Seperti manusia kebanyakan, Jeli juga sama bencinya dengan hari Senin. Upacara bendera hari Senin, bayar uang kas hari Senin, matematika hari Senin, les privat hari Senin, dan yang paling sial adalah piketnya juga hari Senin. Pokoknya, hari Senin adalah hari paling sibuk yang menyebalkan.
Jadi sebagai pembukaan sebelum Jeli menjalani hari Seninnya yang panjang dan pastinya melelahkan ini, Jeli butuh asupan jajanan kesukaan.
Selain suka snacks minimarket dan jajanan pasar malam yang minyaknya segunung itu, Jeli juga suka rempeyek; sejenis gorengan isi kacang tanah.
Rempeyek masuk top 3 jajanan favorit Jeli. Ayahnya bahkan sempat terkejut ketika pernah memergoki Jeli tengah mengeluarkan banyak rempeyek yang masih terbungkus rapi dari dalam tas sekolahnya.
Kebetulannya, ada salah satu murid SMA Astronesia yang berjualan camilan satu itu. Jeli tentu saja bersedia menjadi pelanggan setia. Makan rempeyek sebelum dan sehabis pelajaran matematika adalah obat pereda pusing paling ampuh ala Jeli.
Ia lantas bangkit dari kursinya. Menyambar handphone yang sebelumnya tergeletak di meja dan berjalan keluar kelas untuk mencari keberadaan murid penjual camilan kesukaannya itu.
Di depan pintu kelasnya sendiri, Jeli menengok ke kanan dan kiri. Arah pandangnya menyisir seluruh koridor kelas 11 IPS.
Dari banyaknya murid yang berkeliaran di luar kelas pagi ini, Jeli berhasil menemukan keberadaan orang yang dicari.
Jeli melambaikan tangan tinggi-tinggi. Karena ia lupa siapa nama gadis itu, Jeli berseru, "Peyek-ssi!"
Yang merasa dipanggil menoleh seperkian detik kemudian. Ia sempat merotasikan bola matanya. Bertemu 'langganannya' pagi-pagi begini akan menguras emosi dan energi setidaknya tiga puluh persen.
Seorang gadis berperawakan cukup mungil dengan rambut sepunggung yang dikuncir kuda, berjalan mendekat. Dia murid kelas 11 IPS 2 yang nekat berjualan di sekolah padahal sudah dilarang sejak awal.
"Berapa kali gue ngenalin diri ke lo, nama gue ARKEYNA. Gue slepet juga lo lama-lama!" kesalnya.
"Nama lo susah diinget."
Arkey mengerutkan kening. Sulit diingat dari bagian mana? Nama panjang Jeli bahkan jauh lebih ribet dan susah diingat menurut Arkey.
"Tinggal panggil Arkey atau Key apa susahnya?"
Lihat?
Dari Jeli yang selalu lupa nama asli Arkey saja sejujurnya sudah membuat Arkey kesal bukan main. Ini belum seberapa, Key, sabar. Ucapnya pada diri sendiri dalam hati.
"Oh ... kunci, ya?" Jeli manggut-manggut.
"Kepala lo kalo gue jedotin ke ini tembok, sakit, loh."
Jeli memutar bola mata. "Hadeuh... jadi peyeknya mana? Kenapa lo nggak bawa kesayangan gue?" tanyanya ketus.
KAMU SEDANG MEMBACA
8 LETTERS | Chenle-Ningning
Teen FictionSMA punya banyak kenangan dan cerita menarik bagiku. Masa dimana aku mengenal dewasa dan segala hal baru tentang dunia. Tentang cerita dengan banyak gelak tawa dan bahagia, beragam luka dan obatnya, obrolan tengah malam, juga akhir pekan yang menyen...