27| Mangga & Pindah

3.4K 316 27
                                    

Assalamu'alaikum, semuaa

Maaf kelamaan up nya, hehe
Dimaafin gak nih?

Alasannya minggu kemarin mau up, tapi wattpad-ku ada masalah, waktu itu panik banget ku kira akunnya gak bakal balik. Tapi Alhamdulillah akhirnya bisa balik,,,,

Dan kemarin-kemarin mau up, akunya banyak kegiatan, dan gak mampu kalau harus up, soalnya cape.










Tandai Typo!
°°
Happy Reading,,

[Bagian 27; Mangga & Pindah]

•••

"Tidak mudah kecuali Allah yang memudahkan, tidak ada yang sulit ketika Allah mudahkan. Bukan kamu yang hebat, tetapi Allah lah yang mempermudah segala urusan mu."

--🌷🌷

Hari ini adalah terakhir mereka di Bandung mereka akan berangkat ke kota masing-masing sekitar nanti malam, mungkin setelahnya ke empat wanita itu akan merindukan suasana pesantren, mereka akan rindu dihukum karena telat bangun, mereka akan rindu bertengkar dengan Nina senior, begitupun mereka akan merindukan keempat sahabat suami-nya.

Setelah membereskan barang-barang yang akan dibawa, keempat wanita itu kini tengah berjalan menuruni anak tangga, "Mau kemana nduk?"

"Kita mau jalan-jalan ke halaman pesantren umi, sekalian pamitan."

"Ya sudah, sana."

Saat sedang berjalan melewati halaman pesantren, seluruh santri putri yang bertemu dengan keempat ning mereka banyak yang mengucapkan salam perpisahan.

"Kok gue jadi sedih gini ya?" Saut Zalfa pada ketiga sahabatnya.

"Hm, rasanya gak rela kalau harus ninggalin pesantren." Ungkap Zahra

"Iya, apalagi kita bakal pisah." Ucap Daiva, "Pokoknya nanti setiap bulannya kita harus ketemu di rumah umi, sekalian kontrol." Lanjutnya

"Gue gak bisa janji, soalnya pasti cape banget kalau harus bulak-balik Bandung-Yogya dalam satu hari, apalagi pake mobil."

"Ck, lagian sih lo jauh amat di Yogya." Gerutu Daiva kesal.

"Gue juga gak mau jauh dari kalian." Ucap Halwa dengan helaan nafas diakhir, "Eh, lihat deh itu mangga, kok kayaknya enak ya?"

"Ih, Halwa kok gue jadi mau sih." Ucap Daiva yang sama-sama tergiur akan mangga yang masih berada di pohonnya.

"Pengen juga ih." Kini Zalfa yang mulai tergiur

"Itu ada kayu panjang buat ngambil buahnya." Zahra langsung membawa apa yang ia maksud, "Bisa gak Zah?" Tanya Zalfa saat melihat Zahra yang masih berusaha mengambil buah mangga tersebut menggunakan kayu.

"Ish, kok gak bisa sih?" Gerutunya kesal, "Cari bantuan aja gimana? Soalnya gue kepengen banget." Ide Halwa disetujui oleh yang lainnya.

Forever with GusTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang