childish

263 36 2
                                    

Bagaimana reaksimu ketika merawat seseorang yang seumuran denganmu? Tapi, bedanya sifat manjanya melebihi anak kecil yang merengek minta dibelikan es krim.

Siapa lagi kalo bukan bible...ya build harus ekstra sabar menghadapi lelaki satu ini, ketika pria itu sakit maka tingkat manjanya 2x lipat melebihi orang dewasa pada umumnya dan pastinya tingkat kesabaran build pun harus lebih ekstra..bahkan build sendiri tak habis fikir dengan pria satu ini.

Contohnya, pagi ini build membuatkan sarapan omellete untuk bible dan mengantarnya ke kamar pria itu...bible meminta untuk ditemani dan minta di suapi oleh build.

Build sendiri tidak masalah akan hal itu, tapi yang membuat dirinya merasa kesal adalah...pria itu lama mengunyah makanannya karena terlalu banyak berbicara banyak hal, build yang sedari tadi mendengarnya merasa gendang telinganya akan segera pecah.

Tak hentinya build pun menyuruh bible untuk segera menghabiskan makanannya, tapi seperti yang kalian tahu bible tak pernah mendengarkan build, sangking kesalnya build ingin keluar dari kamar pria itu dengan menyimpan sisa makanan bible di kasur pria itu..belum lama dirinya berjalan bible berkata.

"Kalo lo keluar gua gaakan habisin makanan, gua juga gamau minum obat."

Kesal bukan? Huh...masalahnya ini masih pagi dan build masih banyak pekerjaan di rumah itu, dirinya sudah lelah menghadapi sikap manja bible saat ini.

"Yaudah jangan di makan."

Tanpa menolehkan kepalanya build kembali berjalan untuk keluar kamar.

"Pliss biuu...ini yang terakhir janji dehh"

Build menghela nafas pelan, lalu berbalik menghadap bible yang sedang merengek padanya, berjalan menghampiri bible kembali.

"Janji ya?"

"Janji."

Bible mengangguk semangat, build mengambil kembali piring tadi..lalu mulai menyuapi bible lagi sampai makanan itu tak tersisa.

Build mengambil gelas dan obat lalu menyodorkannya pada bible, tanpa komentar pria itu mengambil beberapa pil obat dari lengan build lalu meminum habis semuanya.

Tak lama, build membereskan piring dan menyimpannya ke nampan untuk di cuci, baru saja dirinya berdiri lengan bible menahan tangannya yang membuat build berbalik menghadapnya.

"Apa lagi sii bib"

"Duduk dulu bentar"

"Tapi gua ma-"

"Bentar biu 5 menit doang."

Menghela nafas, build terpaksa duduk dan menyimpan kembali nampan yang berisi piring kotor itu di meja.

"Ken-"

Build kaget kala bible tiba tiba memeluk tubuhnya, sebenarnya apa yang terjadi dengan pria ini?.

"Lo kenapa?"

Build kebingungan, dirinya tak membalas pelukan itu tapi build biarkan bible memeluknya..tanpa memberontak.

"Gua gapapa, gua sehat..sehat banget malah karna lo udah mau ngurusin gua, udah mau gua repotin dan lo bisa ngadepin sikap kekanak-kanakan gua.."

"..makasi yaa biu..makasi dan maaf"

Bible semakin mengeratkan pelukannya pada tubuh build. Build yang mendengar perkataan bible itu seketika tangannya bergerak membalas pelukan bible..sembari mengelus punggung pria itu sembari mengangguk.

"Lo ga perlu minta maaf, malahan harusnya gua yang minta maaf..gua yang selalu nyusahin lo, numpang di rumah lo..dan harusnya gua yang makasi karna udah nemenin gua.."

"..dan makasi karna udah bertahan."

Hening. Untuk beberapa saat tak ada percakapan di antara keduanya, pelukan itu masih mereka lakukan..saling menyalurkan kenyamanan satu sama lain.

"Gua gatau bakal sampai mana gua bertahan biu..gua gatau sampai kapan gua bakal bertahan dengan penyakit yang bertahun tahun hidup sama gua.."

"..gua selalu takut, gua khawatir biu..karna gua tau penyakit gua gaakan pernah sembuh...tapi bersyukurnya gua masih bisa ketemu sama lo untuk yang kedua kalinya, gua seneng banget biu.."

Bible tersenyum kecut.

"...mungkin kalo gaada lo sampe hari ini, gua mungkin udah gaada..karna kalo bukan tanpa lo gua gaakan bisa hidup sejauh ini."

Tak tertahan lagi..build mengencangkan pelukannya, sedikit mencakar punggung baju bible..dirinya sungguh tak tahan.

"Mungkin lo berfikir, gua masih punya orang tua..dan gua ga kesepian dan nyeritain semua hal ke mereka, itu salah..salah besar faktanya gua nyimpen beban itu selama bertahun tahun sendiri, bukannya gua gamau tapi setiap kali gua mau cerita..mereka sibuk, sibuk sama pekerjaan masing masing tanpa perduliin gua sedikitpun.."

"..walaupun gua sama orang tua gua tapi gua berasa sendiri, mungkin mereka berfikir, dengan uang yang terus mereka kasih ke gua itu bakal buat gua diem dan seneng, tapi ngga sama sekali..gua ga butuh uang, gua ga butuh apa apa..tapi gua cuma mau di perhatiin dan disayangi layaknya sebuah keluarga..itu alasan kenapa gua mau pindah kesini biu."

Akhirnya build tau, mereka mempunyai ketakutan yang sama dan trauma di masa lalu..padahal jauh dari lubuk hatinya build memohon agar rasa sakit ini hanya dirinya yang ia alami, dan ternyata tidak.

Setiap orang mempunyai trauma begitupun dengan cerita hidupnya masing masing, semua itu mereka salurkan dengan cara yang berbeda beda, mungkin sebagian lainnya akan bungkam dan tetap diam menyimpan semua penderitaannya sendiri..dan begitupun sebaliknya.

Jika seperti ini..bukankah mereka harus melengkapi satu sama lain, dan menutup rapat luka itu agar mereka keluar dari traumanya bukan?

"Setiap bangun pagi ataupun gua mau tidur gua selalu takut, bagian lain dari diri gua nyuruh gua buat mati dan sebagian lainnya ngga..gua selalu stress bib, dan cara buat ngilanginnya gua nyayat tangan gua.."

"..gua gapunya siapa siapa, bener bener gaada, bahkan gua pernah berfikir gabakal ada satu orang pun yang mau dengerin cerita bodoh gua."

Build melepaskan pelukan itu, menyeka air mata bible dengan lembut, lalu menggenggam tangan itu.

"Tapi itu semua ga berlaku sekarang..ternyata gua bisa ngubah pandangan gua ke orang lain, buktinya sekarang gua punya seseorang yang rela jadi pendengar baik gua..dan bisa bawa gua dari trauma.."

Build menghela nafas lalu tersenyum.

"..orang itu lo bib, faktanya lo pun bahkan memiliki trauma yang sama tapi lo bisa nutupin itu semua, tapi sekarang gua disini..gua gaakan kemana mana, gua bakal temenin lo sampe akhir gua janji."

"Janji?"

Build mengangguk, lalu keduanya saling menautkan kelingking masing masing, tanda mereka telah membuat perjanjian.

"Mulai sekarang apapun yang terjadi, gaboleh di pendem sendiri..dan harus saling terbuka satu sama lain okay?"

Build mengangguk, tersenyum lebar lalu merentangkan tangannya meminta untuk di peluk, dan bible dengan senang hati memeluk pria itu..pelukan yang sangat tulus keduanya rasakan.

Inilah yang sebenarnya mereka inginkan..hanya perlu bahu untuk bersandar, dan telinga untuk mendengar..layaknya kita menganggap rumah pada seseorang yang mulai kita percaya.


••••••

Hitam Putih  | Bible x Build Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang