38. KAGET GBLK!

558 71 13
                                    





































"Lisa! Jan sembarangan! Gue udah harus berangkat ke Cambridge kurang dari dua puluh empat jam, njing!"

"Gue tau, makanya buru panggil Daddy mami, kita pemberkatan kira-kira satu jam lagi, tepat jam tiga sore berarti dari sekarang," Lisa mulai menekan nomor sang papa di ponselnya.

"Gila lu! Kan-"

"Udah sih... Percuma elu ngomel-ngomel sekarang, kalo gak berani nelpon mami Daddy, gue aja kalo gitu," Lisa tempelkan ponselnya di telinga nya, "Pah...?"

"Iya nak... Kenapa?"

"Ajak mama ke Gereja Katedral sekarang ya..."

Sedangkan Rose yang depannya nampak ketar-ketir masih melongo.

"Hah? Dalam rangka apa?"

"Udah, papa sama mama otw aja sekarang juga, penting, menyangkut hidup dan mati ku." Lisa langsung memutuskan sambungan telponnya.

"Mana hp elu? Sini gue yang nelpon bonyok elu, kalo elu gak berani," Lisa ambil ponsel Rose yang ada di saku celana nya.

"Li... Sumpah lu nekat banget, gak harus sekarang juga kan? Minimal mungkin sebulan lagi, atau dua minggu lagi deh... Kita butuh persiapan lebih Li..."

"Repot beut deh... Yang penting pemberkatan nya zeyeng, ke gereja, ngucap sumpah di depan pendeta, ada keluarga kita yang menemani. Sudah selesai kan? Soal resepsi dan ngurus surat-surat bisa nyusul,"

"Nikah siri dong kita?"

"Seminggu ini doang status kita nikah siri, selama elu sibuk tes dan nyiapin urusan kampus, gue sama keluarga yang ngurus surat-surat nikah, supaya pernikahan kita juga resmi dalam hukum agama dan negara. Elu cukup anteng aja, biar gue yang urus, intinya, kita nikah sekarang juga, sebelum elu berangkat besok."

Lisa mulai gandeng tangan Rose untuk menuju mobil mereka yang terparkir, sekaligus mulai sibuk menempelkan ponsel Rose ke kuping nya, "Halo Dad?"

"Iya, ini seperti bukan suara Rose?"

"Ini Lisa, Dad..."

"Oh Lisa? Ada apa?"

Lisa tersenyum lebar, "Ke Katedral sekarang ya Dad... Ini tidak akan resmi tanpa mami Daddy, soal resmi tidak nya sesuai UUD negara itu gampang, yang penting restu orang tua dan Tuhan, dan kami berdua sudah masuk usia legal,"

"Kamu ngomong apa sih nak?"

Lisa lirik Rose yang masih melihatnya panik, "Aku ingin menikah dengan putri bungsu mu Dad... Roseanne, aku tidak bisa menunggu lebih lama lagi, aku tidak mau kehilangan dia lagi, Daddy dan mami juga tau kan... Seperti apa konflik antar kami selama ini, kemanapun aku berusaha berlari, kemanapun Rose mencoba menghindari, kami berdua berujung selalu pulang ke arah yang sama, karena nyatanya hati kami berdua sudah terlanjur terkunci untuk satu sama lain. Dan aku tidak mau Rose sampai pergi, dengan status yang belum pasti antara kami, karena itu aku ingin langsung mengikatnya dengan sumpah pernikahan sehidup semati. Karena itu juga, aku butuh restu dari mami dan Daddy, sekarang juga untuk ke tempat pemberkatan sederhana kami, di gereja ya Dad... Kamu tunggu, terimakasih Dad."

Lisa matikan telepon nya dan kembali melihat dalam ke mata Rose, "Meresmikan hubungan kita ke pernikahan itu tidak sulit, yang sulit adalah saat kita menjalani kehidupan pernikahan itu Roseanne, karena itu, aku butuh kamu sebagai pendamping hidupku selamanya, sebagai seseorang yang sudah sangat lebih memahami ku, bahkan melengkapi ku lebih dari siapapun."

Lalisa VS Roseanne (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang