Tanggal 15. Reverse menutup toko hari ini. Sekarang baru pukul 10 pagi namun aku sudah melihat puluhan orang kesal karna toko tutup.
Hari ini juga Reverse banyak diam. Aku juga sedikit gelisah tanpa sebab. Dan sepertinya Yu-wan juga mengalami hal yang sama denganku.
Hari ini dia banyak salah tingkah dan melamun. Contohnya tadi pagi saat menyiapkan sarapan di meja, dia menjatuhkan salah satu piring karna tak melihat di mana letak mejanya. Sebelum piringnya ada di atas meja, dia sudah melepaskan piring itu. Alhasil piringnya pecah dan lantainya kotor.
Lalu sekitar jam 9 tadi dia salah memasukkan bahan sehingga kuenya hancur. Dia juga lupa memasukkan pengembang, jadinya bukan hanya kuenya punya rasa yang aneh, kue itu juga bantet.
Sekarang Yu-wan sedang duduk berhadapan dengan Reverse. Mereka berdua sama sama lesuh dan meletakkan kepala mereka di meja. Aku yang tengah mengepel di korner ujung bisa mendengar mereka berdua menghela napas kasar bergantian secara berkala.
Aku jadi merasa aneh. Apa karna kata kataku kemarin? Masa sebegitu menyakiti mereka? Pertanyaan Yu-wan juga tidak aku jawab. Tapi memang aku tidak tau. Hanya karna mereka berjanji tak akan pergi dari sisiku, bukan berarti mereka tak akan melakukannya. Selalu ada waktu perpisahan antara manusia dengan manusia, kan?
Dan seperti kataku kemarin.
Aku tak mau ditinggalkan. Karna itulah pilihanku saat ini hanya meninggalkan atau ditinggalkan.Aku harus meninggalkan mereka lebih dulu sebelum mereka meninggalkanku.
Ini adalah paradoks yang benar benar kuno dan hampir tidak ada yang memikirkannya sama sekali.
Banyak yang berpikir hanya dengan seseorang berjanji tak akan meninggalkan maka mereka akan benar benar menepati janjinya.
Entah bodoh, entah lugu. Hanya dengan seseorang berjanji meninggalkan, bukan berarti mereka akan benar benar melakukannya. Tunggulah, mereka akan meninggalkanmu.
Kringg...
Bel toko berdenting. Toko memang tutup tapi pintu tidak kami kunci.
"Maaf, kami tutup hari ini." Kataku.
"Oh, saya mencari Reverse. Apa ada?" Aksen bicaranya aneh. Pasti dia orang luar seperti kami.
"Iya, itu di sana. Mau dipanggilkan?" Jawabku lagi sambil menunjuk ke arah meja Reverse dan Yu-wan.
"Tidak perlu, saya saja yang ke sana. Terimakasih."
Aku tak kenal dia. Dia setinggi Reverse, memakai pakaian berjas dan topeng yang bias digunakan di pesta topeng kelas atas. Rambutnya sangat klimis, barangkali dia orang penting.
"Boboiboy, sini deh." Saat aku mau lanjut mengepel, Reverse memanggilku. Aku perhatikan, Reverse dan Yu-wan sepertinya mendapatkan kembali energi mereka. Mereka menatap orang dengan jas seperti tengah menatap musuh.
"Duduk sini." Aku mengangguk.
"Mau apa?" Reverse berbicara menggunakan bahasa Korea.
Apa orang ini dari Korea?, pikirku melayang.
"Tikus di rumah sudah terlalu sering menggigit keju terlarang." Katanya yang tak aku mengerti.
Y : Lalu kenapa menyusul sampai kemari?
Orang berjas : Hama yang membuat rusuh di mana mana, sampai kapan harus dibiarkan?
R : Dibiarkan? Tidak, ah. Mereka hanya membuat rencana jangka panjang saja.
Y : Benar. Tidak peduli kapanpun, mereka selalu memakan habis kejunya tanpa sisa dan jejak.
Orang berjas : Selanjutnya mau dilewatkan?
KAMU SEDANG MEMBACA
𝐈𝐦𝐨𝐨𝐠𝐢 𝔹𝕒𝕜𝕖𝕣𝕪 // 𝙱𝚘𝚋𝚘𝚒𝚋𝚘𝚢 -𝚁𝚎𝚟𝚎𝚛𝚜𝚎 // ᴹᵞᵀᴴᴼᴸᴼᴳᵞ ᴬᵁ
FanfictionTerpaksa menerima pernikahan kedua sang Ayah, seorang remaja tanggung hidup bagai di gerbang neraka bersama Ibu tirinya yang selalu menunjukkan kekuasaan dan Adik perempuannya yang tak tahu cara membela diri. Tertuduh membuat adiknya trauma berat, B...