don't want it to end

218 29 14
                                    

"Kau tak apa sekarang?merasa lebih baik?"

Ujar build sembari menyimpan nampan di nakas dekat ranjang bible, pria itu sudah keluar dari rumah sakit sekitar  seminggu yang lalu tapi kondisinya masih lemah dan harus tetap di perhatikan.

Pria itu menyunggingkan senyumnya sembari mengangguk,lalu build dengan cekatan membantu bible untuk bangun dan bersandar pada punggung ranjang agar segera makan dan meminum obatnya.

Tak ada percakapan apapun sedari suapan pertama yang build berikan,bible hanya makan sambil menatap lekat wajah build. Sangat terlihat jelas jika pria itu kurang tidur dengan mata sayu,build lebih mementingkan bible ketimbang dirinya sendiri,sampai pada suapan terakhir dan bible meminum obatnya.

"Aku akan kebawah dulu dan menyimpan ini, jika aku menyuruh bibi untuk mengambil ini lalu dia turun kembali dan mencucinya aku merasa kasihan,aku hanya akan menyimpan ini lalu kem--"

"Tak bisakah kau mementingkan dirimu juga?"

Perkataan itu sontak membuat build terdiam dan tetap pada tempatnya, bible menarik build untuk duduk di dekat ranjangnya kembali, lalu mengambil alih nampan itu dan menyimpannya kembali di atas nakas.

Tatapan sayu dan lelah itu sangat terlihat jelas, membuat hati bible terenyuh, tangannya mengusap jemari build lembut lalu menarik tangan itu sampai keduanya berpelukan,build menerimanya dan memeluk tubuh pria itu erat.

"Beristirahatlah dipundakku jika kau merasa lelah, lalu kembali lah tersenyum jika kau sudah merasa lebih baik, jangan terlalu keras pada dirimu sendiri,dirimu lebih penting."

"Lalu apa yang harus aku lakukan untuk menebus semua kesalahanku dan permintaan maafku?"

"It's not your fault."

"Tapi aku penyebabnya."

Dada keduanya terasa sesak, atmosfer di dalam ruangan itu serasa berubah dalam beberapa detik, isakan kecil dari mulut build mulai terdengar, isakan itu tertahan.

"Keluarkanlah, tak apa aku disini."

Bible menahan dirinya untuk tidak menangis juga, build lebih membutuhkan dirinya. Tidak, keduanya saling membutuhkan.

Keduanya selalu di pertemukan dengan cobaan dan rasa sakit yang tidak ada ujungnya, tapi cobaan yang diberikan tuhan kepada kita bukankah artinya kita mampu untuk melewati itu, tuhan tidak akan memberi cobaan diluar batas kemampuan manusia itu sendiri.

"Biu bagaimana jika nanti aku tak lagi ada di sampingmu?"

"Maka aku tidak akan membuat semua itu terjadi."

Bible menghela nafas pelan.

"Dan bagaimana jika itu terjadi?"

"Jangan memikirkan suatu hal yang diluar batas kemampuan kita,rencana tuhan lebih baik bukan?dan aku akan menunggu itu."

"Terimakasih."

Pelukan itu seketika merenggang kala seseorang mengetuk pintu kamar bible, dan build berjalan untuk membuka pintu itu.

"Bibi Anne?"

Bibi Anne tersenyum sembari menyerahkan sebuah bunga tulip putih yang sudah berada dalam vas kecil ke hadapan build, melihat itu build tersenyum sembari menerimanya.

"Terimakasih bi."

Bibi anne mengangguk sembari tersenyum.

"Sebenarnya bunga itu sudah datang dari 15 menit yang lalu,dan langsung bibi masukkan ke dalam vas itu.."

"..ohh dan nampannya berikan saja pada bibi, bibi akan membawanya ke bawah."

"Ohh iya itu di dalam bi,maaf merepotkan bibi."

Hitam Putih  | Bible x Build Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang