22. I'll Protect You

566 90 8
                                    






















Rose terperanjat bangun langsung terduduk di atas ranjang itu, wajahnya nampak syok, ia lihat seisi ruangan yang ternyata dia masih di kamar ayank Lisa. Sedangkan ayank nya sendiri masih asik main PS di kasur lantai yang ada di bawahnya.

Rose buang nafasnya perlahan, ia nampak meremas rambut panjang nya dan menunduk untuk merenungkan semua mimpi nya barusan, yang sangat amat menjengkelkan jika di pikir-pikir.

Rose lalu mengambil bantal dan langsung melemparkan nya ke kepala Lisa yang syok.

Bugh!

"Aw! Astaga yank... Kenapa sih? Bangun-bangun main geplak aja?" Kesal Lisa melihat bingung ke Rose yang nampak memasang wajah datar nya.

Rose masih emosi, ia lihat ke bibir Lisa yang nampak ranum dan basah, membuat nya jadi teringat akan mimpi yang harusnya tidak ia ingat-ingat. Rose pukuli kepalanya jengkel sendiri, "Ah... Pergi! Pergi! Pergi! Gue gak mau bayangin lagi!" Kesalnya.

Lisa pun mengheran, ia akhirnya taruh PS nya dan berjalan mendekat ke ayank yang masih ngamuk sendiri entah karena apa, "Kenapa sih? Kamu mimpi apa sayang?" Khawatir nya karena wajah Rose yang nampak serius terlihat marah dan agak sedih juga di waktu yang sama.

Rose angkat wajahnya, ia tatap mata Lisa yang melihatnya dengan khawatir, "Lu gak mungkin gitu kan Li? Gue udah percaya banget sama elu buat jadi lebih baik lagi loh..."

Lisa makin bingung,"Maksud kamu yank?"

Rose masih memasang wajah kesalnya, "Kamu kemana pas istirahat tadi?"

Lisa mengerenyitkan alisnya, "Kan tadi kita ketemu di kantin sama geng masing-masing, terus abis itu aku pamit sama kamu buat main basket sama yang lain, dan kamu sendiri mau ke perpustakaan,"

"Siapa aja yang main basket?" Tanya Rose masih sensi.

Lisa nampak lebih sabar, dia sudah janji untuk bersikap lebih lembut ke Rose, "Winter, Seulgi, Ryujin, Momo dan Dahyun,"

"Terus? Siapa lagi yang lain ada kan?"

"Cewe nya kami doang, sisanya cowo semua,"

"Beneran?"

Lisa tersenyum tipis dan menyelipkan rambut Rose ke telinga dengan lembut, "Iya sayang,"

Rose nampak menunduk, Lisa masih heran, ia akhirnya mengangkat pelan dagu Rose, "Tadi sempat ada Yeri yang main bentar, dia bagi-bagi minum ke kita-kita, karena di traktir guru olahraga yang baru itu loh... Jadi ya udah itu doang cewe nya, gak ada yang lain," jujur Lisa, kalaupun dia masih ragu ingin cerita soal Yeri yang punya niat gak baik buat hubungan mereka.

Mata Rose kembali datar, karena mimpi tadi ia jadi agak sensi begitu nama Yeri di sebut. Rose kembali menggebuki Lisa dengan bantal.

Bugh! Bugh! Bugh!

"Aw! Aw... Sayang ampun! Kamu kenapa sih? Awh..." Lisa mencoba menghindari.

Rose makin jengkel dan emosi sendiri karena masih terngiang-ngiang soal ciuman itu, "Ih! Nyebelin! Nyebelin! Nyebelin beut elu ya Lalisa!"

"Apa sih Rose? Aw! Astaga ini anak ya..." Lisa akhirnya merebut bantal di tangan Rose dan menahan kedua tangan tupai itu, "Aku gak tau ya kamu mimpi aku lagi buat apa? Tapi kalo itu hal buruk, aku minta maaf, demi tuhan aku lagi berjuang mati-matian ngelawan penyakit ku yang tukang bohong ini buat kamu. Aku gak mau kamu jatuh ke yang lain lagi Rose, itu gak enak, sakit banget tau disini," ujar Lisa sembari menaruh satu tangan Rose ke dadanya.

Rose buang nafasnya perlahan masih agak jengkel, ia akhirnya memeluk erat Lisa, ia sembunyikan wajahnya di antara helaian panjang rambut hitam Lisa yang selalu membuatnya lebih tenang, "Iya aku percaya, cuma mungkin agak parno aja karena emang kamu lumayan kasih aku jejak yang jelek kemarin soal percintaan. Tapi aku percaya kamu udah berusaha berubah Li... Tapi tetap aja, aku takut," jelas nya karena masih terus terngiang-ngiang dengan mimpi tadi.

Lalisa VS Roseanne (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang