28. Can't Move Away

489 89 7
                                    

































Ini adalah waktu nya, Rose dan Lalice bergandengan tangan menuju ke papan pengumuman untuk melihat hasil juara umum untuk siswa kelas dua belas yang sudah di tempel, dan di kerumuni siswa yang lain juga.

"Wait!"

"Apa?" Heran Lalice.

"Kamu gak ada mau bilang sesuatu gitu ke aku, sebelum kita lihat hasil pengumuman?" Tahan Rose ke Lalice yang hendak ikut mengerumuni papan pengumuman.

Lalice nampak bingung, namun kemudian ia akhirnya tersenyum tipis, "Iya, aku janji, siapapun yang juara pertama atau lebih tinggi, bakalan dapet hadiah apapun itu gak pake kecuali."

Rose menggeleng perlahan, "Bukan itu sayang, kalo soal itu kan emang udah perjanjian lama kita, coba kamu inget-inget lagi deh..." Harap Rose.

Lalice nampak berpikir, Rose melihat nya dengan seksama berharap Lalice mengingat nya. Cukup lama sampai Rose mulai kesal, "Kamu gak nemuin apa gitu di kamar kamu? Di meja belajar atau lainnya," ungkap Rose seolah mengkode.

Lalice nampak makin bingung, "Hah? Emang ada apa di kamar ku? Selesai semesteran kemarin, aku putusin gak mau berurusan sama meja belajar, supaya otakku refreshing juga. Kecuali paling sesekali baca novel yang menghibur biar gak jenuh, tapi ya... Gak ke meja belajar," jujur Lalice.

Rose cemberut, padahal disana lah dia taruh kertas itu kemarin, pantas saja Lalice tidak peka-peka, "Ya udah deh... Kita lihat aja dulu siapa yang dapet juara pertama," ucap Rose yang mulai berjalan ke papan pengumuman.

Lalice mengikuti, setelah berhasil menembus kerumunan dan membaca siapa yang dapat juara pertama, Lalice dan Rose saling pandang, Lalice taruh tangannya di pucuk kepala Rose, "Terimakasih untuk kerja keras nya sayangku, tapi maaf, aku yang dapat juara pertama untuk umum kali ini," ucap nya dengan senyuman tipis nan menang.

Rose melipat kedua tangannya jengkel, dia bahkan berposisi juara ke empat untuk umum, Rose langsung berjalan pergi dari kerumunan untuk menuju kelas. Lalice mengikuti di belakangnya sembari memasukkan kedua tangannya di saku seragam nya, dia tau Rose ngambek, dan Lalice memilih hanya diam memberinya waktu untuk buang rasa kesal nya.

Mereka sudah sampai di kelas, Rose langsung duduk di bangkunya, dan masih hanya diam dengan wajah datar. Lalice juga hanya melihatnya, tak mau berujung keduanya bertengkar jika membahas nya.

Terlihat Mr Hotman Prancis mulai masuk ke kelas dengan membawa setumpuk raport dengan kedua tangannya.

"Baiklah semuanya, ini adalah hasil kerja keras kalian selama satu semester ini, saya tidak akan berkomentar banyak, karena saya juga sudah tau kalau kelas kita sekali lagi mendapatkan nilai tertinggi, bahkan ada yang untuk juara umum. Tepuk tangan untuk Lalice Manoban semuanya," jelas Mr Hotman.

Semuanya nampak bertepuk tangan, bahkan ada yang dengan iseng memanggil Lalice profesor.

Lalice melirik ke Rose yang juga tersenyum dan bertepuk tangan untuk nya, Lalice nampak lega, karena pacarnya itu yang nampak sudah lebih baik.

Mr Hotman mulai memanggil satu-persatu siswa nya untuk mengambil raport di depan. Rose mungkin mendapatkan posisi ke empat untuk umum, tapi untuk di kelas, dia adalah juara kedua setelah Lalice yang ada di posisi pertama, dan Mina yang mendapat juara ke tiga.

Mr Hotman sudah mulai keluar kelas, semuanya nampak sibuk saling bertukar raport dan gibah soal hasil semester mereka, terutama untuk Bambam yang mendapatkan ledekan habis-habisan dari yang lain, karena juara paling terakhir, padahal dia adalah ketua kelas.

Lalisa VS Roseanne (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang