53. Penjelasan

1 2 0
                                        

HAPPY READING______________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HAPPY READING
______________________________________

Part 53: PENJELASAN

Menyediakan ikhlas dan sabar yang lebih itu memang harus agar kita tak tumbang saat manusia yang kita cintai hilang dari kehidupan.
______________________________________

Setelah kepergian Kristan dimalam itu keesokan harinya jenazahnya dimandikan dirumah sakit dan segera dikafani. Usai semua urusan jenazah, mereka semua termasuk inti Alaskar segera melaju menuju Jakarta pusat lebih tepatnya ke rumah duka. Sebenarnya Calista belum bisa keluar rumah sakit namun karena gadis itu ngotot ingin mengantarkan Kristan ke tempat peristirahatan terakhirnya akhirnya Calista diizinkan untuk pulang. Satrio, Calista, Renata dan pembantunya duduk dikursi ambulans bersama jenazah Kristan sedangkan inti Alaskar mengendarai motornya masing-masing.

35 menit perjalanan mereka akhirnya mereka sampai di Jakarta pusat. Sebelum dimakamkan jenazah Kristan terlebih dahulu disholatkan di rumah duka. Usai disholatkan jenazah Kristan segera dikebumikan.

Mobil jenazah sudah sampai di pemakaman umum. Inti Alaskar yang mengangkat jenazah Kristan untuk dibopong menuju tempat terakhirnya, tangisan mereka tetap mengalir karena mengangkat tubuh ketuanya yang sudah tak bernyawa, terakhir mereka membopong Kristan adalah saat digedung tua itu.

Calista duduk dikursi roda yang didorong oleh Satrio dalam pelukannya terdapat nisan yang bertuliskan nama Kristan, tanggal lahir dan wafatnya. Tangis Calista semakin tak bisa dibendung saat menyadari bahwa Kristan wafat dihari ulang tahunnya.

Tangis Calista dan Renata tak berhenti sejak kemarin bahkan sampai jenazah Kristan masuk kedalam liang lahat saat ini. Tanah perlahan menutup lubang liang lahat. Nisan kuburan ditancapkan diatas kuburnya. Calista duduk didekat nisan dibantu oleh Satrio. Dipeluk erat nisan itu seolah gadis itu tengah memeluk raga kakaknya.

"K-kenapa secepat ini kak?" tanya Calista dengan lirih.

"Kenapa kakak milih kain kafan padahal Calista mau ngasih kado baju koko untuk lebaran." Kado yang Calista belikan adalah baju koko berwarna putih bersih ternyata kakaknya itu lebih memilih kain kafan dihari ulang tahunnya.

"Apa sebenarnya sakit kakak? Kenapa Cal gatau?" lirihnya lagi. Sakit sangat sakit. Kenapa disaat kakaknya sekarat dirinya baru mengetahui ini semua?

Pelayat yang mengiringi perlahan bubar dan tersisa Satrio, Calista, Renata, Reza dan inti Alaskar. Gadis itu menaburkan bunga mawar diatas makam Kristan. Masih seperti mimpi, padahal beberapa hari lalu mereka masih bercanda tawa, berbincang-bincang dan membahas masa depan masing-masing namun apalah daya kenyataan nya kini laki-laki itu pergi untuk selamanya.

Kematian itu selalu datang tiba-tiba yang bisa kita lakukan hanyalah menyiapkan diri dan menyediakan ikhlas serta sabar yang lebih apabila yang meninggalkan kita adalah orang terdekat.

LAMP OF MY LIFETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang