapi tidak dengan bible kita harus segera membawanya ke rumah sakit."
Ya,pria itu adalah pacar apo, sebelum tadi dirinya masuk untuk membantu bible lebih dulu apo menelpon mile tapi telpon itu tak kunjung juga di angkat, kemudian dengan cepat mengirim pria itu pesan.
"Ayo kita tak banyak waktu, aku yang akan membawa mobil."
Ucap bass kemudian.
~~~~~
Lagi dan lagi kejadian ini terulang kembali, sampai kapan dirinya akan menyakiti orang orang terdekatnya?kenapa mereka juga harus merasakan hal sama seperti dirinya, akankah dirinya terus menyusahkan mereka seperti ini?"Bib untuk yang terakhir kalinya, tolong kasih gua kesempatan sekali lagi buat bisa liat lo kaya biasanya."
"Tolong maafin gua."
Isaknya sembari memegang tangan bible erat, yang saat ini terbaring di atas ranjang rumah sakit. Untuk kesekian kalinya.
Dan sekarang dirinya tidak tahu harus menyalahkan siapa, takdir atau kehendak manusia yang memang mau manusia lainnya menderita karna ambisinya sendiri.
Untuk kesekian kalinya build melihat selang oksigen itu terpasang kembali pada bible, build sungguh tak ingin kejadian itu terulang kembali di tempat ini.
Menahan isak tangis sembari dirinya menunduk ke arah lantai, meratapi hidupnya yang sangat tidak berguna dan selalu membuat orang lain masuk dalam masalahnya. Menjambak rambutnya sendiri untuk meluapkan emosinya.
Tiba tiba tangannya di pegang dengan tangan yang cukup dingin, dirinya mendongak menatap manik mata pria yang terbaring di atas ranjang itu dengan tatapan mata sayu.
Dengan pelan pria itu menggelengkan kepalanya pelan, hal itu membuat hati build berdesir dan kembali menguarkan air mata itu tanpa bersuara, build meraih tangan yang cukup dingin itu lalu dengan kedua tangannya ia eratkan agar pria itu merasa hangat.
Tangan bible yang lemas menarik tangan build agar lebih dekat padanya, dan dengan lembut tangan itu menyeka air mata build yang terus keluar.
"Maaf bib." Cicitnya
Tak berselang lama pintu itu diketuk oleh seseorang dari luar, kemudian terlihat seorang pria mengenakan jas hitam dengan kacamata masuk kedalam ruangan itu sembari menenteng sebuah kantong plastik hitam.
"Build lo makan dulu, gua bawain makan tadi juga gua udah keruangan apo dan nganterin makanan kesana."
Build tersenyum kecil sembari mengangguk.
"Makasih bass."
Ya, bass sudah memberi tahu mereka tentang dirinya yang dibilang pengkhianat kepada bible, tapi ternyata tidak. Bass memberitahu jika dirinya sengaja melakukan itu, justru bass cerdik dirinya mencari cara sendiri agar bisa lebih leluasa mengetahui tentang jeff dan rencana yang akan pria itu lakukan tanpa sepengetahuan siapa pun.
Sebenarnya bass tidak suka pada jeff karna kesombongan dan keangkuhan pria itu, yang membuat dirinya merasa tidak nyaman.
Sebelum awal pertemuan bass dan bible waktu itu, sebenarnya bass sudah kenal dengan jeff karna ayahnya bass pernah ada ikatan bisnis dengab ayah jeff dan keduanya cukup dekat.
Dari kedekatan itu jeff lebih sering cerita pada jeff, bukan tentang dirinya ataupun keluarga pria itu sendiri, tapi tujuan jeff datang ke negara kelahiran ayahnya kembali untuk membalas dendam. Maka dari itu bass mencoba untuk masuk pada permainan jeff untuk membantu apo dan bible, karena bass dan apo adalah teman sewaktu kecil jadi dirinya tau bagaimana sifat apo.
••••••
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Putih | Bible x Build
Romance"Kedua orang tuaku sudah meninggalkan satu sama lain, kini aku hidup sendiri menghadapi dunia yang keras...aku..sungguh tak sanggup lagi" Jakapan Puttha "Rasa sakit tidak akan terlalu menyakitkan, jika kamu berhenti menghindarinya, juga kita tidak b...