Build membuka matanya, hal pertama yang ia rasakan adalah pusing di kepalanya itu...dirinya melihat ke sekeliling ternyata ia berada di rumah.
Siapa yang membawa ia kesini?
Build melihat kearah tangannya, ternyata sudah ada perban yang membalut luka ditangannya itu dengan rapih.
Build mencoba untuk bangun dari kasur itu tapi ternyata tidak bisa, rasa pusing itu belum juga hilang di kepalanya.
Selintas pertanyaan tadi muncul di benaknya, tak lama ia sedang memikirkan itu build mendengar suara langkah kaki dari luar rumahnya.
Syok dirinya memandang ke arah pria tersebut yang berjalan kearah dirinya dengan menenteng sebuah kantung keresek kecil, yang dimana berisi makanan dan juga obat obatan.
"Ngapain lo kesini, kenapa lo tau rumah gua" ujar build.
Dirinya masih memandang pada pria itu yang tidak menjawab pertanyaannya, pria itu hanya fokus menyiapkan makanan.
"Jawab gua bible" ucapnya sedikit berteriak.
Lagi dan lagi pria itu enggan menjawab lalu menghampiri build yang masih memandang dia dengan tatapan tak suka, mengambil obat obatan itu lalu duduk di pinggiran kasur.
Kemudian mengambil botol minum yang tadi ia beli, membuka pil obatnya lalu mengarahkan lengannya ke mulut build.
Build membuang mukanya ke samping dan bible hanya menghela nafas.
"Minum" ucap bible.
"Biarin aja gua mati"balas build yang masih membuang mukanya.
Lagi dan lagi bible hanya menghela nafas, dirinya tidak tau apa saja yang telah dia lewatkan selama dirinya pergi sampai membuat teman baiknya menjadi seperti itu.
Lengan bible bergerak menarik wajah build agar menghadap padanya, lalu dirinya menggigit pil yang dia pegang dan mengarahkannya ke mulut build. Hal yang tak terduga pun terjadi bibble memasukan obat itu kemulut build menggunakan bibirnya.
Bibir mereka saling bersentuhan, adegan itu terjadi begitu cepat yang membuat build kaget dan terdiam, tak lama bible mengangkat kepala build dengan tangannya dan membantu pria itu untuk minum.
Wajah mereka saling berpandangan, build tersedak dibuatnya lagi lagi dirinya memalingkan wajah itu dari tatapan bible.
Bible beranjak dari kasur itu mengambil makanan yang sudah ia siapkan sedari tadi dan kembali duduk di tempat itu.
"Makan dulu" ucap bible sambil mengarahkan 1 sendok makanan ke arah build.
"Lo kenapa sii tiba tiba muncul lagi di hidup gua dan ngelakuin hal ini ke gua,tanpa rasa bersalah sedikitpun...7 tahun lo ngilang bib...apa lo ga puas?"tanyanya menatap sinis ke arah bible mengabaikan sendok di hadapannya.
Bible meletakan sendok itu kembali ke piring yang ia pegang menyimpannya di meja dekat kasur itu, lalu menatap ke arah build.
"Gue...kangen lu biu"ucapnya menatap ke arah build lalu tertunduk.
Bible menarik nafasnya pelan "Apa lo tau...semenjak gua pindah ke luar negri gua ga nyaman disana, gaada yang bisa ngertiin gua selain lu bi, dan...selama 7 taun itu juga gua gapernah ngelupain lu biu gua selalu berkeinginan buat balik kesini nemuin lu..."
"Sampai dimana gua masuk kuliah gak lama dari sana gua pengen lanjutin kuliah disini...dan yaa akhirnya gua disini tapi orang tua gua ga ikut karna mereka punya bisnis yang gabisa ditinggal" ucap bible tanpa menoleh ke build dan terus tertunduk.
"Lo ga seharusnya pulang lagi kesini, lebih baik kita ga pernah ketemu lagi...Udah cukup bagi gua ngerasain sakit, udah terlalu banyak waktu yang bikin gua ngerasa ga pantes lagi idup...setelah kepergian lo ke luar negri kehidupan gua berubah drastis bib"
"Bokap nyokap gua udah cerai mereka semua ninggalin gua termasuk lo, gua hancur....gaada lagi tempat buat gua pulang, gaada lagi yang peduli...gua udah gapunya siapa siapa lagi...bertaun taun gua nyoba buat nyembuhin mental gua, tapi itu semua ga berarti apa apa...gua udah cape bib"
balas build dengan tatapan sayunya ke arah bible.Sudah cukup bagi build merasakan gelap dan sakitnya kehidupan, dirinya malah sudah tak ingin berhubungan dengan siapa siapa lagi...sudah cukup baginya mengalami trauma di masa lalu, dirinya hanya ingin tenang dirinya sudah tidak tau apa itu arti kata bahagia.
Bible yang mendengar pernyataan itu terenyuh seketika menatap ke arah build yang juga menatap kearahnya dengan mata yang mulai memerah.
"Maaf biu, gue ga bermaksud ninggalin lo, sekarang gue disini biu di hadapan lo...lo ga seharusnya bilang kaya gi--"
"TAPI LO GA NGERASAIN APA YANG GUA RASAIN BIBLE..." Teriak build
"Lo ga ngerti perasaan gua"ucap build lirih sambil mulai terisak.
Bible menarik tubuh kurus itu ke pelukannya memeluknya dengan erat, mencoba menenangkan pria di hadapannya mengelus punggung pria itu. Mendengar tangisan pilu itu membuat dirinya merasa sakit juga.
Build tak menolak pelukan itu, pelukan hangat yang kembali ia rasakan setelah sekian lama dirinya tak pernah merasakannya lagi. Dirinya tak munafik dari lubuk hatinya ia merindukan pria yang memeluknya saat ini.
Dirinya terus terisak mengeluarkan semuanya di pundak pria itu mengeluarkan semua rasa sakit yang selama bertahun tahun ia tahan.
"Gua mohon sama lu gua minta lo....ga pernah hadir lagi di kehidupan gua bib, gua mohon"ucapnya melepas pelukan bibble dan menghapus air matanya kasar.
"Tapi kenapa biu..g-gua disini, gua bakal bantu buat nyembuhin luka lo, gua janji bakal terus ada buat lo biu gua janji"balas bible dengan muka memohon.
Build tersenyum kecut "makasih bib sebelumnya...tapi gua bener bener udah ga tahan hidup lagi kaya gini,gua udah ga pantes di kasihani siapapun lagi bib...terlalu hina gua buat disayangin lagi"
"Gak, gua gaakan biarin itu terjadi sama lo, disini gua gapunya siapa siapa biu...tolong biarin gua temenin lo gua mohon"balasnya memegang tangan build dan sedikit mengelusnya.
"Gue mohon bib..."ucap build menarik tangannya, sambil kembali meneteskan air mata itu.
Bible kembali menarik tubuh build ke pelukannya, build meronta ingin di lepaskan sambil terisak tapi bibble tak melepaskannya justru pelukan itu semakin kencang.
"Gue...sayang lu biu tolong jangan tinggalin gue"lirihnya sambil terus merengkuh tubuh build.
•••
Do u get dejavu guys?hahaha, kayanya aku terlalu kejam buat bikin biu kaya gitu sampai ga tega buat nulis😔
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Putih | Bible x Build
Romance"Kedua orang tuaku sudah meninggalkan satu sama lain, kini aku hidup sendiri menghadapi dunia yang keras...aku..sungguh tak sanggup lagi" Jakapan Puttha "Rasa sakit tidak akan terlalu menyakitkan, jika kamu berhenti menghindarinya, juga kita tidak b...