5. Adu Ayank

1K 136 8
                                    
























Mall XXXX

Mall XXXX

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya ketemu juga! Maaf ya kak Jen

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Akhirnya ketemu juga! Maaf ya kak Jen... Soalnya banyak beut cewe pake baju putih berseliweran dari tadi, apalagi kan kak Jennie mungil, jadi makin sulit di akses sepanjang mata memandang," lega Rose yang akhirnya menemukan Jennie, setelah beberapa menit mencari keliling mall.

"Hahahaha... Kamu juga ada-ada aja, ngajak jalan dadakan, jadi aku malas dandan ribet, pake aja baju ini yang gampang," Jennie rapikan rambutnya, yang bahkan tidak sempat ia sisir dengan benar tadi.

"Kak Jen gak dandan ribet aja udah secakep ini, apalagi kalo dandan hedon coba?" Rose dengan peka nan manis, langsung membantu Jennie merapikan rambutnya, "Bentar ya kak... Aku bisa rapikan pake tangan langsung juga kok... Gak perlu sisir, yang penting tetap rapi indah tergerai," tambah Rose.

Jennie nampak nurut, dia literally agak meleyot dikit, karena sikap gentle Rose sejak awal, gadis bule berambut blonde dan berpipi bak tupai itu, memang sangat peka dan satsetsatset, dan sebagai cwk, Jennie yang anaknya paling suka di perhatikan dan di perlakukan romantis, auto ter-touch hatinya.

Jennie menggelengkan kepalanya perlahan, gak bisa, gak boleh dan gak mungkin. Rose lima tahun lebih muda darinya, dan berkemungkinan besar juga, hanya mendekatinya untuk having fun, sebagaimana ABG kebanyakan di usianya, masih labil dan hobi main.

Rose sudah selesai merapikan rambut nya, ia juga memperlihatkan ponselnya di depan Jennie, agar gadis mata kucing itu bisa bercermin, "Lihat, udah rapi kan? Udah bagus kok... Rambut kak Jen tebal hitam, dan halus banget, gampang rapiinnya pokoknya mah..." Santai Rose.

Jennie tersenyum dan mengangguk perlahan, "Thanks Rosie,"

Rose tersenyum makin lebar, dia tatap lembut mata Jennie, dia sungguhan tak bohong, saat mengatakan dia menyukai Jennie dengan tulus, meskipun mungkin belum bisa di sebut sebagai cinta.

Jennie alihkan pandangan nya, karena Rose malah asik memandangi nya terlalu dalam, "Jadi... Kemana kita?" Tanya nya membuang canggung.

"Aku mau kasih liat kak Jen sesuatu dulu, untuk meyakinkan kak Jen juga, kalo aku gak bohong," ujar Rose mulai menarik lengan panjang baju Jennie, dia memang masih ragu-ragu kalo langsung satset gandeng tangan Jennie sembarangan, takutnya kucing itu malah risih kalo terlalu intens di kencan pertama.

Lalisa VS Roseanne (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang