Cerita ini mengisahkan seorang gadis yang terombang-ambing dengan masa lalu kelam nya. Kepribadian yang tak selaras melekat dalam dirinya, saat bersama keluarga gadis itu mampu bercanda tawa namun berbeda saat berada dilingkungan luar dirinya sangat...
"Hargailah waktu karena waktu tidak akan bisa diulangi lagi. Percayalah sekuat apapun kalian mencoba mengulangi sebuah peristiwa tidak akan pernah sama dengan peristiwa sebelumnya. Dan satu lagi, harta dan tahta tidak akan menjadi tolak ukur seseorang untuk bahagia. Hargailah semua orang yang singgah karena setiap orang yang singgah pasti memberikan pelajaran yang sangat berharga." ______________________________________
Setelah pertengkaran di hari itu hubungan kakak beradik ini tidak pernah akur. Dan disaat itu juga teror-teror yang menimpa Calista semakin menjadi-jadi, mulai dari loker yang penuh sampah hingga surat ancaman. Gadis itu tidak pernah memberitahu Kristan, dirinya memilih untuk menyelidiki siapa sebenarnya pelaku dari ini semua?
Mata pelajaran pertama kelas X.MIPA.1 adalah olahraga. Calista yang ditemani Renata berjalan menuju loker, teman sekelasnya semua sudah berganti seragam hanya Calista dan Renata yang belum berganti seragam. Saat sampai diloker, mereka berdua melihat ke sekeliling, keadaan loker sangat sepi dan sunyi.
"SIAPA SIH SEBENARNYA?! ISENG NYA KETERLALUAN!" bentak Calista saat melihat lokernya yang penuh dengan sampah busuk dan secarik kertas.
Renata yang mendengar teriakkan Calista pun langsung mendekat kearah sahabatnya. Matanya terbelalak, bagaimana tidak? Loker Calista berisi banyak sampah busuk seragam olahraga Calista juga ikut kotor. Renata menyipitkan matanya saat melihat secarik kertas, lalu mengambilnya.
LO HRS MATI LO GK PNTES HDUP CALISTA SYAQUEENA ALEXANDER
Begitulah tulisan yang berada di secarik kertas itu.
"Cal? Gue curiga sama satu orang." Renata memandang serius kearah Calista. Jika biasanya raut wajahnya penuh dengan candaan kali ini berbeda ada raut serius yang ditunjukkan Renata.
"Siapa?"
"Dewa."
"Why do you think so?"
"Gue pernah liat dia jalan ke loker cewek dan gerak geriknya mencurigakan. Dan pernah gue tabrakan sama Dewa, you know Cal? Dia jatuhin buku dan buku itu ga sengaja terbuka dan disalah satu halaman nya ada nama lo, gue mau ngambil itu buku tapi udah keburu si Dewa yang ngambil dan raut nya berubah panik," ucap Renata menatap lekat Calista.
"Lo harus hati-hati, Cal," peringat Renata yang diangguki oleh Calista.
Otak Calista berpikir keras kali ini. Siapa yang menerornya? Reza? Dewa? Atau..?