09. Rencana Pernikahan

15.9K 618 41
                                    

~Happy reading~

Setelah shalat subuh santri di pondok Al Faiq dilanjutkan dengan kegiatan mengaji pagi dan saat ini mereka semua sedang menikmati sarapannya di kamar nya masing-masing, sedangkan Nadira hanya melihat sarapannya saja tanpa menyentuhnya, pasalnya ia sudah terbiasa dengan makanan mewah namun pagi ini dia di sungguhkan hanya dengan makanan sederhana saja, sungguh ia tak minat untuk makan.

"Eh Dira kamu puasa apa gimana, kok makanannya diliatin mulu" tanya Nisa

"Iya Dir kasian itu makanannya bisa salting kalo kamu liatin terus" sahut syera

"Kalo kamu butuh batuan untuk habisin itu makanan insya Allah aku bisa bantu dir hehehe" ujar Indah sambil cengengesan

"Astagfirullah indah di pikiran kamu keknya makanan Mulu deh" ujar Nisa

"Kalo mau ambil aja makanan gw indah,gw gak laper"

"Alhamdulillah ya Allah ini rezeki anak Sholehah" ujar indah bersemangat

"Eh gw mau keluar bentar ya, soalnya ada urusan"

"Mau kemana emang dir" tanya syera

"Mau ke ndalem syer ada urusan dikit bye" jawab Nadira

"Kalo mau pergi itu ucapnya assalamualaikum Dira bukan bye" ujar Nisa memperingati

"Iya-iya ibu ustazah siap, udah ya gw pergi dulu assalamualaikum"

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab mereka semua sambil menggelengkan kepalanya melihat kelakuan Nadira kecuali indah yang sibuk menyantap makanan.

***

Saat ini Gus Alvan dan Ning Elisha sudah bersiap-siap untuk pergi ke rumah sakit untuk menjemput kyai Hanan, karena hari ini kyai Hanan sudah diperbolehkan untuk pulang dari rumah sakit.

"Udah siap kan dek" tanya Gus Alvan

"Udah bang"

"Yasudah kalo gitu ayo...."

"Assalamualaikum" tiba-tiba terdengar orang memberi salam dari luar ndalem siapa lagi kalo bukan Nadira, Nadira datang ke ndalem sebenernya ingin meminta hp nya untuk menelpon bundanya, karena waktu dia sampai ke ndalem kemarin malam hp di ambil sama Gus Alvan atas perintah ayahnya Nadira.

"Waalaikumsalam warahmatullahi wabarakatuh" jawab Gus Alvan dan Ning Elisha.

"Eh mbak Dira,ada apa mbak" tanya Ning Elisha sopan

"Ini Ning saya kesini mau minta hp saya sebentar karena mau menelfon bunda" ujar Nadira dengan sopan pula.

sebenernya ia malas bicara saya-saya seperti ini karena menurutnya lebih enak pake gw gitu, tapi ini ayah nya mewanti-wanti dirinya, daripada nanti ayahnya tau dia bicara kasar dan dia akan mendapatkan hukuman lagi lebih baik mengikuti kata ayah nya itu.

"Hp nya sama bang Alvan mbak bukan sama Elisha" sahut Ning Elisha

Sementara Gus Alvan yang tadi duduk di sofa sambil memainkan ponselnya, ia menoleh ke arah suara yang menyebut namanya itu.

Imamku Gus Alvan (On Going)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang