01| Permintaan

10.2K 533 6
                                    

Assalamu'alaikum, semuaa

~Happy Reading~

[ Bagian 01; Permintaan]

•••

"Semarah - marah-Nya kamu,
Sebenci - benci-Nya kamu,
Akal harus tetap berjalan"
-Author


°°°

Saat bel pulang sudah berbunyi, otomatis semua siswa pun langsung bersiap siap untuk pulang, namun lain dengan 4 gadis yang kini masih duduk sambil berbincang keseruan, namun tak lama kemudian senyum di wajah salah satu dari mereka luntur kala mengingat perkataan orang tuanya tadi pagi.

"Kenapa, Zal?" Tanya Halwa saat ia melihat Zalfa yang awalnya sedang tertawa.

"Gapapa kok, cuman kepikiran aja sama omongan bokap nyokap gue buat mindahin gue ke pesantren."

"Ha? Oh My God, yang bener lu, kalau begitu ceritanya kita bakalan pisah dong. Lagian juga menurut gue nanggung tau kalau pindah, kan kita udah kelas 12." Daiva yang mendengar apa yang diucapkan Zalfa sedikit terkejut, pasalnya sekitar 6 bulan lagi mereka keluar.

"Iya Fa, nanggung tau kalau pindah, kalau pun pindah pasti ribet banget." kini Zahra yang menyahut.

"Sebenarnya itu juga belum pasti sih, soalnya gue nguping pas orang tua gue lagi bicara berdua." Ucapnya dengan cengiran diakhirnya.

"Kebanyang gak sih, kalau Zalfa ke pesantren, jadi ukhti pasti." Daiva yang mendengar ucapan zahra langsung tertawa terbahak bahak.

"Bener tuh. Harus dibayangin dulu sih, biar nanti gak kaget." Ucap Daiva dengan tertawa.

"Ish, awas aja kalau nantinya lo berempat juga ikut sama gue ke pesantren."

"Eh jangan ngomong gitu dong Zal, ucapan itu do'a, dan gue gamau kalau harus masuk pesantren"ucap halwa tidak terima.

"Tenang aja wa, ucapan gue gak bakalan jadi kenyataan kok, bdw pulang sekarang yuk, udah sore nih." Ajak Zalfa yang langsung diangguki oleh ketiga sahabat nya itu.

.

Sesampainya dirumah masing-masing Zalfa bingung karena biasanya saat ia mengucapkan salam bundanya pasti menjawab namun kali ini tidak ada jawaban dari bundanya yang cantik.

"Bund, bundaaa, Zalfa pulang nihhh." Zalfa menghentikan panggilan nya saat melihat bundanya sedang memainkan ponsel.

"Eh kamu udah pulang nak, kok ga ngucap salam sih?"

"Udah bund, bundanya aja yang keasikan main ponsel."

"Iyakah?kalau gitu sekarang kamu mandi sama sholat dulu, nanti turun lagi ya, ada yang mau bunda bicarain sama kamu."

"Iya, kalau gitu aku ke atas dulu."

Saat sedang berjalan ke arah kamarnya, Zalfa bergumam, "Gininih rasanya jadi anak tunggal, rumah sepi banget."

Dilain tempat halwa baru sampai dirumah nya, karena diantara rumah mereka berempat yang paling dekat dengan sekolah itu rumah Zalfa. Mereka berempat pulang naik taksi.

"Mah, halwa pulang." Ucapnya sedikit berteriak.

"Sayang kalau pulang itu ucapin salam dong,dibiasain nanti kalau kamu dapet suami ustad gimana?" Tanya Desi yang membuat halwa tercengang.

Forever with GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang