50. Kritis

4 1 0
                                        

HAPPY READING______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING
______________________________________

Part 50: KRITIS

Waktu itu begitu berharga jangan pernah kau sia-siakan begitu saja.
______________________________________

"Bagaimana keadaan putri-putri saya? Mereka baik-baik saja kan?" tanya Satrio.

Saat dokter itu akan menjelaskan keadaan Calista dan Renata tiba-tiba seorang suster dari dalam ruangan keluar dengan wajah panik. "Dokter, pasien atas nama Calista mengalami henti jantung," ucap suster perempuan itu.

Dokter laki-laki itu langsung bergegas masuk dan menutup pintu ruangan. Satrio yang melihat itu hanya bisa pasrah dan kembali duduk. Pandangan Bapak anak 2 itu menunduk, satu persatu air mata luruh. Dalam hati dirinya berdoa agar kedua anaknya bisa selamat dan kembali berkumpul dengannya. Dirinya juga menyesal mensia-siakan waktu dan terlalu sibuk bekerja.

Reza yang melihat dan mendengar itu semua terdiam pandangannya juga menunduk berusaha menyembunyikan air mata yang menetes. Baru saja dirinya ingin bahagia dengan orang yang ia cintai setelah sekian lama namun apalah daya kini Tuhan seakan menguji keimanannya.

"Queen, ayo bertahan. Gue tau lo bisa, lo kuat," batin Reza.

Sudah 15 menit lamanya namun dokter itu belum keluar juga. Semuanya berdoa untuk keselamatan Kristan, Calista dan Renata. Mereka semua terpuruk.

"Bos," panggil Arka, salah satu inti Levator.

Reza yang sedang menunduk lantas mengangkat kepalanya. "Hm?"

Semua inti Levator sedikit tercengang melihat keadaan Reza yang tengah duduk dikursi tunggu dengan mata memerah sembab, hidung yang merah, serta rambut yang sudah acak-acakan. Mereka semua memaklumi bukan hal mudah bagi Reza untuk menyembunyikan kesedihannya.

"Bagaimana keadaan Rio, Calista sama sahabatnya?" tanya Jordan yang ikut duduk dikursi tunggu.

Pandangan Reza beralih ke langit-langit rumah sakit. "Kristan kritis dan masuk ICU, Calista mengalami henti jantung sekitar 15 menit lalu dan gue gak tau keadaannya sekarang dokter belum keluar. Kalau Renata gue gak tau juga, Dan."

Hening menyelimuti mereka semua. Kesedihan begitu terpancar dari wajah mereka semua dalam hati mereka merafalkan doa terbaik untuk mereka bertiga.

Pintu ruangan terbuka dan menampakkan dokter yang tadi menangani Calista dan Renata. Satrio serta Reza berdiri dari duduknya dan mendekat kearah dokter laki-laki itu.

"Bagaimana keadaan putri-putri saya?" tanya Satrio dengan pertanyaan yang sama.

Dokter laki-laki itu berdehem sebelum berbicara. "Keadaan pasien atas nama Renata hanya mengalami kurang cairan atau dehidrasi dan beberapa luka lebam saja. Namun untuk pasien atas nama Calista mengalami keadaan yang cukup parah."

LAMP OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang