ragu

300 35 3
                                    

Malam itu, berlalu begitu cepat, keduanya pun lewati dengan perasaan yang bahagia?, pagi ini bibble sudah berangkat menuju kampus beberapa menit yang lalu, lebih awal dari sebelumnya, karna beberapa bulan lagi pria itu akan menyelesaikan kuliahnya.

Hari ini suasana hati build sangat tenang, pagi ini pun build telah selesai membereskan pekerjaan rumah bibble, selama bibble pergi untuk kuliah dirinya lah yang menangani semuanya di rumah itu.

Memang semua itu sedikit membuatnya lelah dengan rumah sebesar itu ia bereskan seorang diri, tapi tak apa, semua ia lakukan dengan senang hati, toh ini pun bukan rumahnya apalagi build sendiri menginap di rumah ini.

Setelah semua pekerjaan itu build berjalan ke arah tangga, bermaksud untuk menuju kamarnya berniat merebahkan diri, menaiki anak tangga itu satu persatu, membuka pintu kamarnya, dan berjalan ke arah kasur kemudian merebahkan dirinya disana.

Menghela nafas melepas penat, melihat ke atas langit langit kamarnya, beberapa menit dirinya masih dalam keadaan itu, tak lama build beranjak dari sana membuka laci kecil di samping kasurnya.

Lengannya mengambil buku kecil dan sebuah pulpen yang tergeletak disana, buku yang selalu dirinya bawa, buku yang berisi semua keluh kesahnya dari masa lalu sampai hari ini.

Membuka lembaran demi lembaran, jari jarinya mulai bergerak menulis sesuatu dibuku itu, setelah sekian lama build tak pernah membuka lagi buku itu, apalagi menyentuhnya, kini dirinya memiliki kesempatan untuk bisa membukanya lagi.

22 November 2021

Tak henti hentinya diri ini terus menerus bercerita kepada diri juga buku ini dan membuka lembaran demi lembaran dari setiap halamannya, ntah yang keberapa aku kembali menulis tentang kebodohan apalagi yang kulakukan sampai saat ini.

Apakah ini kesempatan keduaku?apakah ini jalannya? Apakah ini pilihan tepat yang akan aku pilih? Aku selalu ragu untuk memilih, takut. Aku takut jika pilihanku akan kembali gagal seperti sebelumnya.

Manusia hanya bisa memilih dan pasrah akan takdir yang akan dipilihnya, yaa...aku tau itu, tapi tak ada salahnya diri ini kembali ingin mencoba, juga tak ada salahnya diri ini ingin memperbaiki diri.

Aku tak tahu harus menyebutnya suatu keberuntungan atau apapun itu, jika semenjak kembali bertemu dengan orang dari masa laluku, dirinya mampu membuat diri ini merasa  hidup kembali, berada di dekatnya sungguh membuatku merasa aman.

Aku tak ingin munafik, bahwa setiap perlakuan manisnya padaku itu membuatku sangat sangat bahagia, meskipun aku tak pernah menampakan semua itu padanya. Tapi...lagi dan lagi diri ini memiliki kekhawatiran lain dalam hatiku...aku takut jika kejadian itu terulang lagi, kembali ditinggalkan, merasa sendirian, sepi, dan rasa sakit di masa lalu itu masih terbayang di otak dan juga memoriku.

Aku takut jika dia meninggalkanku lagi seorang diri, kekhawatiran ini terus saja muncul dalam fikiran juga hatiku, maka haruskah aku tetap tinggal bersamanya dalam waktu yang lebih lama? Jika aku tinggal bersamanya lebih lama aku takut, takut jika perasaan ini akan semakin dalam padanya, yang pada akhirnya kekhawatiran yang aku takutkan terjadi.

Jikapun bersamanya akan membuatku menderita, maka aku akan melakukannya, jika aku tak bersamanya maka aku akan lebih menderita. Aku harap ini pilihan terbaikku untuk selalu ada disisi pria itu, ntah kedepannya akan seperti apa aku tak peduli, sungguh tidak.

Hitam Putih  | Bible x Build Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang