Cerita ini mengisahkan seorang gadis yang terombang-ambing dengan masa lalu kelam nya. Kepribadian yang tak selaras melekat dalam dirinya, saat bersama keluarga gadis itu mampu bercanda tawa namun berbeda saat berada dilingkungan luar dirinya sangat...
Kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi dalam hidup seseorang. Bisa jadi itu kemungkinan baik namun, tidak menutup kemungkinan buruk yang akan terjadi. ______________________________________
Hujan sudah mengguyur Jakarta sejak setengah jam yang lalu. Dan kini murid SMA Lima Sila mulai berhamburan keluar dari kelas untuk pulang kerumahnya masing-masing. Suatu kesialan untuk murid yang lupa membawa mantel atau payung di musim hujan akhir-akhir ini, ada yang memilih menerobos hujan ada yang menunggu jemputan di dekat pos satpam, dan ada yang memilih ngerumpi di kelas sembari menunggu hujan reda. Sedangkan Calista memilih untuk menunggu jemputan didekat halte dengan Renata.
"Hujan nya deres banget ya, Cal?" ujar Renata yang duduk di samping kiri Calista.
"Iya. Mungkin semesta tengah bersedih makannya hujan," ucap Calista yang terdengar ngawur.
Renata mengernyit heran lalu menabok lengan Calista pelan. "Mana ada kek gitu."
"Ya ada aja," jawab Calista yang menatap hujan didepannya. Renata dibuat geleng-geleng dengan tingkah sahabatnya itu.
Renata tiba-tiba berdiri lalu melambaikan tangannya untuk menghentikan angkot jurusan ke arah rumahnya. "Cal, angkot jurusan gue udah sampai. Gue duluan gapapa?" ucap Renata sembari menatap manik coklat milik Calista, Renata merasa tidak enak jika harus meninggalkan Calista.
Sepi. Hanya ada dirinya di halte, dan ditemani suara hujan. Lambat laun setelah 15 menit berlalu hujan pun mulai reda, dan menyisakan rintik-rintik.
"Jemputan gue mana sih?!" gerutu Calista yang merasa geram, dirinya sudah memesan kendaraan untuk pulang melalui aplikasi namun, selalu di tolak mungkin karena hujan.
Suara deruman motor besar terdengar ditelinga Calista, ia menatap kearah kanan tampak disana ada seorang pengemudi motor yang memakai seragam dari SMA yang sama seperti dirinya. Pengemudi tersebut berhenti didepan halte Calista duduk, Calista yang mengenal motor dan postur tubuh orang tersebut hanya memutar bola matanya malas.
Pengemudi laki-laki yang masih memakai helm itu menghampiri Calista, dilepasnya helm yang dia pakai.
"Mau pulang bareng ga?" tawar pengemudi laki-laki yang Calista kenal bernama Reza. Ya, Reza tadi menunggu di area sekolah, setelah dirasa hujan reda dirinya pun segera keluar dari lingkungan sekolah.
Calista hanya diam, dan menganggap bahwa Reza tidak ada dihadapannya. Mendapatkan respon seperti itu Reza mendengus kesal.
Setengah jam kembali berlalu, dan Reza masih setia berada di halte. Dirinya kini duduk di samping Calista sembari memainkan ponselnya. "Ayo gue anterin pulang. Ga usah gengsi deh lo!" ucap Reza yang memasukkan ponselnya kedalam saku celananya.