Rose lihat melamun keluar jendela bus itu, kini mereka semua sudah dalam perjalanan untuk pulang setelah studi tour hampir seminggu ini.
Lisa kini duduk di sebelahnya, ia genggam erat satu tangan Rose, mereka sudah saling janji akan bergandengan tangan menghadapi ini bareng-bareng. Nayeon juga baru mengirimi Lisa pesan, dia mengancam akan menyebarkan video kissing nya dengan Rose ke semua orang, termasuk seluruh teman-teman sekolah nya juga. Kecuali kalau Lisa mau menerima perasaan nya.
Selama perjalanan pulang, ketika yang lain sibuk saling bercerita soal pengalaman mereka yang seru dan membahagiakan selama studi tour, chaelisa justru hanya bisa diam dan menunggu waktu, karma instan yang akan segera menimpa mereka hanya dalam beberapa jam yang akan datang.
Keduanya tidak akan saling menyalahkan lagi, mereka memilih diam pasrah, Rose bahkan hanya bisa terdiam merenung, ia marah, takut dan sangat belum siap Jennie meninggalkan nya. Namun di sisi lain, Rose merasa ia dan Lisa memang pantas mendapatkan ini.
Lisa sendiri hanya melihat gelang di tangan Rose, yang merupakan pemberian Sonya untuk nya, penglihatan nya semakin buram, karena segumpal air yang tertahan di matanya, Lisa lepaskan genggaman tangannya di Rose, dan akhirnya menutupi wajahnya dengan telapak tangannya, "Hiks...."
Semuanya melihat heran ke Lisa yang tiba-tiba menangis, Jennie mendekat ke kursi chaelisa, "Ada apa Lisa? Kalian berantem lagi?" Tanya nya.
Rose menggeleng perlahan, Lisa masih sesenggukan, "Hiks... Nggak kok Miss, hiks... Aku sedang menangis bahagia karena akhirnya aku dan Rose baikan, hiks..." Bohong Lisa.
Jennie membuang nafasnya lega, ia tersenyum tipis dan mengelus-elus pucuk kepala Lisa, "Syukur deh... Jan ribut dan bikin yang lain khawatir lagi oke? Kamu juga Rosie, tenangin Lisa nya ya..."
Rose mengangguk perlahan, Jennie kembali ke kursi nya di depan bersama Irene, semuanya sudah kembali normal. Rose bawa Lisa untuk bersandar di pundaknya, "Gue tau lu lagi gak nangis bahagia, it's oke... Tangisin aja Sonya di pundak gue, kalo emang bisa bikin dada elu lebih enteng," ujar Rose yang nampak bisa bertahan lebih kuat.
Lisa menangis semakin sesenggukan di pundak Rose yang masih setia mengelus-elus rambut nya dengan hangat. Rose memang terlihat cengeng, tapi mental nya lebih kuat dari Lisa, sedangkan Lisa adalah sebaliknya, dia sangat terlihat kuat di luar, tapi sebenarnya sangat lembut di dalam hati terdalam nya, jika sudah mengenai orang-orang yang sungguhan ia cintai.
***
Satu Minggu Kemudian...
Lisa sudah duduk anteng di bangku nya, matanya masih bengkak, dia hanya menunduk dan merenung dengan wajah layu nya.
Sonya sudah dengan tegas meminta putus dari nya, sejak kemarin saat ia menemui Sonya setelah pulang studi tour. Lisa tidak berdaya, Sonya memblokir nomor nya, dan ia tidak akan bisa melihat wajah gadis itu lagi di area sekolah, karena kelas dua belas yang sudah libur panjang, dan tinggal menunggu pengumuman kelulusan.
Kelas sepuluh dan sebelas juga hanya ke sekolah untuk mengambil jadwal semester, yang akan segera di mulai besok lusa. Semua murid sudah mulai datang satu persatu, bahkan juga geng Lisa.
Winter menepuk pundak nya, "Gue denger lu sama Sonya putus ya? Gue ikut sedih buat lu Li... Gue ingat banget seberapa suka nya lu sama doi selama ini, kalo udah cerita soal doi, lu excited nya luar biasa. Jan lama-lama sedih nya ya bestie,"
Lisa angkat wajahnya, masih muram dan datar, "Thanks Winter, lu dan yang lain juga banyak bantu waktu gue deketin Sonya dulu,"
Winter mengangguk, ia lalu kembali ke bangku nya. Terlihat di pintu masuk, Rose yang baru datang, chaelisa saling pandang dengan tanpa kata-kata. Rose duduk di bangkunya yang berada di sebelah Lisa, dan hanya diam melihat lurus ke depan. Ia dan Jennie masih baik-baik saja, karena Nayeon yang belum menyebarkan video panas nya dengan Lisa ke semua orang, dan Sonya yang juga tidak melapor apapun ke Jennie, yang ia tau merupakan pacar Rose. Tapi rasa was-was itu, tetap saja menghantui kepala Rose.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lalisa VS Roseanne (End)
Teen FictionCHAELISA/LICHAENG!!! GXG!!! Fakegirl VS Playgirl, sama-sama pinter ambil hati cwk, dan hobi bersaing dalam urusan mengoleksi cwk. Siapakah yang menang? Atau keduanya yang justru diam-diam malah saling jatuh cinta satu sama lain?