Chapter 29~ ʟᴀsᴛ ᴡᴀʀɴɪɴɢ.

99 21 1
                                    

Aku memikirkan mimpi ku sambil menata roti di rak pajangan. Apa apaan, sih? Selain Reverse, kenal siapa juga tidak. Apa hubungannya aku dengan si White itu?

Di mimpiku, wajahnya jelas sekali tapi aku tak bisa mengingatnya sama sekali ketika aku bangun. Apa alam bawah sadar ku sedang mempermainkan aku? Mengapa?

Entahlah, sebaiknya jangan dipikirkan dulu. Yu-wan memanggilku agar ke dapur, dia mau aku membantunya membuat adonan.

Ekonomi terus berjalan, namun kami mengalami sedikit penurunan. Mungkin karna produk baru banyak muncul, kami tak begitu mencolok lagi.

Kebetulan sekali, mungkin saja Yu-wan tau siapa itu White. Aku harus mencoba bertanya padanya.

"Hey." Dia menengok padaku dengan senyumnya yang selalu ada di wajahnya. Tak pernah menjadi lebih lebar, pun lebih pendek. Tak ada arti apapun, namun senyumnya bisa membuat orang senang.

"Kamu kenal seseorang dengan nama White, tidak?"

"..."

Dia diam. Senyum yang ku hafal itu luntur.

"Kenapa...kamu bertanya?"

"Dia ada di mimpiku ahir akhir ini. Lengkap dengan Yu, Adheesa atau siapalah itu. Ada Reverse juga."

"..."

"Yu-wan?"

"Ah, iya. Maaf, tapi aku belum pernah mendengar nama itu sebelumnya." Dia kembali menghadap adonan rotinya.

Kali ini dia agak menunduk dan menghindari bertatapan denganku. Aku rasa sebenarnya dia tau namun mungkin saja itu tidak meninggalkan memori baik untuknya.

Jadi aku tidak mengungkitnya lagi. Saat makan malam, tepatnya setelah makan malam, Reverse merasa sepertinya Yu-wan agak diam hari ini, jadi dia membantunya dengan cucian.

Aku rasa Yu-wan mengatakan pertanyaanku pada Reverse, dan membuat Reverse juga punya memori tak mengenakkan dengan White. Lagi lagi aku tak tau bagaimana harus mencairkan suasana.

Aku yang tengah menggunakan komputer bisa merasakan mereka menatap kepala belakangku. Hawanya berbeda dengan hawa tatapan Pengasuh Kim yang tajam dan ingin membunuh. Hawa mereka sendu dan bisa membuatku merinding kecil lalu terdiam tanpa alasan.

Jariku yang tadinya mengetik sana sini terpaku di tempat.
Pikiranku menjadi kosong hingga aku lupa mau mengetik apa. Terkadang juga itu aneh bagaimana aku selalu merasa aku berada di tengah sebuah..."Keluarga" yang hangat.

Maksudku, siapalah aku di sini. Aku akan pergi suatu saat nanti. Apakah aku sudah terlalu naik ke udara hingga aku lupa aku tak seharusnya di sini?

Ini bukanlah tempatku. Aku sudah melambung terlalu tinggi. Aku tak bisa menunduk untuk melihat tempat di mana seharusnya aku jatuh, hingga aku memutuskan tetap ada di udara.

Setiap manusia punya rumahnya masing masing. Rumah sendiri adalah suatu tempat di mana kehangatan seharusnya berada. Namun kenapa aku tak memilikinya?

Bukan, bukan begitu.

Mengapa aku belum menemukannya?

➣➣➣

Di SMA ini aku adalah murid paling muda. Di manapun aku, semua mata akan memandang bahkan jika aku hanya menengokkan kepala.

Sekolah adalah dunia yang berbeda dengan toko. Di sini semua suara memiliki frekuensi mengganggu yang berbeda. Tidak sebegitunya mengganggu, namun terkadang suara suara yang ku dengar menyatu hingga membuat telingaku bingung.

𝐈𝐦𝐨𝐨𝐠𝐢 𝔹𝕒𝕜𝕖𝕣𝕪 // 𝙱𝚘𝚋𝚘𝚒𝚋𝚘𝚢 -𝚁𝚎𝚟𝚎𝚛𝚜𝚎 // ᴹᵞᵀᴴᴼᴸᴼᴳᵞ ᴬᵁTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang