05. Ditolak atau diterima?

16.7K 570 4
                                    

~Happy reading~

"Abi serahkan jawabannya sama Aisyah,gimana nak apa kamu menerima lamaran nak alvan?" tanya kyai Husein pada anak nya.

Semua matapun kini tertuju pada Ning Aisyah yang masih menunduk, termasuk Gus Alvan yang sesekali menatap Aisyah dengan cemas takut lamaran nya ditolak, karena ia tidak tau Ning Aisyah mencintai nya atau tidak.

Akhirnya Aisyah mengangkat kepala nya dan melihat Abi dan ummi nya secara bergantian, ummi Hanifah yang dilihat pun hanya tersenyum menenangkan kepada sang anak, Aisyah memejamkan matanya sebentar sambil menghapus air matanya.mau tak mau dia harus memilih antara keinginan abinya dan hatinya, dia tau Gus alvan memang tampan bahkan lebih tampan dari pada alif, tapi tetap dia tidak bisa mencintai Gus Alvan.

" M-maaf sebelumnya, A-aisyah.... hufh" Aisyah menghela nafas nya pelan, ia benar-benar bingung harus jawab apa sekarang, iapun menatap kembali Abi dan ummi nya mereka tersenyum kepada Aisyah, apakah Aisyah sanggup melenyapkan senyuman itu?tentu tidak Aisyah tidak bisa mengecewakan Abi nya.

"Bismillahirrahmanirrahim, sebelumnya saya ucapkan terima kasih karena Gus beserta keluarga sudah datang kesini untuk melamar saya. Atas restu dari Allah dan restu Abi dan ummi saya Aisyah Almira menerima lamarannya Gus alvan Al-Faiq" setelah mengucapkan kalimat itu Aisyah meneteskan air matanya,

Mungkin semua orang pikir Aisyah terharu dengan apa yang terjadi saat ini,tapi nyatanya tidak, dia menangis bukan karena terharu, melainkan sedih karena harus merelakan cinta yang dihatinya demi sang Abi.

"Alhamdulillah" semua orang yang ada disana mengucap syukur tak terkecuali Gus Alvan, ia sangat bersyukur karena Aisyah menerima lamarannya ini, sungguh sangat bahagia dirinya saat ini.

"Duduk sini nak biar ummi pasangkan cincinnya" ujar ummi salmah.

Aisyah pun duduk di samping ummi salmah, setelah memasangkan cincin dijari manis Aisyah mereka pun berpelukan.

"Terimakasih nak karena telah menerima lamaran dari anak ummi, ummi sangat bahagia, semoga lancar sampai hari H" ujar ummi salmah sambil tersenyum menatap Aisyah.

"Sama-sama ummi,Aisyah juga mengucapkan terimakasih karena keluarga ummi sudah memilih Aisyah untuk dijadikan istri nya Gus alvan" ujar Aisyah sambil menangis.

"Masya Allah anak ummi sekarang sudah besar ya bi, dia udah jadi calon istri nya seseorang" ujar ummi Hanifah terharu, ia merasa baru kemarin Aisyah bermain lari-larian tapi malam ini sudah ada lelaki meminang nya .

"Putri Abi memang sudah besar mi" balas Abi Husein.

Semua yang ada disana tersenyum bahagia, apalagi Gus alvan jangan tanyakan lagi betapa senang nya dia malam ini.

"Untuk tanggal pernikahannya bagaimana" tanya ummi salmah

"Sebenernya Abi sama kyai Husein sudah membahas ini sebelum nya jika  lamaran ini diterima, dan Alhamdulillah karena di terima jadi pernikahannya akan dia laksanakan Minggu depan, bukan begitu kyai Husein" ujar kyai Hanan

"Na'am, karena lebih cepat lebih baik, apalagi nak Alvan sudah siap untuk menikah jadi kita akan laksanakan Minggu depan, gimana nak Alvan apakah setuju?

"Alvan ikut saja kyai gimana baiknya"

"Apa gak terlalu terburu-buru Abi,lagian kan pernikahan butuh waktu untuk mempersiapkan segala sesuatunya" tanya Aisyah pada sang Abi,karena dia keberatan dan belum siap.

"Engga nak,rencana yang baik tidak boleh di tunda-tunda, jika bisa dilaksanakan secepatnya kenapa tidak" jawab kyai husein, ia tau sebenarnya putri nya tersebut sedikit keberatan karena dia tidak mencintai Alvan,namun ia tidak bisa mengikuti keinginan anak nya itu karena ini demi kebaikan nya kedepan.

Imamku Gus Alvan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang