1 Tahun setelah Ibu wafat,aku berdiam diri di depan Imoogi Bakery. Menatap tajam ilustrasi Imoogi yang ada di sana.
"Kamu perlu sesuatu?"
Seseorang dengan rambut coklat mocca dan seragam putih-putih menghampiriku.
Aku hanya menatapnya,lalu perhatianku teralihkan pada seorang remaja tanggung yang saat itu berumur sekitar 18 tahun dengan rambut putih dan mata merah mencolok.Dia itu si tukang roti yang namanya Reverse. Dia sedang mengelap rak rak pajangan roti yang ada.
Aku tidak yakin juga dengan umurnya, pasalnya tingginya itu...
Aku kemudian bilang pada laki laki coklat mocca tadi untuk membeli roti. Aku pasti tidak akan dapat makanan di rumah.
Aku tidak bisa memasak,Ayah selalu pulang larut.
Akhirnya aku membawa sekantong penuh roti polos yang bisa aku tambahkan selai di rumah.
"Kamu menyukai roti,nak?" pria coklat mocca tadi bertanya saat aku mau membayar.
"T-tidak..."Dia langsung tersenyum kikuk saat aku menyerahkan uangnya. Syukurlah Ayah meninggalkan uang untukku.
Tapi mari kita lewati bagian membosankan ini dan langsung pada awal masalah.
Pada umurku yang ke 8 tahun,Ayah tiba tiba mengenalkan seorang wanita setengah baya padaku.
Saat itulah dia meminta persetujuan menikah. Aku sudah pernah menjelaskannya di awal,tidak perlu aku jelaskan lagi,kan apa penyebab Ayah meminta izinku?
Bagus.
Saat itu,Nenek juga datang. Dengan senyum khawatirnya. Aku rasa dia juga senang aku mengangguk.
Satu minggu kemudian, Pengasuh Kim datang ke rumah sebagai Istri sah Ayah yang baru bersama seorang gadis umur 7 tahun yang bersembunyi di balik rok Pengasuh Kim.
Aku memanggilnya Ibu karna memang itu yang Ayah mau.
Tapi semakin hari,Pengasuh Kim semakin menunjukkan ketidaksukaannya padaku. Entahlah,yang kulakukan hanya bernapas.
Kami hidup dalam wilayah masing masih. Tapi sayang sekali wilayahku terlalu sempit.
Ketika sarapan,aku harus bangun sebelum Pengasuh Kim bangun dan mengambil pengganjal perut. Pengasuh Kim tidak suka aku ikut makan bersama di meja makan.
Aku langsung mandi,lalu berangkat sekolah bahkan sebelum Ayah pergi bekerja. Itu tuntutan ku sendiri.
Aku lalu pergi ke Imoogi Bakery,dan membeli roti di sana. Jadi aku kira aku sudah tidak takut pada seorang tukang roti dengan rambut putih itu.
Aku tidak perlu menceritakan apapun soal sekolah pada kalian,kan? Itu terlalu rumit. Bahkan aku rasa bagian sekolahku itu terlalu kusut untuk aku ingat ingat.
Pokoknya buruk.
❃❃❃
Saat umurku 13 tahun itulah semua yang sudah hancur malah tambah hancur.
Aku semakin kesal pada Pengasuh Kim karna aku bahkan tidak bisa berjalan ke dapur dengan tenang hanya untuk minum.
"Boboiboy,pisahkan pakaianmu lalu antar ke laundry sendiri,sana. Jangan terus mengurung diri di kamar. Cepat." Katanya.
Aku berkata dalam hati;
Memangnya siapa yang mempersempit wilayahku?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐦𝐨𝐨𝐠𝐢 𝔹𝕒𝕜𝕖𝕣𝕪 // 𝙱𝚘𝚋𝚘𝚒𝚋𝚘𝚢 -𝚁𝚎𝚟𝚎𝚛𝚜𝚎 // ᴹᵞᵀᴴᴼᴸᴼᴳᵞ ᴬᵁ
FanfictionTerpaksa menerima pernikahan kedua sang Ayah, seorang remaja tanggung hidup bagai di gerbang neraka bersama Ibu tirinya yang selalu menunjukkan kekuasaan dan Adik perempuannya yang tak tahu cara membela diri. Tertuduh membuat adiknya trauma berat, B...