Pecahan 22~𝙵𝚛𝚎𝚊𝚔.

108 24 4
                                    

Dia memberiku teh setelah aku mengganti seragamku. Sekarang kami duduk berhadapan. Toko sudah di urus Yu-wan, kami bisa bersantai sebentar.

Reverse menatapku dengan tatapan penasaran, menopang dagunya.

Tentu saja aku canggung, siapa yang tidak canggung dilihat seperti itu, kan?
Atau aku saja? Aku tidak yakin.

"Apa sering terjadi?" Tanyanya kemudian.
"Apa?"
"Hal seperti itu."
"Bagaimana?"

Dia menyipitkan matanya, terus menatapku.

"Ini mengesankan dan aneh di saat yang sama. Kamu...pernahkah kamu memecahkan barang?"

"Iya."
"MASA?"
"Iya. Karna kecelakaan atau――"
"Eh eh, bukan begitu."
"Ah?"

Dia menghela napas.

"Bukan yang begitu. Kamu sebelumnya sulit membuat ekspresi, kan?" Aku mengangguk.

"Dalam kurun itu, pernahkah kamu memecahkan barang, atau bahkan menghancurkannya tanpa menyentuhnya? Melihatnya saja, atau memikirkannya saja? Atau bahkan hanya dengan benda itu berada di dekatmu saat emosimu memuncak? Emosi apa saja. Sedih, marah, bingung, takut, semacamnya?"

Telingaku berdengung. Itu tepat seperti yang terjadi saat Pengasuh Kim membuatku kabur dari rumah di hari itu. Aku tidak tau jelas itu sebabnya karna apa..

Aku tidak bisa menjawabnya begitu saja, itu bukan hal pribadi, namun itu hal yang sulit di jelaskan. Katakanlah seperti saat kamu melihat gajah terbang dengan balon di depanmu.

Sempat beberapa kali berpikir bahwa itu hanya kebetulan, tapi jika Reverse saja sudah membahasnya...

"Ya, pernah."
Mata Reverse berbinar, tangannya mengepal dan Reverse meninju udara sambil berkata yessss dengan huruf s yang banyak di belakang kata itu. Antusiasme yang agak hyper.

"Apa itu bagus?" Aku memecah antusiasmenya.
"Tentu saja! Tapi aku baru punya hipotesis, aku perlu mempelajarimu lebih banyak. Jadi aku harap kamu mau memberi DNAmu kapanpun aku butuh."
"Baik."

Antusiasmenya menggebu-gebu lagi.

Ini mungkin hipotesis yang berbeda dengan milik Reverse (Tentu karna hipotesis ini milikku dan bukan miliknya.), tapi aku rasa ini ada hubungannya dengan buku berjudul bahasa Inggris itu.

Buku itu membahas tentang fantasi, imajinasi yang keluar secara berlebih, dengan jutaan manfaat, dan jutaan masalah.

Lalu jika kemampuanku dilihat dari sudut pandang buku itu, hidupku ini seperti cerita cerita di platform online yang ditulis oleh seorang penulis amatir gila yang ingin mengekspresikan pendapatnya pada publik dalam cara halus menggunakan buku dan tulisan tulisannya. Namun, terkadang opininya terlalu tersimpan dalam sehingga pembaca sulit menerka maksud dari bukunya.

Misalnya suatu bukunya berpesan bahwa fantasi itu adalah bagian dari hidup, tidak bisa dikesampingkan, namun babnya berisi pesan pesan yang berbeda di setiap babnya. Misalnya satu bab tentang fantasi itu sendiri, lalu di bab lainnya tentang kasih sayang, pertemanan, atau bahkan sekadar penghibur. Namun jarang ada orang yang melihat perbedaan itu.

Dan itulah gunanya aku ada. Sebagai pengantar. Ini hanyalah hipotesisku. Jika tidak, singkatnya begini;

Aku tidaklah ada, jika dalang dari cerita hidupku tidak ada.

Penulis amatir itu ingin orang lain ikut berpikir apa yang dia pikirkan. Misalnya, bagaimana kehidupanmu tanpa fantasi? Bagaimana jika kamu tidak pernah berimajinasi sama sekali?

Bukankah penulis itu sangat nekat? Namun tanpa role penulis gila itu, anggaplah aku mungkin tidak akan ada.

Baiklah, cukup kalimat kalimat membingungkan itu. Aku yakin kalian yang mengerti dapat dihitung oleh hitungan jari.

Nah, jika menurutkan hipotesis Reverse, lebih mudah. Aku adalah esper.

Esper adalah seseorang yang memiliki kemampuan psikis, yaitu kekuatan luar biasa yang tidak mungkin dimiliki orang biasa. Contohnya seperti kemampuan membaca pikiran, telekinesis, hingga telepati atau komunikasi melalui pikiran. Namun, aku tidak memiliki sesuatu seperti yang telah aku sebutkan.

Punyaku berbeda. Sesuatu seperti...penghancur molekul.

Ya, mungkin itu tepatnya. Itu istilah yang aku buat, entahlah istilah milik Reverse apa.

Reverse menghabiskan 2 pak tisu untuk menyimpan DNA milikku. Sepertinya aku harus membeli tisu lagi sore nanti. Wajahnya antusias, matanya tak berhenti berbinar.

Rasanya seperti menjadi proyek eksperimen. Aku tidak pernah bisa mengerti bagaimana cara Reverse berpikir. Terkadang dia penuh dengan perasaan, terkadang rasional, terkadang kelewat kaku. Tapi aku tidak yakin juga jika cara berpikirnya itu tergantung pada mood.

Meski suka ketus dan menyebalkan, Reverse sebenarnya baik, dan tipe orang penghibur. Seperti I'm here, don't cry type.

Dia tidak begitu menyukai makanan manis, namun terkadang kata katanya bisa begitu manis.  (Ingat, ini bukan kisah cinta.)

Yang membuatku heran itu, wajahnya dan wajahku yang sangat mirip. Jelas kami berbeda, tapi wajah kami sulit dibedakan jika saja rambut dan mata Reverse tidak berbeda.

Ciri fisik kami sama, jika aku ada di umurnya, tinggi kami pasti sama. Toh, kami hanya berbeda beberapa tahun. Terkadang pemikiran kami sama, meski tidak selalu. Dan sesekali pula, kami menemui kesamaan lain.

Seperti ini misalnya;

Suatu hari saat makan malam, aku dan Reverse duduk bersebrangan dengan Yu-wan duduk di samping Reverse.

Itu adalah malam dengan badai di luar. Jadi Yu-wan membuat hotpot dan teh jahe. Pada awalnya, tidak ada yang menyadari kesamaan di antara aku dan Reverse, namun lama kelamaan Yu-wan mulai gugup karna melihat aku dan Reverse.

Kami mengunyah dengan tempo yang sama, pandangan mata yang sama menuju ke arah makanan, kami minum di detik yang sama, dan mengelap keringat karna panas di saat yang sama juga. Lalu aku dan Reverse baru menyadari kesamaan itu saat Yu-wan mengatakannya.

"Eh, kamu mau ini?" Tanyanya.
"Tidak, kau saja."
"Kalau mau buat mu saja."
"Tidak usah."
"Tidak bagaimana?"
"Kalian ini apasih?" Kami menengok ke arah Yu-wan.

"Itu masih ada 10 potong, tidak usah aaling lempar." Benar juga...
Reverse tertawa canggung, sementara aku hanya tertawa kecil.

"Kalian lucu ya?" Yu-wan memanaskan potongan daging lain.
"Cara makan kalian sama, seperti kembar identik. Lucu melihatnya. Jadi rindu seseorang."
"Apa memang sama?" Reverse tidak menggubris kalimat terakhir Yu-wan.

Yu-wan menyeringai kecil. "Memang sama, masa tidak sadar?"
Aku menggeleng. Baru menyadari kesamaan itu.

"Jangan jangan kalian kembar terpisah."
Buffff, Reverse memuncratkan sebagian air yang diminumnya. Lalu aku? Aku yang kikuk ini jelas tersedak.

"Tidak jelas." Rengut Reverse. Aku mengangguk, setuju dengannya.

"Lihat? Opini kalian sama."
Aku dan Reverse tersendat. Lagi lagi terpojok oleh Yu-wan.

Tapi jelas saja kami bukan kembar yang terpisah. Aku yakin aku anak tunggal. Aku yakin.

Mungkin, mungkin aku yakin...

𝐈𝐦𝐨𝐨𝐠𝐢 𝔹𝕒𝕜𝕖𝕣𝕪 // 𝙱𝚘𝚋𝚘𝚒𝚋𝚘𝚢 -𝚁𝚎𝚟𝚎𝚛𝚜𝚎 // ᴹᵞᵀᴴᴼᴸᴼᴳᵞ ᴬᵁTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang