"Enak. Cobain, deh." Jeli menyodorkan minuman pesanannya pada Kala.
"Eum... Lumayan, tapi bukan selera gue." Kala berkomentar setelah mencobanya.
"Selera lo yang pait-pait."
"Kan manisnya udah ada di lo."
Mendengar itu, Jeli sontak menarik kedua sudut bibir lalu melengos ke arah lain. Antara menahan malu padahal bukan dia yang berbuat atau merasa cukup lelah dengan gombalan Kala yang tidak ada habisnya.
Jeli mendadak punya satu kalimat balasan untuk itu.
"Tiba-tiba kepikiran, para semut tau nggak ya kalo senyum lo lebih manis dari gula?"
Giliran Kala yang tergelak. "Bagus, bagus. Ada peningkatan."
Ada peningkatan dalam hal gombalan Jeli yang biasanya selalu bikin bulu kuduk mendiri sekujur badan, maksudnya.
"Tapi gue merinding, Ka, ngomong begitu. Udah kebiasaan jadi badut, giliran sok manis begini bikin gumoh."
"Nggak heran orang-orang sering kaget waktu gue bilang lo adek gue."
"Jelas mereka nggak bakal percaya, lah, secara kita beda emak bapak."
Di sekolah, tidak semua orang tahu tentang itu. Melihat kedekatan Kala dan Jeli sekaligus cara mereka berinteraksi, orang-orang mungkin menganggap keduanya berpacaran. Hanya segelintir yang tahu hubungan mereka yang nyatanya sudah seperti saudara kandung.
Hingga sekarang, Kala yakin pasti masih ada saja yang menganggap Jeli adalah pacarnya.
Dua kali Kala didatangi orang yang katanya naksir adiknya itu. Tidak tahu bagaimana mulanya tapi setiap ada orang yang ingin mendekati Jeli, mereka akan mengajak Kala bicara lebih dulu.
Pertama, memastikan apakah Kala memang benar bukan pacar Jeli.
Kedua, meminta doa restu pada Kala selaku calon kakak ipar.
Lalu berakhir dengan mengadu pada Kala karena cinta mereka Jeli tolak."Tetep gini, ya, Jel." Sorot mata yang laki-laki tampak meminta permohonan.
"Gini gimana?"
"Di mata gue, lo masih anak perempuan 10 tahun yang selalu minta traktiran es krim seember sehabis menang lomba. Lo bisa dateng ke gue kapan aja. Nggak usah nunggu gue nggak sibuk atau bahkan nganggur. Gue pasti nyempetin waktu buat nemenin lo. Maaf setahun ini bener-bener sesibuk itu sama OSIS dan kegiatan lain, sampe jarang nemuin lo."
KAMU SEDANG MEMBACA
8 LETTERS | Chenle-Ningning
Teen FictionSMA punya banyak kenangan dan cerita menarik bagiku. Masa dimana aku mengenal dewasa dan segala hal baru tentang dunia. Tentang cerita dengan banyak gelak tawa dan bahagia, beragam luka dan obatnya, obrolan tengah malam, juga akhir pekan yang menyen...