28. Drama Hari Senin

74 11 3
                                    

"Jeli

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jeli."

"Eh iya sorry, Lan. Gimana tadi?" Dengan segera Jeli mengangkat kepala. Ia terlalu lama memandangi layar ponsel, padahal pesan kawan-kawannya sudah berakhir di bubble chat yang Adis kirim.

"Pacaran aja nggak sih kita?"

Penuturan tanpa aba-aba itu sukses mengambil alih kewarasan si lawan bicara. "HAH?!"

Apa katanya?

Tolong yakinkan Jeli bahwa dirinya cuma salah dengar.

"Kenapa? Lo mau minta Ayah lo nyelametin anak sulungnya dari situasi begini?" Alan terkekeh kecil.

GILA.

Alan sepertinya sudah gila karena betulan menyukai gadis macam Jeli.

Rileks, Jel.
Lo nggak boleh ikutan gila.

Namun meski sudah mengatur hela napasnya sendiri, Jeli masih tak sanggup berkata-kata. Sepasang bola matanya yang semula nyaris keluar, berakhir ia pejamkan. Sengaja menahan segala jenis kalimat balasan lain yang sejujurnya sudah menumpuk di kepala. Saking nyaris meledaknya, Jeli bingung bukan kepalang untuk menimpalinya dengan cara yang mana.

Mulut Jeli bungkam sepuluh ribu bahasa bersama sistem di otaknya yang seolah mengalami lag parah. Dari sekian kalinya Jeli dapat pengakuan cinta, baru kali ini gadis itu merasa nyawanya serasa dibawa melayang entah ke mana.

Sial. Jeli merasa jantungnya berdegup lima kali lebih kencang. Bisa-bisanya orang di depannya ini membalikkan kata-kata Jeli sewaktu pertemuan awal mereka.

Pertama, gadis itu kesal. Tidak ada yang bisa dirinya lakukan selain bergeming lama sekali sebab tak pernah punya dugaan atas situasi begini.

Kedua, Alan tidak bosan-bosannya membuat Jeli amburadul hanya dari satu kalimat singkat yang diucap kelewat santai.

Ketiga, Jeli kesal lagi.

Di detik berikutnya Alan turun dari motor. Mencipta jarak satu langkah di hadapan Jeli yang baru saja membuka matanya lagi. Dari saling tukar tatap itulah Alan baru menyadari Jeli memakai kontak lensa berwarna hazel hari ini. Sama cantik seperti namanya. Persis indahnya dengan senyum yang gadis itu punya.

Ragu-ragu Jeli buka suara, "Maksud lo?"

Alan mengangkat alis. Ingin menertawakan raut melongo Jeli tapi dirinya takut kena semprot.

8 LETTERS | Chenle-NingningTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang