Chapter 13~ 𝙲𝚑𝚘𝚒𝚌𝚎.

128 25 5
                                    

Aku menjatuhkan bukunya.

    Aku menelan air ludah ku dengan kaku. Tanganku gemetar. Jantungku berdebar dengan cepat saat aku membaca halaman depan buku itu.

   Tulisannya hanya terdiri dari dua kata yang ditulis berulang dan berantakan. Yang membuatku kaget adalah bau amis darah yang menyengat.

   Aku menengok ke kiri dan kanan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

   Aku menengok ke kiri dan kanan. Susah payah aku meyakinkan Reverse bahwa aku hanya perlu istirahat sebentar.

     Tadi saat aku membuka pintu kamar, Reverse juga sudah mau keluar dengan membawa setabung cairan hijau lumut. Aku bilang aku sedikit pusing jadi mau beristirahat.

    Setelah meyakinkannya dengan susah payah, akhirnya dia mau membiarkanku sendiri tanpa perlu meminum cairan apapun.

    Jantungku masih berdebar. Sekarang, lagi lagi aku merasa diperhatikan.

     Aku mengambil napas sedalam mungkin, mengeluarkannya dengan mulut secara perlahan. Tanganku masih sedikit bergetar, namun aku mengambil buku itu lagi. Entahlah apa yang membuatku sangat tertarik dengan buku usang lusuh itu.

Halaman kedua.

09, Rhum, Year; 30 Sugi.

He's watching you while you read this page. But, don't turn around, he's not going to hurt you. He just want to know your reaction. Act fool. Don't make a noise.

You're special. I know it. You literally can understand the meant of fantasy. You just afraid to have some of them. Try to dreaming. Even though the world not accept it.

(Dia memperhatikanmu selama kamu membaca halaman ini. Tapi, jangan melihat ke belakang. Dia tidak akan menyakitimu. Dia hanya ingin tau reaksimu. Bersikap polos. Jangan ribut.

Kamu istimewa. Aku tau itu. Kamu bisa benar benar mengerti arti sesungguhnya dari Fantasi. Kamu hanya takut untuk memiliki beberapa dari mereka. Cobalah bermimpi. Meskipun dunia tidak menerimanya.)

...

     Aku berdesir seketika. Seperti benar benar ada yang tengah memperhatikanku selama aku membaca. Namun dengan bodohnya aku bertingkah biasa saja seperti yang dikatakan di buku itu.

    Aku mengatur napasku. Ini bukan buku yang bisa sembarangan aku bawa, jadi aku menaruhnya kembali. Barulah aku terpikir aku sudah tidak sopan.

Tok tok.

    Langkahku terhenti ketika jendela dengan tirai terdengar diketuk. Suara ketukannya halus, hanya dua kali. Ketukan yang janggal. Lazimnya mengetuk paling tidak tiga kali, kan? Namun aku tidak menghiraukannya dan segera bergegas pergi.

𝐈𝐦𝐨𝐨𝐠𝐢 𝔹𝕒𝕜𝕖𝕣𝕪 // 𝙱𝚘𝚋𝚘𝚒𝚋𝚘𝚢 -𝚁𝚎𝚟𝚎𝚛𝚜𝚎 // ᴹᵞᵀᴴᴼᴸᴼᴳᵞ ᴬᵁTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang