"Brak... " pintu yang tertutup tiba-tiba terbuka dengan kencangnya membuat 3 lelaki di tempat itu terkejut.
Seseorang mirip Lesya datang dengan luka tusukan yang masih mengalir darah membuat mereka ketakutan.
"Mana bosmu?" tanya sosok mirip Lesya.
"Aa.. aku gak tau," jawab salah satu dari mereka dengan gemetaran.
"Kasih tau atau.. " Lesya mengeluarkan sebilah pisau berlumuran darah. Pisau yang sama saat digunakan untuk menusuk Lesya
"Atau apa?" tanya lainnya dengan gemetaran.
"Kalian akan aku kasih tanda," jawab Lesya lalu menyeringai menakutkan. Mereka bertiga menelan ludah saat membayangkan pisau itu akan mengenai diri mereka.
***
"Bro, tanganku kok ada luka benda tajam ya?" tanya salah satu lelaki.
"Lah gue juga sama," ujar lainnya sambil menunjukkan tanda yang sama.
"Lah, kirain cuma gue doang," ujar lainnya sambil berjalan menuju kedua temannya.
"Ini tanda apa ya?"
"Jangan-jangan Lesya kemarin."
"Tapi mukanya beda dikit."
"Ah sialan itu Lesya," ujar salah satu dengan kesal.
"Oh ya besok ada kemah. Lo pada ikut?"
"Ikut lah."
"Bukannya itu di hutan tempat tinggal Dio ya?"
Kedua temennya menatapnya tajam sambil menutup mulutnya. "Jangan keras-keras!" ujar salah satu dengan kesal.
***
"Tanganmu kenapa Vi?" tanya salah satu teman Vio.
"Gak tau. Bangun tidur udah luka aja ni tangan. Darahnya banyak yang terbuang pula," jelas Vio sambil sesekali meringis kesakitan.
"Kok bisa?"
"Gak tau."
Guru membagikan selembaran kertas persetujuan kemah. Para siswa membaca selembaran itu lalu memasukkannya ke dalam tas. Begitu juga dengan Lesya.
"ting.. " Sebuah pesan masuk ke handphone milik Lesya. Ia segera membuka pesan itu yang ternyata dari Riana.
Riana
Yeyy, kita sekelompok..
Iya, beruntung banget kita bisa sekelompok.
Ngomong-ngomong, tadi malem kamu ke rumah anggota genk Dio?
Nggak tuh. Aku aja gak tau dimana alamatnya.
Soalnya di grup angkatan heboh. Setelah kedatanganmu bawa pisau, ada beberapa orang yang terkena itu pisau di tangannya sampai berdarah.
Tapi aku gak kesana.
Yaudah kalau gitu berarti bukan kamu kan pelakunya? Tapi kok bisa mirip sama kamu? Sekarang semuanya lagi pada heboh dan kamu yang dijadikan tersangka.
Lesya terdiam cukup lama. Ia mencoba mencari jalan keluar agar dia tidak dituduh lagi seperti kemarin.
***
"Kau mau kemana?" tanya seseorang kepada Vio.
Angin berhembus sedikit kencang, menyilakan rambut yang menutupi wajahnya. Orang itu menyeringai membuat Vio seketika gemetaran.
"Lesya, jangan main-main!" seru Vio kesal. Ia berjalan pergi menjauh dari Lesya.
Hanya hitungan detik Lesya telah berada di depan Vio lalu memegang tangan Vio fengan kencang.
"Aku bukan Lesya dek, my name is Adira," ujar Lesya yang membuat Vio heran.
"Jangan main-main. Dari mana lo bisa bilang lo itu Adira. Sedangkan Adira sudah mati 5 tahun lalu," ketus Vio.
"Lalu bagaimana dengan ini," Lesya menyeluarkan sebuah besi yang sebelumnya telah menancap di tubuhnya.
Vio terbelalak saat melihat benda itu lalu mundur beberapa langkah. "Kamu fans aku, kan? Pasti kamu tau ini apa," ujar Lesya.
"Gak, lo bukan Adira! Lo itu Lesya!" seru Vio yakin.
"Tapi bukti ada di sini, kan? Coba kamu antarkan aku ke makamku. Pasti kamu juga tau dimana lokasinya."
"Gak! Aku gak tau apa-apa!" bentak Vio lalu lari menjauh dari Lesya. Ia mencoba berlari sekuat tenaganya karena Lesya mengejarnya dengan cara muncul tiba-tiba di kanan kirinya.
"Aaaaaa," teriak Vio saat terpeleset dan hampir jatuh ke bawah jurang. Tangannya mengenggam erat batang pohon yang ada di dekatnya.
"Tolongg..." teriak Vio dengan panik.
"Percuma, di sini gak ada yang denger teriakan lo," ujar Lesya dari atas.
"Lo itu kenapa sih benci banget sama gue?" tanya Vio emosi.
"Pertanyaan yang sama yang harusnya ditanyakan oleh Lesya dan Adira," jawab Lesya.
"Oh ya, jangan biarkan provokator hidup dengan bebas, atau semua juga akan terbakar oleh omongannya," lanjut Lesya.
"Gue gak provokator! Tolongin gue!" desak Vio.
Lesya tersenyum jahat lalu bangkit dari jongkoknya. "Selamat tinggal," ujarnya lalu berjalan pergi.
"Lesya, tolongin gue!" teriak Vio yang sudah tidak kuat menggenggam batang pohon.
"Aaaaa..." teriak Vio saat genggamannya lepas dan jauh ke jurang.
"Brukk.." Vio terjatuh ke lantai dari ranjangnya. Vio bangkit lalu duduk di atas kasur miliknya. "Mimpi buruk," giman Vio dengan jantung yang masih bergetar hebat.
Pandangan Vio tertuju kepada sebuah surat yang ada di jendela. Vio bangkit dari duduknya lalu meraih surat itu lalu membukanya.
Matanya terbelalak saat membaca surat itu yang bertulisan, "Bisa saja mimpimu hari ini jadi kenyataan." Ia menelan ludah dengan jantung yang masih berdetak kencang.
*****
KAMU SEDANG MEMBACA
I'M BACK
HorrorSemua teror dan kekacauan ini, berawal dari kecelakaan seorang siswi bernama Lesya. Sebelumnya dia dinyatakan meninggal tetapi tiba-tiba detak jantungnya berdetak kembali. Tapi semenjak itu, banyak sekali teror yang ada di SMA ini bahkan sudah banya...