15. You, Me And Malioboro (II)

610 91 6
                                    




















"Gue juga kangen lu Li..."

Lisa terhenti, dia membeku untuk beberapa detik di tempat nya, pelukan itu semakin erat seolah melepas rindu, "Gue juga minta maaf karena egois, dan semua sikap kekanakan yang pasti nya sempat bikin lu jengkel juga. Lu banyak banget ngalah sama gue, tapi gue masih aja merasa paling tersakiti," ucap tupai itu.

Terukir sebuah senyuman tipis di bibir Lisa, "Gue minta maaf karena sempat cuek, dan juga udah ngelempar kunci itu ke elu, mood gue kemaren emang berlebihan. Sumpah, gue gak maksud bikin lu nangis Ros... Gue gak sengaja,"

Bisa Lisa rasakan Rose yang mengangguk di balik punggungnya, Lisa tersenyum semakin lebar, ia hapus air yang tertahan di kelopak matanya, lalu memutar tubuhnya, dia lihat mata Rose yang masih agak bengkak, karena ulahnya, "Dasar cengeng, katanya kita seimbang, sama-sama kuat, di lempari kunci doang aja udah mewek lu..." Ledek Lisa lalu menangkup wajah Rose.

Rose berdecak dan melepaskan tangan Lisa dari wajahnya ngambek, Lisa tersenyum tipis, dia kembali menangkup wajah Rose, "Iya...iya sorry, yang itu emang agak kelewatan, gue gak akan gitu lagi lain kali,"

Rose menatapnya dengan lembut, kelihatan tengah nahan kangen juga, "Lu juga gitu aja nangis, cuma karena lihatin foto gue," ledek nya balik.

Lisa tersenyum makin lebar dan buang muka dengan agak kesal, Rose ikut tersenyum lebar dan akhirnya kembali menarik Lisa ke pelukannya, "Lain kali kalau marah, lepasin aja ya... Jan malah diem dan di Pendem kayak kemarin malem, gue jadi agak takut, gue lebih suka kita debat Li... Dari pada diem-dieman, gue takut lu beneran jauhin gue nanti,"

Lisa membalas pelukan itu tak kalah erat, dan mengelus rambut panjang nan blonde Rose, "Iya, gue cuma terlalu capek aja kemaren, males ngomong, gue gak semarah itu kok sama elu,"

Rose mengangguk lega, keduanya berpelukan cukup lama di kelilingi orang-orang yang sibuk berlalu lalang di sekitar, untuk buang kangen dan melepaskan isi hati masing-masing yang tertahan karena ego.

"Ya udah yuk... Kita keliling Malioboro, gue bakal ambil banyak foto lu juga," ujar Lisa lalu melepaskan pelukannya.

Keduanya saling melemparkan senyuman lebar nan manis, dan mulai bergandengan tangan mengelilingi Malioboro yang mulai tertutup langit senja menjelang malam.

.
.
.

Tak terasa waktu sudah menunjukkan pukul delapan malam, Lisa dan Rose tengah berada di sebuah taman tak jauh dari Malioboro, taman itu tidak terlalu ramai, dan cukup tenang untuk rileks beristirahat sambil ngemil ciki berduaan.

Lisa sendiri tengah nyaman rebahan menaruh kepalanya di pangkuan paha Rose, sembari melihat-lihat hasil jepretan kamera nya sepanjang sore keliling Malioboro, mereka memang tengah duduk di sebuah kursi panjang taman.

Rose sendiri asik ngemil ciki, "Nayeon gimana? Kok kita masih aman-aman aja?" Tanya nya lalu meneguk sekaleng soda.

"Gak tau, beberapa kali teleponan sama Sonya juga, dia masih bersikap biasa aja, kayak gak ada yang canggung atau dia sedang marah. Kayaknya Nayeon belum cerita, masih sibuk ujian juga doi,"

Rose mengangguk, "Bagus deh... Terus sekarang rencana kita apa? Lu tau dong kita gak bisa nyantai, gak lama lagi Nayeon pasti bakal bongkar itu semua ke Sonya,"

Lisa taruh kamera nya, dan melihat lurus ke wajah Rose yang ada di atasnya, "Ya gue bakal ngaku ke Sonya, kita berdua emang ciuman, tapi emang cuma having fun aja, dia pasti bakal tetap marah, tapi seenggaknya lu bisa bantu jelasin kan ke doi? Kalo lu juga setia sama Jennie, dan gue pada dasarnya cuma komit sama dia. Intinya semua cuma sekedar khilaf aja, gue bakal tetap usaha pertahanin Sonya semampu gue, tanpa harus ngerusak hubungan lu sama Jennie,"

Lalisa VS Roseanne (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang