42| bertemu

1.9K 177 21
                                    

-Part 2-

20.00
Di bandung, lebih tepatnya di pesantren Al-Amin sudah banyak alumni yang datang. Acara akan dimulai pukul 20.30, namun memang banyak alumni yang melaksanakan sholat maghrib dan isya berjamaah.

Keempat pasangan yang lebih dikenal sebagai gus dan ning pun sudah hadir di tempat acara reunian akan berlangsung.

Banyak alumni yang menyapa Halwa, Zalfa, Zahra, dan Daiva. Bahkan sekarang mereka tidak tahu dimana keberadaan anak-anak nya. Sebab, banyak santri serta alumni yang ingin menggendong gus dan ning kecil itu.

Acara dibuka oleh reunian diisi dengan sambutan, membaca rotibul hadad, ceramah, serta permainan seperti menebak tajwid, menebak surat dan lain-lain.

Tanpa disadari acara itu telah selesai sekitar pukul 10 malam, sekarang dilanjut dengan makan-makan yang telah disediakan oleh pesantren.

"Mas, Al sama El dimana ya?" Tanya Halwa saat bertemu dengan suaminya yang semenjak acara dimulai tidak bertemu.

"Sama santri mungkin."

"Tapi, Auni,Ayman sama Biru udah ada mas." Ujarnya yang mulai panik.

"Kita coba tanya ke santri wati sana ya." Ucap Zayyan seraya menunjuk santriwati yang berkumpul tak jauh dari mereka.

Santriwati yang melihat gus dan ningnya mendekat pun segera berdiri. "Assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam. Dalem gus,ning?"

"Kalian lihat gus Nawaf sama ning Nara gak?" Tanya Halwa dengan panik, namun usapan lembut di sela-sela jarinya lumayan dapat menenangkan dirinya yang panik.

"Tadi kita lihat disana ning, kalau gak salah sama-" Santriwati itu tampak memikirkan siapa yang menggendong gus Nawaf dan Ning Nara tadi.

"Sama ustadzah Sarah juga ustadzah Nazwa kalau gak salah ning."

Halwa dan Zayyan saling pandang saat nama Sarah dan Nazwa disebut. "Yasudah kami kesana dulu, assalamu'alaikum."

"Waalaikumsalam."

"Al.. El.." Panggilan dari Halwa mampu membuat 2 orang wanita yang sedang menggendong 2 anak itu menoleh.

"Halwa? Cari anak-anak mu ya?" Tanya Sarah sebelum akhirnya mengalihkan Al ke gendongan Halwa juga El ke gendongan Zayyan.

Halwa menghela nafas, berusaha menenangkan dirinya. "Iya ustadzah." Jawabnya.

Sarah terkekeh, "Tadi saya pengen gendong anak-anakmu."

"Ya sudah saya kesana dulu, mari." Ustadzah Sarah pergi meninggalkan Zayyan dan Halwa diikuti oleh ustadzah Nazwa.

Yang dapat Halwa simpulkan sekarang saat bertemu ustadzah Sarah kembali adalah. Sepertinya ustadzah Sarah sudah mulai melupakan suaminya. Itu hal menyenangkan bagi Halwa tentunya. Ya walaupun kesimpulan itu tidak terlalu diyakini olehnya.

"Ayo mas, aku laper." Zayyan mengangguk, lalu ia memeluk pinggang ramping Halwa untuk berjalan kedalam.

***

Forever with GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang