24| Soal itu

3.5K 337 30
                                    

Assalamu'alaikum, semuaa

Selamat malam guys 🌚

Udh pada tidur?

Update malam ada yang liat gak ya?

Di part sebelumnya banyak banget yang komen, jujur aku seneng banget😁 Makasih buat kalian yang udah kasih saran🙏

Jangan lupa penuhin juga part ini sama komenan, mau itu nandai typo, kasih saran, ataupun request-an tentang ke depannya.😃

Follow+vote jangan lupa!

°°°
°°
°°°
°°
°°°
°°
°°°
°°
°°°
°°
°°°
°°
°
Happy Reading🙌

[Bagian 24; Soal itu]

•••

"Sesibuk apapun urusanmu di dunia, jangan pernah lupakan Tuhan."

~Fahim Ariq Decimus

🌷🌷🌷

Libur Santri/ santriwati telah selesai. Hari ini adalah hari dimana mereka semua kembali ke penjara suci untuk mencari ilmu. Begitupun dengan Halwa, Zalfa, Zahra dan Daiva yang akan kembali tidur di kobong dengan alasan masih belum siap jika harus jujur tentang status mereka yang sebenarnya.

Biasanya dihari pertama masuk, tidak akan langsung mengaji. Pastinya mereka akan membereskan pakaian mereka, juga akan diadakan acara perkenalan bagi santri yang baru, dan tahun ada 345 santri/santriwati baru.

"Rame banget ya." Zahra sedikit terkejut karena suasana pesantren pagi ini benar-benar tidak seperti biasanya, kali ini suasana sangat rame karena ada wali santri yang sedang mengantarkan anak-anak mereka.

"Iya, gak kayak biasanya banget." Zalfa membenarkan ucapan Zahra.

"Terus sekarang kita harus ngapain nih? Gabut amat." Ucap Daiva yang merasa kalau sejak tadi dirinya dan ketiga sahabatnya duduk didepan kobong sambil memperhatikan suasana pesantren.

"Gimana kalau kita ke ndalem aja?" Ajak Zalfa yang disetujui oleh ketiganya.

"Yaudah gas." Ucap Halwa.

Diperjalanan menuju ke ndalem, mereka tidak terlalu terburu-buru, sekali-kali mereka menyapa dan membalas sapaan dari santriwati yang menyapa keempat wanita cantik itu.

"Assalamu'alaikum." Salam mereka saat memasuki ndalem. Sepi hanya itu yang bisa menggambarkan suasana ndalem sekarang, karena Abah dan Umi pastinya sedang menyambut para wali santri baru. Dan keempat gus? Mereka juga sedang mengurus dan memperkenalkan area dan juga tata tertib di pesantren bersama ustadz dan ustadzah lainnya.

"Sepi amat." Ujar Zahra

"Yaudah, kita main aja yuk, dikamar siapa gitu." Ajak Halwa antusias.

"Ayok, gimana kalau dikamar lo aja." Tunjuk Zalfa pada Daiva.

"Boleh, gue mau ngambil cemilan dulu." Daiva berjalan ke arah kulkas untuk mengambil beberapa minuman dan makanan didalam kulkas.

Forever with GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang