Pecahan 1 ~ 𝐁𝐮𝐫𝐮𝐧𝐠 𝐌𝐞𝐫𝐩𝐚𝐭𝐢

279 28 3
                                    

Itu adalah tahun ke 6 bersama Pengasuh Kim dan Sara pada kenaikan umurku yang ke 13.

Aku tidak berharap akan ada hadiah keren pada ulang tahun ku seperti anak anak pada umunya. Karna bagi Pengasuh Kim dan Ayah,Sara lebih penting. Aku kira karna dia seorang gadis.

Sara berbeda 1 tahun dariku,umurnya sekarang 12 tahun. Dan coba tebak,siapa yang berulang tahun di hari ulang tahunku.

Tentu saja Sara. Selamat Ulang Tahun,Sara.

Tanggal lahir kami sama,dan itu yang membuat ulang tahunku tidak pernah dirayakan sama sekali. Tak apa,aku juga malas.

Awalnya aku merasa tidak adil karna Sara selalu mendapatkan perhatian lebih. Tapi setelah aku mengamati pesta ulang tahun Sara,rasa rasanya malas sekali kalau harus berdiri di depan meja yang di atasnya ada kue dengan ucapan.

Lalu kau disuruh berharap dan meniup lilin.

Tidakkah itu artinya percuma? Apakah lilin sehebat itu hingga bisa mengabulkan permintaan? Kalau begitu aku ingin sebuah lilin yang bisa memberikan aku seluruh dunia beserta isi dan makhluk hidupnya. Meski itu adalah Mutan.

Aku bukanlah anak yang periang seperti pada umumnya. Aku tidak suka bicara,aku tidak suka kebisingan. Itu mengganggu. Wajahku mungkin tersenyum,tapi batinku tertekan.

Senyum bukanlah hal yang berat,tapi itu membuatku tidak nyaman. Terutama senyuman terakhir Ibu sebelum meninggalkan aku di depan Panti Asuhan.

Tidak,jangan berpikir buruk tentang Ibu.

Dia hanya ingin menyelamatkan aku. Jadi,diamlah dan jangan berpikir macam macam soal Ibuku.

...

Salah Ayah.

Itu adalah salah Ayah sehingga Ibu memutuskan bunuh diri di kandelir ruang tamu. Tidak,Kakek,itu bukan salahku. Aku tidak membuat Ibu bersikeras bunuh diri. Kakek,itu bukan salahku.

Aku memukul cermin besar di kamar ku.

Wajahku ini adalah keturunan Ibuku. Babyface sialan ini adalah keturunan Ibuku,dan merupakan penderitaan yang amat buruk untukku karna setiap bercermin,akan tampak bayangan wanita tercantik yang pernah aku lihat itu.

Tidak,aku tidak punya Ibu.

❃❃❃

Aku tumbuh dalam 'Keharmonisan' yang tak mencukupi. Wilayah ku di rumah ini semakin sempit kian tahunnya.

"Jangan menyetel Televisi dengan keras. Kepalaku berdenyut" Pengasuh Kim mencabut kabel TV lalu pergi ke kamar. Saat itu umurku 10 tahun,dan aku sangat menyukai acara kartun dengan nama 'The Amazing Wolrd Of Gumball' yang tak pernah aku lewati.

"Ta-pi..ak-u...m-ma-sih...men-menon-ton..." Kataku dengan nada datar sambil menarik narik rok pengasuh Kim. "Besok besok saja kalau aku tidak ada di rumah." Aku tak menanggapi jawaban anehnya itu.

Semua orang di rumah ku tau,Pengsuh Kim tidak lagi bekerja setelah menikah yang mana membuatnya hanya keluar rumah ketika berbelanja. Berbelanja pun hanya sore hari.

Maksudnya aku tidak boleh menonton TV?

Hmh,ya,mungkin?.

Aku tidak peduli soal TV,aku hanya ingin wilayah ku di rumah itu kembali seperti semula.

Pengasuh Kim begitu tidak menyukaiku,sehingga tangannya seperti tersengat listrik setiap kali kami bersentuhan di meja makan meski hanya rambut tangan kami yang kena. Dia akan langsung berjingkat,dan Ayah hanya menghela napas.

Tentu karna pria busuk itu sudah buta.

Pengasuh Kim cantik. Aku tidak akan menyangkalnya. Rambutnya sepaha,sedikit bergelombang. Bibirnya merah tanpa perlu lipstik. Tangannya putih halus,dan ada aroma stroberi di tubuhnya.

Dia sempurna.
Untuk berengsek seperti Ayah.

Ayah bekerja dari jam setengah 5 pagi,lalu akan kembali sekitar jam 10 malam. Dan selama itu pula,rumah ini menjadi tempat penyiksaan ku.

Itu juga mengapa aku selalu berangkat sekolah jam 4 pagi dan pulang setengah 9 malam. Agar tidak bersitatap dengan Pengasuh Kim,dan Ayah tidak memiliki kecurigaan tentang perangai ku.

Ayah meminta pendapatku sebelum menikahi Pengasuh Kim,karna dia hanya butuh formalitas. Jika aku menggeleng,dia tetap akan menikahinya.

"Wanita ini sempurna,Nak. Dia wanita yang bercerai sebab Suami pertamanya pemabuk berat. Dia punya anak yang satu tahun lebih muda darimu. Jangan khawatir,dia adalah Pengasuh Anak sebelumnya,jadi dia tidak akan bertindak tidak adil. Kamu mengerti,Boboiboy?" Jelas Nenek padaku suatu hari.

Aku tak terlalu peduli tentang apa pekerjaannya dulu. Ketika aku tidak suka sesuatu,ya aku tak suka. Aku bukanlah orang yang tidak punya pendirian hingga mudah di omong omongi. Aku teguh.

Berbeda dengan Nenek yang menjelaskan tentang wanita itu panjang lebar,Kakek hanya duduk di kursinya yang terbuat dari anyaman. "Peduli apa pekerjaannya. Anak itu pantas pantas saja bahkan jika Ibu barunya tidak bertindak adil. Dia itu pembunuh." kata Kakek sambil membalik korannya.

"Jaga bicaramu. Dia masih anak kecil. Lagipula,mana mungkin dia bisa mengompori In-ha bunur diri. Lihatlah,dia masih mungil. Bahkan aku tak yakin apa dia tau Ibunya telah tiada."

"Dia tidak sekecil itu untuk menghindari masalahnya. Berhenti memanjakannya,dia laki laki."

"Yeon-seok!"

"Nen-nek...K-ka-kek...a-aku...ak-akan...pulang k-ke...r-rumah. Se-selamat...s-sore" Kataku menghentikan pertengkaran Kakek dan Nenekku.

Aku langsung menuruni tangga dan berjalan pergi. Rumah ku dan rumah Nenek tidak terlalu jauh. Tapi itu melelahkan untuk seorang pria kecil berumur 8 tahun.

Sampai di rumah,bukannya beristirahat,aku disuruh melayani Pengasuh Kim. Aku diminta mengobrol panjang lebar dengannya.

Percakapan itu tadinya hanya untuk Ayah dan Pengasuh Kim,lalu akhirnya antara Pengasuh Kim dan aku.

Awalnya Pengasuh Kim hanya menanyai kebiasaan di rumah seperti kami makan apa,jam berapa kami tidur,apa aku tidak takut di tinggal kerja Ayah.

Tapi hal itu lama lama menjadi pertanyaan private yang aku benci. Aku tidak suka ketika ditanyai nilai sekolah,apakah aku pernah masuk BK,bahkan dia tidak ragu untuk menanyai apa Ibuku benar bunuh diri atau hanya rumor.

Aku sudah membenci wanita itu,tapi aku harus berhenti memupuk perasaan benci tersebut. Karna Ayah punya harapan besar pada wanita ini.

"Ak-aku...ak-akan...ber-beristirahat...s-sampai n-nanti.." Kataku buru buru setelah mendapat celah.

Aku langsung ke kamar,dan aku dapat mengasumsikan Ayah dan Pengasuh Kim kaget dengan sikapku.

Terserah,aku tidak peduli.

𝐈𝐦𝐨𝐨𝐠𝐢 𝔹𝕒𝕜𝕖𝕣𝕪 // 𝙱𝚘𝚋𝚘𝚒𝚋𝚘𝚢 -𝚁𝚎𝚟𝚎𝚛𝚜𝚎 // ᴹᵞᵀᴴᴼᴸᴼᴳᵞ ᴬᵁTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang