26. Move On?

529 86 14
                                    
















































Rose masih sibuk melihat ke depan dimana Mr Ian menjelaskan materi, Rose lihat ke samping, Lalice seperti biasa sangat sibuk mencatat poin penting yang di jelaskan guru di depan, Rose tersenyum, sepertinya dia akan mendapatkan saingan baru untuk rebutan juara pertama semester ini selain Mina.

Tring........!

Bel istirahat berbunyi, Rose langsung bangkit dari duduknya untuk merenggangkan otot, ia lirik ke Lalice, "Gue udah berapa bulan lihat elu di sekolah ini hampir satu semester, tapi gak pernah makan ke kantin kecuali lewat, atau ada hal penting, elu kemana sih biasanya? Gak lapar?"

Lalice mengeluarkan sebuah kotak bekal, "Gue udah lama gak makan masakan mama sejak kecil, karena mama papa pisah, jadi sekarang selagi gue tinggal sama mama, gue selalu minta dia bikin bekal masakan dia sendiri yang super gue kangenin."

Rose mengangguk, "Jadi elu makan di kelas ya?"

"Nggak, gue ke belakang sekolah, disana sepi banget sekalipun jam istirahat, makan di pinggir danau dengan suasana sedamai itu, gak akan pernah gue lewatin cuma demi bisa dapet geng gibah di kantin," cueknya lalu mulai berjalan keluar kelas.

Rose tersenyum tipis, Sana gandeng tangan nya, "Kuy ngantin, gue udah laper," ajaknya.

Rose, Mina dan Sana berjalan barengan dan melewati bangku Yeri yang masih duduk sendirian, ini kesannya memang membully, tapi mau bagaimana lagi? Rose masih belum pengen ngobrol dengan Yeri, bahkan Mina dan Sana juga nampak malas, Rose menghentikan langkahnya dan melihat Yeri sekali lagi, ia menghela nafasnya namun akhirnya melanjutkan langkahnya, dia ternyata sungguhan belum siap.

.
.
.

Begitu selesai ngantin, Rose sempat mengintip ke belakang sekolah, Lalice sudah tidak ada disana, berarti hanya tinggal ada satu tempat persembunyian lagi buat Lalice, yakni di perpustakaan.

Rose langsung sibuk melihat seisi perpus sembari sok-sokan mencari buku, Rose tersenyum tipis saat melihat Lalice yang masih suka duduk di tempat yang sama saat pertama mereka bicara, yakni nongkrong di jendela dan sangat fokus membaca bukunya.

Rose mendekatkan dan mengulurkan sebuah buku, "Gue pernah lihat elu baca ini buku, kasih gue spoiler tentang inti dari isinya,"

"Gak seru kalo elu udah tau intinya," jawab cuek Lalice masih fokus ke buku yang ia baca.

"Gue beda dari elu kalo menilai sebuah buku, takutnya isinya gak sesuai selera, dan cuma bikin capek,"

"Semua buku mengandung makna, gak ada buku yang jelek Roseanne, elu gak akan capek dan nyesel baca semua jenis buku sesedikit apapun peminat bacanya,"

"Kasih gue spoiler Lalice Manoban," tegas Rose sekali lagi.

Lalice membuang nafasnya malas, ia mulai melihat ke Rose dan buku di tangannya,

Lalice membuang nafasnya malas, ia mulai melihat ke Rose dan buku di tangannya,

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Lalisa VS Roseanne (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang