25. Malam Penuh Rindu

8 5 2
                                    

HAPPY READING______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING
______________________________________

Part 25: MALAM PENUH RINDU

Memandangmu bagaikan melihat bintang, bintang yang indah dan yang paling terang. Namun, sangat sulit dan bahkan tidak mungkin untuk digapai.

______________________________________

Malam hari dengan suasana yang dingin, dan mampu menusuk ke tulang. Kristan, dan Calista tengah berada di taman belakang rumahnya. Mereka berdua sedang tiduran di atas rumput, menatap indah nya langit dengan gemerlap bintang yang menghiasi, persis saat kecil batin Kristan.

"Bintang yang itu terang ya kak," ungkap Calista menunjuk salah satu bintang yang bersinar paling terang diantara teman-temannya. Kristan hanya mengangguk sembari melihat bintang yang ditunjuk Calista

"Dulu kata Mama kalau kita kangen dengan seseorang yang udah ga ada, suruh liat bintang yang paling terang," lanjut Calista menatap sendu bintang yang bersinar terang tersebut. Otak Calista tengah memutar memori disaat dia kecil, memori-memori tersebut terputar seperti kaset rusak.

Malam hari tiba, tepat di taman belakang rumah, seorang ibu dengan kedua anaknya tengah duduk di kursi taman yang berwarna putih, menatap langit yang berhiaskan bintang-bintang.

"Kristan, Calista," panggil wanita yang diketahui ibu dari kedua anak tersebut bernama Gevania Syaqueena yang sering dipanggil Vania.

"Apa, Ma?" jawab kedua bocah laki-laki dan perempuan itu menatap wajah Mama nya yang duduk di tengah mereka.

Vania tersenyum. "Mama cuma mau bilang, kalau kalian rindu dengan seseorang yang sudah tidak ada di alam semesta ini coba disaat malam hari kalian liat bintang yang paling terang di langit."


Mata bocah laki-laki yang diketahui bernama Kristan itu menatap langit yang kini tengah memamerkan gemerlap bintang yang indah, lalu ia menoleh menatap Mamanya yang sedang menatap langit. "Kalau ga ada bintang gimana, Ma?" tanya Kristan polos.

Vania tersenyum dielus nya rambut milik anak laki-laki nya itu, "Di siang hari kamu bisa melihat awan yang indah sayang, tapi apabila semesta sedang tak berpihak awan menjadi mendung berarti semesta meminta kamu untuk mendoakan orang yang sudah tidak ada itu."

Kedua anak kecil itu mengangguk paham, lalu melanjutkan melihat bintang yang bertebaran dilangit malam.

Calista tersenyum kecut saat sekelebat memori itu terlintas didalam otak nya. Bohong, sangat bohong kalau dia tidak rindu dengan sang Mama.

LAMP OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang