27. Move On? (II)

450 78 17
                                    
































Tak terasa, kini seluruh siswa SMA Harapan Orang Tua sudah harus mulai melaksanakan semester ganjil nya.

Rose sendiri baru saja turun dari mobil Lalice, yang kini sering sekali dengan baik hati mengantar jemput nya, tanpa Rose minta, dan ya... Kalo soal kepekaan dan perhatian, Lalice memang sangat di atas Lisa, gadis poni blonde itu memang terlihat cuek, namun semenjak resmi berkencan, bisa di bilang kini Rose akhirnya bisa melihat sisi manja Lalice, yang hanya benar-benar di tunjukkan padanya saat sedang berduaan. Di depan yang lain, sikap kulkas sepuluh pintu nya, tetap belum ada yang bisa melelehkan, kecuali Rose, hal ini lah yang membuat tupai itu jadi merasa di spesial kan.

"Apa hadiah yang aku terima kalo berhasil dapat gelar juara pertama di kelas?" Tanya Rose dengan manjah sembari menautkan lengannya ke Lalice yang bahkan membawakan tas nya juga.

"Gak akan bisa, maaf ngomong ini ke kamu, tapi di semester ini gelar juara pertama bakalan aku yang dapat. Kamu gak tau kan, dari paud sampai sekarang, aku gak pernah geser dari juara satu, bahkan untuk umum," jawab cuek Lalice.

Rose cemberut, "Ish! Kamu juga gak tau kan, sudah semenjak dua semester aku pindah kesini, aku berhasil geser Mina dengan gampang, dia katanya juga selalu dapat juara pertama sebelum aku datang," kesal nya.

"Percaya diri kamu bagus, tapi sorry, aku gak akan ngalah cuma karena kita pacaran,"

Rose lepaskan tangannya dari Lalice dan akhirnya melipat kedua tangannya di dada dan buang muka ngambek. Lalice melirik nya sekilas, terlihat senyuman tipis di bibirnya, Rose semakin menggemaskan saat marah.

Lalice menghentikan langkahnya dan berdiri di depan Rose, "Yang dapat juara pertama yang dapat hadiah ya... Jadi kita harus bersaing dengan adil," ia pegang pundak Rose dengan hangat, "Semangat buat semesteran hari ini ya... aku tau kamu pasti bisa ngalahin aku, tapi ya... Aku juga tidak mau kalah begitu saja pasti nya, intinya, kita berdua harus sama-sama dapat gelar juara, gak perduli siapa yang pertama, harus tetap saling dukung dan menyemangati. Ya kan?"

Rose membuang nafasnya perlahan, dia akhirnya tersenyum tipis, "Okey, janji ya... Yang menang juara pertama yang dapat hadiah,"

"Iya sayang," singkat Lalice lalu menoel gemas hidung Rose.

Rose sekuat mungkin menahan senyum nya, Lalice sangat tau bagaimana caranya membuat nya ngeblush, bahkan hanya dengan mengucap kalimat 'Sayang'.

Lalice kembali tarik tangan Rose untuk ia gandeng berjalan ke arah kelas, Rose meliriknya dengan nakal, ia akhirnya...

Cup.

Lalice auto menghentikan langkahnya, Rose baru saja mencuri ciuman di pipinya dan langsung lari ngibrit mendahuluinya ke kelas, tupai itu sempat melihatnya sekilas dengan senyuman lebar nya yang iseng, Lalice tersenyum tipis dan memegang pipinya yang memerah, "Huft.... Gimana ini Li? Gue makin gak bisa lepasin dia sekarang, tapi gue juga tau Kalian berdua masih sama-sama saling nunggu. Gak jelas banget gue ini."

***

Sidney, Australia.

Prang!

Lisa baru saja membanting ponselnya ke lantai, hingga hancur berkeping-keping. Dia baru saja menonton video yang Nayeon kirim, dimana ada Rose dan Lalice yang tengah berciuman mesra di lantai dansa, di iringi tepukan tangan dari yang lain.

"Huft..... Astaga, ini gimana sih? Gue gak suka anj*ng! Tapi masalahnya ini semua gue sendiri yang mulai! Lalisa gblk! Elu tuh sebenernya mau pertahanin Rose apa nggak sih?! Kalo emang iya, ya buktiin! Buka mata elu anj*ng! Udah berapa kali elu nyakitin dan nyia-nyiain ketulusan dia! Giliran di ambil orang aja elu sendiri yang sibuk nyari pembenaran! Elu nyalahin dan nuduh Lalice diam-diam ngerebut Rose! Padahal nyatanya elu sendiri yang ngebuat Rose muak, dasar Lalisa gblk! Tai! Anj*ng elu Lalisa.....!!!! Si gblk gak ada obat!!!!!" Marah Lisa sembari terus memukuli kepalanya sendiri merasa bodoh.

Lalisa VS Roseanne (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang