Chapter 33~ʙᴇɢɪɴɴɪɴɢ.

102 23 11
                                    

Besoknya, aku dikirim ke Korea. Besoknya lagi sudah masuk ke sekolah. Entahlah apa yang dilakulan oleh Reverse. Namun sepertinya, clue yang paling masuk akal hanyalah Reverse yang memanipulasi ingatan mereka.

Sekolah diliburkan karna pertandingan. Sebenarnya kurang masuk akal karna ini hanya pertandingan biasa namun harus meliburkan sekolah murid.

Semalaman Reverse mengajariku tentang beberapa jenis teknik lempar dan pukul bola. Sebagian besar aku sudah tahu, namun ada beberapa gerakan baru yang aku pelajari dan ada pula yang sedikit dimodifikasi oleh Reverse.

Aku tak tau mengapa Reverse memilihku untuk menyelesaikan sesuatu seperti ini. Selama di Pesawat aku berpikir apakah dia tengah memanfaatkan aku, atau dia hanya ingin mengambil sedikit dari imbalan jasanya. Aku mulai memikirkan kembali tentang egoisme, lalu kemudian aku terpikirkan bahwa selama ini Reverse tidak pernah melakukan sesuatu tanpa alasan. (Kecuali tentang menghamburkan uangnya)

Reverse sudah menyiapkan rencana yang rumit di balik tugasku ini. Dia mendayung dengan sekoci kecil untuk melewati 3 pulau sekaligus. Pulau pertama, membereskan 'tikus dan keju', pula kedua, menambah isi dompetnya, pulau ketiga, mengajariku bagaimana caranya punya perasaan.

➣➣➣

Identitas sementara ku adalah Lee Seok-jae Kelas 3 Sekolah Menengah Pertama. Anak yang suka membolos namun tetap dapat bertahan di peringkat satu selama 2 tahun berturut turut dengan nilai straight A. Dia mudah berteman dan suka bermain main.

Sekarang aku yang bagai tak berkepribadian ini menempati posisi seseorang yang aktif, sangatlah tidak mudah. Aku harus mempersiapkan diri dalam waktu singkat.

Tapi, ya, namanya jarang berekspresi, mau bagaimana?

Aku tidak akan bercerita banyak.

Kelas 3-D. Kelas 3 adalah kelas akhir jenjang SMP, dan pastilah kelas ini adalah kelas penentu apakah kamu lulus atau tidak dari SMP. Namun kelas 3-D ini, adalah kelas di mana kemungkinan lulus kamu kecil.

Kelas D hanya ada di kelas 3 di sekolahku yang ada di Korea. Diskriminasi di sini sangat tinggi. Jika kamu masuk ke kelas 3-D, jangan berharap bisa dengan tenang sekolah di sini. 

Kelas ada di belakang sekolah. Khusus. Tempatnya penuh keterbatasan. Tidak ada AC, sarana digital, minim sarana belajar, bahkan kantin tidak ada.

Melihat bahwa Seok-jae anak pintar, maka pasti dia ada di kelas ini karena perilakunya. Ketika aku masih sekolah di sini, aku pernah mendengar soal kakak kelas dengan nama Seok-jae yang sedang aku gantikan tempatnya ini.

Dia adalah provokator handal, tidak pedulian, soal kekuatan juga jangan ditanya. Seok-jae adalah murid dengan reputasi paling monster di sekolah. Meski masuk kelas D, reputasinya masih menjulang dan tetap tak ada yang berani meski hanya menatap matanya.

Dan mungkin karena adanya Seok-jae lah, pertandingan bisbol diganti secara mendadak.

"Aishh, Boboiboy. Kamu sudah di hotel, kan? Duhh, lawan sekolahmu tiba tiba mengganti pertandingannya. Mereka mau pertandingannya diganti menjadi pertandingan akademik. Mau tidak mau sekolah kamu juga menerima. Kamu bisa, kan? Mata pelajarannya ada lima. Matematika, IPA, Geografi, dan Bahasa."

"Iya, baik."

"Nah kalau begitu, terimakasih ya. Oh, benar. Hati hati saat kamu membuka kopernya. Dah!"

Teleponnya mati.

Aku memasukkan ponsel ke saku celana lalu bergegas menarik koperku ke atas kasur. Anak anak itu pasti di dalam sini. Karna seingatku, pakaian yang aku bawa hanya sedikit, tapi kopernya lebih berat dari tubuhku.

𝐈𝐦𝐨𝐨𝐠𝐢 𝔹𝕒𝕜𝕖𝕣𝕪 // 𝙱𝚘𝚋𝚘𝚒𝚋𝚘𝚢 -𝚁𝚎𝚟𝚎𝚛𝚜𝚎 // ᴹᵞᵀᴴᴼᴸᴼᴳᵞ ᴬᵁTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang