Pecahan 16~𝚃𝚑𝚎 𝚂𝚝𝚊𝚛 𝙽𝚘𝚝 𝙿𝚛𝚎𝚝𝚝𝚢 𝚃𝚘 𝙻𝚘𝚘𝚔 𝙰𝚝 𝚃𝚘𝚗𝚒𝚐𝚑𝚝

113 21 3
                                    

Aku kembali menjalani rutinitas "biasa" baruku. Aku sangat merasa tidak enak karna akhirnya merepotkan mereka lagi. Sebenarnya aku akan pergi mencari rumah sewa kecil, tapi Yu-wan menahanku.

Reverse juga bilang,

Dari pada kamu mencari rumah, lebih baik kamu di sini saja. Kalau kami bilang tidak merepotkan, ya, tidak merepotkan. Jika aku jadi kamu, aku akan memikirkan para gelandangan di jalan yang semakin brutal menyerang orang yang lewat.

Memang sedang banyak berita bahwa 'orang tanpa rumah' yang sedikit kurang waras di jalan brutal menyerang orang yang ditemuinya. Tidak semua diserang, hanya satu target tertentu saja.

Jadilah aku kembali menjadi staff di sini.

Tapi kali ini tugasku berbeda. Mereka seperti membiarkan aku terjun lebih dalam pada sesuatu yang mereka sembunyikan. Namun aku belum tau apa itu. Yang dapat kurasakan hanya aku sudah cukup dalam terjun menuju sesuatu yang seharusnya tak aku ketahui.

Pagi itu aku mengepel lantai sambil mendengarkan music. Kali ini aku membawa ponselku, jadi dengan sisa uang, aku membeli charger dan earphone.

Aku sedang fokus saat tiba tiba Reverse menepuk bahuku dari belakang. Memberikan sedikit reaksi jumpscare.

"Eh, apa aku mengagetkanmu? Maafkan aku. Haha. Aku mau meminta tolong padamu. Apa boleh?" Aku mengangguk.

"Tolong tangkapkan aku burung dara, belikan aku hati sapi kalengan, dan carikan aku kucing hitam yang sudah mulai menua." Pintanya kemudian.

Aku menurut meski dalam pikiranku banyak hal hal negatif yang muncul begitu saja. Buat apa bahan itu?

Baiklah, setidaknya dia tidak meminta hati manusia. Aku mulai berjalan sambil melihat ke atap rumah rumah. Barangkali ada burung dara.

Aku mendapatkannya setelah setengah jam kemudian. Aku lupa tidak membawa apa apa, jadi aku pulang dulu dan memberikannya ke Reverse langsung. Wajahnya terlihat senang. Kemudian aku kembali pergi.

Sekarang aku harus mencari kucing hitam. Hati sapi pasti ada supermarket, aku harus mencari kucingnya dulu.

Aku mendapatkan kucing hitam itu di pekarangan rumah dekat gang kecil tak jauh dari toko. Aku langsung membeli hati sapi setelah memberikan kucingnya pada Reverse.

Sebenarnya aku sempat berpikir apa yang mau dilakukannya dengan semua bahan itu. Aku hanya takut dia akan menambahkannya pada adonan roti. Aku melihatnya memasukkan kepala burung di adonan kasar roti daging.

Jujur saja, pikiranku kembali saat aku sering membeli roti di sana. Apa saja bahan yang dimasukkannya di adonan rotiku...

Tapi aku menepis semua pikiran itu saat melihat kucing tadi sudah mati di meja lab kamar dalam.

Aku diminta Reverse merekamnya saat bereksperimen setelah membeli hati sapi.

Dengan terampil, Reverse membius kucing itu. Membelah perutnya kemudian. Aku pikir dia mengeluarkan hati kucingnya, mentransplantasinya dengan hati sapi.

Entahlah, dia begitu telaten melakukannya, seperti semuanya sudah sering dilakukan.

Dia sudah mau selesai ketika dia mulai bicara.

"Jika kucing ini bisa hidup lagi, aku mau mengembangkan transplantasi hati sapi pada manusia. Itu akan membantu tim medis. Namun semua penelitianku belum lengkap. Masih terlalu kecil kecilan." Katanya sambil menjahit perut kucingnya.

"Apa yang membuatmu mau melakukan hal seperti ini?" Tanyaku sambil melihat tangannya yang lincah.

Kali ini dia benar benar diam. Sunyi tanpa sepatah kata apapun. Aku juga terdiam. Kalu sudah begini pasti sesuatu yang mengejutkan yang akan dikatakannya. Maka dengan segenap hati, aku mengatakan pada diriku jangan terkejut. Tapi tentu saja aku tak berhasil melakukannya.

"Sekali saja, Boboiboy...Sekali saja...Lalu tak pernah lagi...Aku pernah menghidupkan seorang mayat."

❃❃❃

Malam ini jangankan tidur, aku bahkan takut untuk berkedip. Beberapa kali napasku menjadi manual, aku kesulitan mengaturnya kembali menjadi otomatis.

Reverse mengatakan sesuatu yang horror, aku adalah psikopat jika aku tidak terpikirkan kalimatnya.

Jadi malam ini yang ku lakukan adalah memojok di atas kasur paling ujung dekat tembok. Aku mendekap kakiku di sana. Anginnya dingin.

Ponselku sudah lama tak ku sentuh, aku menyalakannya. Tersenyum kecil melihat page beranda. Seekor Imoogi, tertidur di samping seorang anak. Imoogi itu digambarkan sebagai pelindung si anak. Matanya merah menyala, jernih. Seakan kamu bisa berkaca di matanya. Kulitnya putih bersih, sekeras baja. Sisiknya tajam namun halus, seakan bisa tau mana yang pantas untuk ditusuk, mana yang tidak.

Aku selalu berangan angan aku bisa seperti itu. Lalu kemudian aku berpikir aku mulai gila. Aku tertawa kecil, membuka web obrolan.

Ada satu web yang khusus digunakan oleh anak anak freak yang dapat dibilang terbuang. Mereka berteman, saling bertukar nasib hidup, lalu jika salah satunya memiliki nasib yang sama, mereka saling bertukar saran. Ada beberapa yang akhirnya menjadi kekasih (Terhitung beberapa yang gay), mereka saling menguatkan.

Aku tak tau apa aku termasuk ke dalam golongan mereka, atau aku hanya sebuah manusia dengan banyak paradoks dalam hidupnya yang mencari jati diri baru karna yang lama sudah mati.

Yah, aku tak terlalu memperhatikannya. Toh, paradoks paradoks itu cukup berguna sesekali.

Tak.

Suara benda jatuh. Tapi, hey, coba tebak. Tidak ada barang jatuh sama sekali di sini. Jadi aku pikir itu pertanda aku harus segera tidur. Aku bisa mengatakannya sebagai peringatan. Pasti ada sesuatu. Terutama karna aku merinding tiba tiba.

Aku segera memasukkan ponsel ke saku, langsung menarik selimut dan tidur. Aku tak tidur di kasur, aku hanya sesekali duduk di sana.

Tak ada alasan juga aku tak tidur di tempat nyaman saat aku merepotkan mereka. Namun itu membantuku tenang.

Aku sudah bersiap menutup mata ketika pintu dibuka. Yu-wan merangsek masuk lalu bergegas menutup pintu. Suaranya cukup keras hingga membuat Reverse merubah posisi tidurnya menjadi tengkurap, lalu menutup kepalanya dengan bantal.

"Baiklah. Baiklah, Wei, tenang. Hh...hhhh...baik." Yu-wan merapikan rambutnya lalu melihat ke arahku. Aku tentu menatapnya tak mengerti.

"Maafkan aku, apa aku mengganggumu, Boboiboy? Sepertinya malam ini kita tidak perlu buka 24 jam. Jadi ayo kita tidur dengan tenang, ya?" Kemudian dia mengunci pintu.

Dia berusaha setenang mungkin mengunci pintu dengan tangan gemetar. Reverse akhirnya mengangkat kepalanya, menatap Yu-wan dengan kerutan alis di dahi.

"Ada apa di malam malam begini?" Katanya yang disusul uapan panjang dan kucekan mata.

"Tidak, hanya saja bintang sedang tidak cantik untuk dipandang malam ini." Yu-wan kemudian mendekatiku.

"Kamu mau tidur di atas?"

Aku meneguk ludah. Apa lagi yang akan terjadi di sini? Kenapa seakan semuanya datang bertubi tubi untuk menghancurkan tempat ini.

Meski aku menggeleng berkali kali, Yu-wan tetap memaksaku naik. Jadi akhirnya aku benar benar tidur di kasur.

Selama ini aku hanya sekadar duduk di ranjang ini. Di pinggirnya, atau di pojok dekat dinding. Namun saat aku merebahkan diri di ranjang ini, rasanya begitu berbeda. Sangat lembut. Hangat.

Tapi singkirkan dulu kasur itu. Ada sesuatu, dan aku tak bisa mengenyahkan pikiran burukku kali ini.

Bintang sedang tidak cantik untuk dipandang malam ini.

𝐈𝐦𝐨𝐨𝐠𝐢 𝔹𝕒𝕜𝕖𝕣𝕪 // 𝙱𝚘𝚋𝚘𝚒𝚋𝚘𝚢 -𝚁𝚎𝚟𝚎𝚛𝚜𝚎 // ᴹᵞᵀᴴᴼᴸᴼᴳᵞ ᴬᵁTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang