Ada satu hal yang harus kita percayai. Yaitu...waktu, waktu dapat menyembuhkan luka yang tidak bisa dilihat siapa pun, jika kita terluka oleh sebilah pisau, bukankah kita perlu waktu dan kesabaran untuk menunggunya agar cepat pulih?
Hanya waktu yang bisa merubah segalanya, semua orang dapat berubah, semua orang dapat mendapat ke adilan dalam hidup mereka, dibalik semua itu terdapat proses yang panjang. Dunia berputar dan seiring berjalannya waktu bukankah luka itupun akan hilang?
Tapi tidak dengan bekasnya, bekas itu akan tetap ada, jika kita tak berusaha untuk menghilangkannya. Lagi dan lagi semua itu membutuhkan proses dan perjuangan.
Satu hal yang perlu kita ingat, dengan kita yakin dan percaya pada proses itu, maka semuanya akan berjalan sesuai dengan yang kita harapkan. Dunia dapat berubah, jika kita berani mengambil resiko tersebut.
Semenjak kejadian hari itu, hari dimana lagi dan lagi dirinya mencoba untuk mengakhiri hidup, dirinya kembali menjadi sedikit murung dan selalu mengurung dirinya di kamar. Hal itu pun membuat dirinya menjadi mogok makan, sehingga membuatnya terlihat sedikit kurus.
Bahkan tak jarang bibble selalu membujuknya untuk makan, dirinya selalu membawa makanan ke kamar build, bukan tanpa alasan build menjadi seperti itu, dirinya hanya trauma, memori masa lalunya kembali berputar di otaknya.
Meskipun bibble sudah menjelaskan padanya, dirinya hanya butuh waktu untuk itu, dirinya hanya perlu waktu untuk mempercayai pria itu lagi.
Sekelam itukah masa lalunya? Lagi dan lagi build mencoba untuk berdamai dengan hati juga fikirannya, sejujurnya dirinya tidak ingin ketakutan itu menyelimuti dan mengontrol dirinya kembali, namun kilasan masa lalu itu selalu datang padanya.
Tangan build mengambil boneka kucing yang ada di pinggir bantalnya, boneka yang ia dapatkan dari bibble saat keduanya bermain ke pasar malam.
Build hanya akan keluar kamarnya jika dirinya hanya ingin memberi makan pada kucing ke sayangannya itu, yang pasti saat bibble tidak ada di rumah. Bukannya build tak ingin bertatap muka dengan pria itu, dirinya hanya butuh waktu.
Dirinya masih mengingat, betapa bahagia dirinya kala bisa mendapat boneka tersebut, kesenangan meraka dan kebahagian kala itu yang tak akan dirinya lupakan. Lalu memeluk boneka itu dengan erat.
Lamunannya buyar kala dirinya mendengar suara ketukan di pintu kamarnya, sudah tidak salah lagi siapa orang yang berada di balik pintu itu.
"Biu..bukain pintunya, makan dulu yaa" ucap suara itu di balik pintu.
Dirinya kembali menyimpan boneka itu pada tempatnya, dirinya terdiam sebentar melihat ke arah pintu lalu menghela nafas pelan, dan beranjak dari kasurnya berjalan ke arah pintu itu kemudian membukanya, terlihat bibble yang tersenyum kepadanya sembari membawa nampan di tangannya.
Beberapa hari itu build tak membukakan pintu untuk bibble, pria itu hanya menyimpan piring berisi makan itu di meja dekat pintu kamar build, otomatis pria itu tak pernah melihat wajah bibble untuk beberapa hari itu.
Dan kali ini...build melihat wajah itu di depan matanya dengan senyuman yang menghiasi bibir pria itu, senyuman yang dirinya rindukan, build tak ingin munafik jika beberapa hari itupun dirinya sangat merindukan bibble berada di dekatnya.
"Akhirnya, lo dari pagi belom makan..sekarang makan yaa?" Tanya bibble sembari berjalan ke arah kasur build sembari diikuti pria itu di belakangnya.
Bibble memberikan sepiring makanan yang dibuatnya ke arah build, pria itu menerimanya..tapi selama beberapa menit build hanya menunduk dan melihat ke arah piring tersebut tanpa menyentuh sendoknya.
Terdengar helaan nafas pada pria di sampingnya, bibble mengambil alih lagi piring itu ke tangannya.
"Gua suapin yaa?" Bujuknya.
Tanpa persetujuan build, bibble mengarahkan sesuap nasi itu pada build. Awalnya build hanya melihat sendok yang di arahkan padanya dan melihat ke arah bibble, pria itu mengangguk sembari menyodorkan lebih dekat lagi sendok itu pada mulut build.
Akhirnya satu suapan itu mendarat pada mulut build, terlihat bibble tersenyum sumringah dibuatnya, kembali dirinya menyendokan nasi dan menyuapi build dan begitu seterusnya, sampai pada suapan terakhir.
"Akhirnya kali ini abis juga" pasalnya selama beberapa hari kebelakang makanan build tak pernah habis, dan tak jarang juga makanan itu tidak di sentuhnya.
"Minum obat dulu yaa? Lo kurang sehat karna mogok makan, abis itu makan buah deh" timpalnya lagi sembari membuka pil obat untuk build.
Pria itu hanya menggeleng lemas ke arah bibble, tanda dirinya tak ingin minum obat. Tak hentinya bibble menghela nafas.
"Biu..." Ujarnya lagi, akhirnya pria itu menerima pil obat di tangan bibble dan meminumnya.
"Nihh apel...kesukaan lo, gua udah potongin buat lo" tangannya mengambil satu potong buah dan menyuapkannya lagi ke arah build.
Yaa...untuk kali ini giliran bibble yang akan menjaga pria itu, dan merawatnya dengan baik.
"Makasih" akhirnya build bersuara dan tersenyum simpul pada bibble.
Bibble mengangguk dan tersenyum, pandangan matanya selalu menenangkan seorang build. Bibble menyimpan nampan itu di meja kecil di kamar build.
Sedikit mendekat ke arah bibble, sepersekian detik build mendekap tubuh itu, pelukan dan tubuh yang sangat ia rindukan, pelukan itu selalu membuatnya merasa aman.
"Maaf" lirihnya di sela pelukan itu.
Bibble tak membalasnya pria itu hanya mengelus punggung build.
"Maaf karna gua egois, maaf karna gua selalu ngerepotin lo.."
"..maaf" kata itu berkali kali terucap dari bibirnya diiringi isakan kecil darinya.
"Ga perlu minta maaf, that's okay, i'm fine gua ga marah sama lo, gua yang harusnya minta maaf karna bikin lo jadi kaya gini lagi bii" balas bibble.
Build tak menggubris perkataan itu, dirinya masih nyaman berada di pelukan bibble saat ini.
"Mau keluar ga?" Tanya bibble tiba tiba.
Build tak menjawab dirinya hanya menggeleng, sembari menelusupkan wajahnya pada dada bibble.
"Awan sama cuacanya lagi bagus, lo suka sunset kan?" Tanya nya lagi.
Pertanyaan itu hanya di jawab anggukan oleh build, tanpa berkata sedikit pun.
"Kita keluar yaa? Beberapa hari ini lo di kamar mulu, gua mau bawa lo ke suatu tempat" ujarnya lagi.
Tak lama build mengangkat kepalanya, dan tangannya masih setia memeluk pinggang bibble dan begitupun sebaliknya.
"Kemana?" Tanya build mengeryitkan dahi.
"Makannya ikut, mau yaa?" Bujuk bibble sembari tersenyum simpul dan mengelus rambut build.
Beberapa detik hening, masih dalam posisi yang sama kemudian build menganggukan kepalanya tanda setuju.
•••
Guyss...aku mau minta saran kalian dong, abis cerita ini end aku pengen bikin cerita bbb dengan genre yang beda, tolong kasih saran kalian dongg😋
KAMU SEDANG MEMBACA
Hitam Putih | Bible x Build
Romance"Kedua orang tuaku sudah meninggalkan satu sama lain, kini aku hidup sendiri menghadapi dunia yang keras...aku..sungguh tak sanggup lagi" Jakapan Puttha "Rasa sakit tidak akan terlalu menyakitkan, jika kamu berhenti menghindarinya, juga kita tidak b...