"Ka!"
Laki-laki dengan jas almamater OSIS menolehkan kepalanya ke belakang setelah mendengar seseorang memanggilnya. Ia lantas memicingkan mata, "Jeli?"
Di depan pintu UKS, gadis itu melambai. Senyumnya merekah sempurna dengan mata yang berbinar. Seperti bertemu dengan Kala adalah yang paling ia tunggu-tunggu.
Kala yang sebelumnya hendak ke toilet, mengurungkan niat. Memilih untuk menghampiri Jeli terlebih dahulu.
"Kangen banget!" seru gadis itu ketika daksa keduanya berhadapan.
Kala menampilkan deretan giginya. Tersenyum manis hingga siapa saja yang melihatnya bisa turut menarik senyum juga. Ia kemudian merentangkan kedua tangannya. Membuat Jeli langsung menghambur masuk ke sana.
"Gue doang, nih, yang kangen?" Jeli mendongak.
"Gue juga."
"Padahal kita berdua masih satu sekolah, tapi ketemu aja jarang banget, chatting sebulan sekali, bahkan foto juga cuma tiap pergantian tahun. Dan gue tanya, nomor lo yang mana lagi?!" yang perempuan melepaskan dekapannya setelah itu. Menyempatkan waktu untuk mengomeli laki-laki di hadapannya ini karena paling susah dihubungi.
Dalam satu setengah tahun ini, Jeli bisa menghitung berapa kali Kala mengganti nomor telepon. Di mata Jeli, Kala melakukan hal itu sudah seperti sebuah hobi yang dilakukan ketika waktu senggang.
"Maaf, gue sibuk banget akhir-akhir ini. Nomor gue juga baru ganti kemarin lusa. Nanti gue chat abis ini. Jangan ngambek," bujuk sang ketua OSIS itu. Tangannya terangkat untuk mencubit pelan pipi Jeli.
Jeli tergelak sejenak mendengar Kala menjelaskan sebegitu rinci. "Nggak, kok. Tau banget gue, sama kesibukan Pak Ketos ini."
"Abis ngapain?" Kala mengganti topik.
"Nggak ada. Cuma abis ngadem aja sebentar di dalem. Ini lo nggak ngucapin apa-apa, gitu, Ka?" Jeli mencoba mengetes Kala, apakah laki-laki itu tahu tentang kabar kemenangan kelasnya.
Tawa laki-laki itu jelas mengudara. Ia kemudian berkata, "Selamat, cantik... Kesayangan gue emang paling keren sedunia. Heran, abis makan apa, sih, sampe narik tambangnya paling semangat, gitu?"
Jeli menarik kedua sudut bibirnya. Tersenyum bangga hingga pipi chubbynya tampak semakin mirip bakpao di mata Kala.
Kala memang selalu semanis itu pada Jeli.
"Makan motivasi."
Keduanya tergelak lagi. Karena mereka berdiri tepat di depan ruangan UKS, interaksi keduanya mau tak mau menjadi tontonan dua anggota PMR yang sedang berada di dalamnya.
Membuat mereka hanya bisa tersenyum kecut dengan pemandangan di depannya. Menanti kapan datangnya interaksi manis itu pada hidup mereka.
"Eum... Btw, Ka, nanti malem, free?"
KAMU SEDANG MEMBACA
8 LETTERS | Chenle-Ningning
Teen FictionSMA punya banyak kenangan dan cerita menarik bagiku. Masa dimana aku mengenal dewasa dan segala hal baru tentang dunia. Tentang cerita dengan banyak gelak tawa dan bahagia, beragam luka dan obatnya, obrolan tengah malam, juga akhir pekan yang menyen...